"Ayaah.. i'm comiing..! Sudah siap bermain-main lagi..?!" Pekik Akbar semakin membuat Ferdy gugup mencari senjatanya. Suara langkah sepatu Akbar semakin terdengar. "Aku tau ayah sembunyi dimana..! Bersiap..! Aku datang..!" Ferdy semakin panik.
Ia sudah berpindah dari tempat satu ketempat lain. Bila senjata itu tidak ada disini, kemungkinan ia akan ketauan Akbar bersembunyi di dalam kamar mandi.
"Ini dia..!" Kata Ferdy, senjata jenis lain yang sangat canggih dari biasanya.
Ferdy sudah siap menembak. Dan ini seperti sebuah kejadian dejavu yang sedang ia alami dua hari lalu dan saat ini. Matanya menatap kepintu. Akbar mulai terdengar mendobrak pintu kamarnya. Tubuh Ferdy gemetaran, ia sangat ketakutan dengan sikap Akbar yang berubah drastis. Bahkan, anaknya tidak segan-segan untuk menyakiti sampai mati.
Satu..
Dua..
Tiga kali Akbar mendobrak pintu kamar Ferdy dan..
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com