webnovel

Pria Dingin yang Mendominasi

Redakteur: Wave Literature

Pria itu langsung mendorong Gu Youli masuk ke dalam ruang ganti tanpa menunggu reaksi dari Gu Youli sedikit pun.

Gu Youli pun terkejut melihat perlakuan pria itu kepadanya. Kemudian dengan ragu ia pun berganti pakaian. Namun sebelum berganti pakaian ia melihat harga gaun itu terlebih dahulu. Saat melihat harganya ia langsung tercengang. Ia merasa sedikit menyesal karena telah melihat harganya.

Ya Tuhan, kenapa sangat mahal? Ternyata harganya 699 Yuan. Batin Gu Youli. Ekspresi wajah kecil Gu Youli tampak sangat terkejut dan bingung.

Tidak lama kemudian Gu Youli pun sedikit mendorong pintu ruang ganti. Ketika ia mendorong pintunya, seketika ia bisa melihat wajah pria tampan itu yang sedang duduk di sofa. 

Pria itu dengan diam duduk di sana, auranya yang acuh tak acuh dan pesonanya yang anggun terpancar dengan sangat kuat. Sekali lagi, ia seolah merasakan tatapan Gu Youli, kemudian pria itu pun berbalik untuk melihat ke arah ruang ganti.

Gu Youli sangat terkejut seperti tersengat listrik, ia pun dengan cepat menutup kembali pintunya.

Mengejutkan sekali!! Gu Youli berpikir demikian dengan wajah memerah dan jantung yang berdebar. Ia segera mengganti pakaiannya.

Gaun panjang ini sangat pas untuknya, seolah-olah pria itu telah memilihkan gaun yang ukurannya sangat cocok untuknya.

Ketika Gu Youli keluar, para penjaga toko tampak sangat terkejut. Saat pria itu mengangkat matanya dan menatapnya dengan samar, matanya yang dalam dan dingin terdiam selama beberapa detik.

Gu Youli menatap bayangan dirinya sendiri di cermin. Ia terlihat sangat cantik. Kulitnya yang putih terlihat sangat pas dengan gaun putih yang ia kenakan saat ini. Gaun ini sangat sempurna dipakai Gu Youli, baik dari modelnya, warnanya dan detailnya. Semuanya sangat cocok untuknya.

Gaun ini membuat penampilan Gu Youli terlihat sederhana dan murah hati, ia terlihat seperti seorang gadis yang polos dan menawan.

"Bayar!" Bulu mata tebal pria itu terkulai. Ia mengeluarkan beberapa ratus Yuan, lalu meletakkannya di depan meja kopi.

Gu Youli terkejut dan dengan cepat menoleh untuk melihat pria itu, "Si… siapa bilang aku mau? Aku tidak mau!"

Seketika suasana pun menjadi dingin, seolah tekanan udara mulai turun dan membuat suhu menjadi dingin. Perlahan pria itu menatap Gu Youli dan bertanya, "Tidak mau? Kamu berencana pulang seperti ini?"

Pria itu menatap Gu Youli dengan wajah suram, kemudian wajahnya perlahan berubah lembut, "Aku yang merobek bajumu, baju ini sebagai gantinya!"

Pria ini yang merobeknya? Dia ingin menggantinya? Sepertinya rokku sobek bukan urusan pria ini! Batin Gu Youli.

Sebelum Gu Youli tersadar dari keterkejutannya, pria itu telah keluar dari toko pakaian dan pergi begitu saja.

"Ini?..." Gu Youli terlihat sedikit kebingungan. Ia melihat gaun yang dipakainya saat ini. Ia tidak tahu bagaimana harus bereaksi untuk sementara waktu.

Gu Youli tidak berlama-lama berada di Jingcheng, sehingga ia pun segera memanggil taksi untuk kembali ke kota kecil hari itu juga.

Ketika Gu Youli hendak pulang, jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Gu Liangwei melihat Gu Youli yang saat itu mengenakan gaun baru, seketika matanya pun tampak berbinar, "Wow, Gu Youli anakku kamu baru saja pergi ke Jingcheng, tapi setelah pulang langsung mengenakan pakaian yang berbeda. Gaun ini sangat cantik, kamu pintar memilihnya!"

"Ayah berlebihan!"

"Tidak, menurut Ayah memang sangat cantik. Kata apa yang bisa mewakili? Seperti bunga yang menawan atau apa itu. Lalu, semua kota di negara ini bisa hancur karena kecantikanmu."

Maksud ucapan Gu Liangwei adalah gadis cantik yang kecantikannya melebihi bunga apapun yang ada di negara ini.

Gu Youli tidak punya pilihan selain membalasnya dengan tersenyum, "Ayah, ini hanya gaun. Aku pikir tidak berlebihan seperti yang Ayah katakan. Sejujurnya, aku tidak terlalu suka gaun ini."

Mata Gu Liangwei memancarkan tatapan yang aneh, "Kalau kamu tidak menyukainya, kenapa membelinya? Orang lain yang memberikannya padamu? Pacar?"

Gu Youli dengan cepat langsung membantah, "Bukan!"

Namun, Gu Liangwei berpikir bahwa Gu Youli malu untuk mengakuinya, "Ayah bukan orang tua yang kuno. Ayah tahu bahwa anak muda zaman sekarang dewasa sebelum waktunya."

"Jika kamu benar-benar punya pacar dan tidak mengganggu sekolahmu, Ayah tidak akan keberatan untuk itu. Kamu bisa mengajak Ayahmu ini untuk menemuinya suatu hari nanti…"

Gu Liangwei berkata lebih bersemangat, dan semua kerutan halus di sudut matanya kini tampak rileks. Gu Youli terus berkeringat, ia tidak mau lagi mendengar tebakan ayahnya tentang dirinya.