Setelah kejadian itu.
Nindya pun kembali ke rumahnya dan hari yang tidak dia inginkan akhirnya datang juga.
Hari dimana, Nindya harus menerima nasibnya sebagai wanita yang menurutnya adalah wanita paling malang di Dunia ini.
Kini Nindya pun berdiri didepan cermin besar dengan gaun putih panjang yang menjuntai hingga menyentuh lantai.
Nindya hanya diam seperti batu. Tidak ada perasaan bahagia yang terpancar dari hatinya, karena didalam hatinya saat ini hanya bisa menyerah dan mencoba untuk menerima takdir yang Tuhan takdirkan untuknya.
Nindya akan menjalani semuanya demi kedua orang tuanya dan untuk cinta? Nindya tidak mungkin semudah itu untuk melupakan Arkana.
Sambil menghela nafas panjang, Nindya terus menatap wajahnya yang kini sedang di rias oleh penata rias.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com