Naura terdiam masih menunggu beberapa saat di balik pintu.., dan tidak lama kemudian terdengar langkah kaki dari dalam ruangan. Tiba-tiba pintu terbuka dari dalam, dan muncul sesosok laki-laki di hadapan Naura.
"Mohon maaf..., saya ingin bertemu dengan Miss Kathleen, apakah beliau ada di dalam?" tanya Naura lirih dengan memasang senyuman manisnya. Laki-laki itu malah memandang Naura dari ujung kaki sampai ujung kepalanya sambil tersenyum smirk.
"Siapa kamu..? Apakah sudah memiliki janji dengan Miss Kathleen?" tanya laki-laki itu penuh selidik.
"Saya pegawai baru.., yang satu minggu lalu sudah mendapatkan balasan via email, yang menyatakan jika saya diterima di perusahaan ini. Hari ini dijadwalkan sebagai hari pertama saya mulai bekerja di perusahaan ini, dan disebutkan dalam email jika saya harus menemui Miss Kathleen." dengan lancar, Naura memberanikan diri menjawab pertanyaan laki-laki yang berdiri di depannya. Tidak tahu kenapa, tiba-tiba hatinya seperti memberi sinyal untuk berhati-hati dengan laki-laki itu.
"Hmmm..., boleh juga. Masuklah ke dalam, paling Miss Kathleen sudah siap untuk menemuimu." akhirnya kesempatan untuk meninggalkan laki-laki itu tiba, setelah mendengar jawaban itu, Naura langsung melewati laki-laki itu dan masuk ke dalam ruangan.
Melihat ke sekeliling tidak menemui satu orangpun, Naura memberanikan diri melewati sofa terus masuk ke dalam. Akhirnya gadis itu bernafas lega, ketika melihat seorang perempuan sedang merias diri di depan cermin kecil yang dipegang di tangannya.
"Selamat pagi.., apakah saya bisa bertemu dengan Miss Kathleen?" dengan nada sopan dan ramah, Naura bertanya pada perempuan itu.
Perempuan itu meletakkan cermin yang dia pegang di atas meja, kemudian menengadahkan wajahnya melihat ke arah Naura. Make up tebal seperti menutup muka perempuan itu, tetapi Naura tidak mempedulikannya, karena merasa bukan urusannya untuk mengurusi orang lain.
"Ya.., saya Kathleen. Kamu siapa mencari saya?" tanpa senyum, perempuan itu menjawab pertanyaan Naura.
"Duduklah dulu..!" lanjut Kathleen, kemudian menyimpan bedak dan cermin yang dia pegang tadi ke dalam make up case. Perempuan itu memandang Naura dengan lekat. Mendengar perkataan itu, Naura mengikuti anjuran perempuan itu, perlahan gadis itu mulai duduk di kursi yang ada di depan meja kerja Miss Kathleen.
"Perkenalkan Miss.., saya Naura pegawai yang dinyatakan diterima melalui email. Dan dalam email tersebut, juga dikatakan.., jika saya bisa memulai kerja di hari ini." Naura melaporkan diri pada perempuan itu. Kemudian dengan sikap sopan, Naura menyerahkan berkas yang sejak tadi berada dalam dekapannya pada Miss Kathleen. Perempuan itu menerima berkas yang diserahkan Naura, kemudian membuka dan mempelajarinya beberapa saat.
"Okay.., aku sudah mencocokkan identitasmu dengan surat yang dikirimkan oleh stafku. Kamu akan ditugaskan di bagian desain produk yang nantinya akan banyak dibutuhkan oleh marketing team. Tunggu sebentar..!" Miss Kathleen mengambil gagang telpon, dan memanggil seseorang dari unit lain untuk datang ke ruangannya. Setelah perempuan itu selesai melakukan panggilan, kemudian kembali melihat ke muka Naura.
"Jaga dirimu baik-baik..., kamu harus tahu dengan siapa kamu harus menjaga rahasia perusahaan, dan dengan siapa bisa memberikan data-data perusahaan. Kesalahan sedikit saja dari pekerjaanmu, semuanya tidak akan mudah untuk dianulir." sambil menunggu orang yang dipanggil Miss Kathleen datang, perempuan itu menyampaikan beberapa pesan terkait bagaimana menempatkan diri bekerja di perusahaan ini.
"Siap Miss Kathleen.., junior ini siap untuk menerima masukan. Mohon juga untuk selalu diingatkan, jika nanti tanpa sengaja membuat suatu kesalahan." tanpa berbasa-basi, Naura menyanggupi untuk melaksanakan pesan yang disampaikan perempuan itu.
