Napas Diah sedikit memburu, kelelahan setelah melawan Akbar, kemudian berlari dan ia masih harus menuruni anak tangga lagi untuk bisa bebas dari Akbar. Dan akhirnya..
buuak. Akbar berhasil menarik bahu Diah dan memukul keras wajahnya. Diah berdiri sempoyongan, ia melihat Akbar berbayang. Menjadi dua. Ada darah yang keluar dari celah hidungnya. Akbar ia sudah tidak peduli lagi siapa Diah dulunya. Pukulan itu telah membuah Diah pusing. Jatuh terduduk sambil menyeka cairan berwarna merah yang terus menetes dari lubang hidungnya.
Akbar mendekati Diah. Ia menyuruh Diah secara paksa. Ia tidak peduli Diah dalam keadaan baik-baik atau tidak. Buat Akbar, Diah harus menurutinya. Tetapi Diah tidak mendengarkan ucapannya dan lebih memilih kabur darinya. Akbar merindukan Diah yang penurut dan selalu mendengarkan katanya. Tetapi sekarang, ia menjadi sangat membencinya. Diah membangkang dan lebih mengikuti apa kata Mike.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com