***********
Naura memasuki sebuah ruangan kerja yang penuh dengan perangkat komputer, dan orang-orang yang memasang head phone di telinganya. Bekerja pada unit desain produk, memang membutuhkan ketenangan untuk menyalurkan ide-ide desainnya. Sehingga orang-orang itu memilih untuk memasang head phone menghiasi telinga mereka.
"Naura..., tempat kerjamu ada di pojok sana ya. Untuk perkenalan dengan rekan-rekan kerjamu yang lain, nanti bisa dilakukan pada saat mereka istirahat. Kerjakan tugas pertamamu.., maksimal dalam waktu tiga hari, draft awal harus sudah kamu selesaikan. Pimpinan kita bukan orang yang mudah untuk kita ajak bernegosiasi." Ridwan menjelaskan tentang posisi tempat duduknya.
"Baik kak Ridwan.., terima kasih atas bantuannya. Jika diijinkan Naura akan langsung menuju tempat duduk saya." dengan sopan, Naura meminta ijin untuk duduk di kursinya, dan ketika melihat Ridwan sudah memberi isyarat mengijinkan, gadis itu segera berjalan ke kubiknya. Tidak mau mengganggu rekan-rekan kerjanya yang lain, Naura sengaja langsung lurus berjalan tanpa melihat ke kiri dan ke kanan.
Naura tersenyum melihat kubik yang sudah dipersiapkan untuk meja kerjanya. Sebuah ruangan yang mungil, tetapi dia merasa hangat. Sebuah perangkat komputer dengan spesifikasi tinggi, satu unit printer, scan, copy, serta perangkat air phone tersedia di atas meja. Perlahan Naura menarik kursi, dan mulai menduduki kursi tersebut. Lemari kecil yang ada dibawah meja sepertinya ditujukan untuk menyimpan barang-barang pribadi pegawai. Dengan cepat, Naura memasukkan tas ke dalamnya, tidak lupa mengambil tumbler dan lunch box kemudian meletakkannya di atas meja.
Melihat perangkat komputer dengan spesifikasi canggih itu, membuat Naura tidak sabar untuk menyalakannya. Gadis itu segera menyalakan komputer, sembari membuka-buka tugas pertama yang diberikan boss Ridwan untuknya. Matanya menyala, tugas yang diberikan padanya sesuai dengan hobbynya sehari-hari. Bagaimana dia harus menyusun sebuah konsep desain, dan makna dari desain yang dia buat. Tidak lama kemudian, gadis itu sudah tenggelam dalam coretan-coretan menggunakan Adobe Ilustrator dan aplikasi untuk membuat desain lainnya. Beberapa saat Naura menghabiskan waktu untuk fokus pada tugas pertamanya itu, dan tanpa dia sadari di belakangnya sudah berdiri dua anak muda yang dengan serius memperhatikan caranya bekerja.
"Ehmm.., ternyata ada anak baru disini Nis.. Sepertinya boleh juga keahlian IT nya." salah satu dari anak muda itu berbicara dengan teman yang berdiri di sampingnya.
Naura terkejut mendengar suara itu, gadis itu menoleh dan mukanya bersemburat pink merasa malu dilihati cara kerjanya oleh rekan satu timnya.
"Maaf..., aku tidak berani memperkenalkan diriku sebelumnya. Tadi Boss Ridwan memintaku pada saat istirahat, aku baru boleh berkenalan dengan kalian." tidak mau dicap sebagai seorang pegawai yang sombong, Naura langsung berdiri dan meminta maaf pada dua orang rekan kerjanya itu.
"Ah lupakanlah.., tidak usah berlaku formal disini. Siapa namamu..., dia Aniss.., aku Ronny.." laki-laki muda itu mengulurkan tangan mengajak Naura berkenalan. Tidak menunggu, Naura langsung menerima uluran tangan tersebut, dan menyebutkan namanya.
"Aku Naura.., terima kasih Ronny.., Aniss atas keramah tamahan kalian untuk menerimaku." ucap Naura dengan muka ceria. Ternyata kekhawatirannya untuk dikucilkan karena sebagai anak baru, tidak sesuai dengan yang sudah dibayangkannya tadi malam.
"Hey guys..., lepas head phone kalian. Ada anak baru nih..." tanpa diduga, Ronny berteriak memanggil rekan dalam IT Design tersebut. Tiga orang lainnya langsung melepaskan head phone, dan melihat pada mereka.
************