webnovel

Mempermalukan Diri Sendiri

Editor: Wave Literature

Alhasil, Gu Youli mengelus perut kecilnya sambil mengerutkan kening pada Gu Liangwei. Kemudian ia pun mengerucutkan bibirnya dan berkata, "Ayah, aku sangat lapar. Aku belum makan malam. Apakah ada makanan di rumah?"

Keterampilan akting Gu Youli itu terkesan sangat menggelikan sehingga orang lain yang melihatnya pasti tahu bahwa ia sedang bermanja-manja.

Gu Liangwei tidak bisa menahan tawa saat melihat tingkah laku Gu Youli yang seperti itu.

Setelah itu Gu Liangwei tidak lagi melanjutkan topik pembicaraan yang tadi. Ia tersenyum dan menyentuh kepala putrinya sembari berkata, "Baiklah baiklah. Tidak masalah jika kamu tidak mau mengakuinya. Ayah akan menghangatkan makanan untukmu."

Gu Youli tersenyum dan melihat Gu Liangwei memasuki dapur. Kemudian Gu Youli pun berbalik dan melihat ke arah luar jendela. Malam ini tampak terang karena ribuan cahaya lampu dari rumah warga.

Pacar? Hal yang paling tidak Gu Youli butuhkan adalah mainan itu. Meskipun Gu Youli sangat penasaran dengan pemuda tadi, tapi ia hanya penasaran dengan status pemuda itu di masa lalu. Kenapa ketika ia mati malah bertemu dengannya?

Apa mungkin pemuda itu kebetulan berada di jalan hidupku, atau mungkin pemuda itu mengenal Yang Mengshan? Atau mungkin juga pemuda itu adalah pria yang sudah memperkosaku waktu itu? Terlalu banyak kemungkinan sehingga muncul berbagai pertanyaan dalam benak Gu Youli.

Namun, terlepas dari kemungkinan tersebut, Gu Youli tidak mungkin menyukai pria itu dan menjadikannya sebagai pacarnya.

Untuk menjalani hidup kembali, Gu Youli hanya ingin melecehkan wanita murahan dan membunuh pria bajingan itu. Ia ingin membuat mereka membayar apa yang sudah mereka lakukan di masa lalu dengan tangannya sendiri. 

Ia akan menggapai impiannya dengan bakat yang ia miliki. Ia ingin menjadi kepala Desainer internasional seperti Desainer Picasso di bidang desain perhiasan.

Di malam hari, Gu Youli mengalami mimpi buruk lagi. Seketika ia pun langsung duduk di atas tempat tidurnya sambil sedikit berteriak karena terkejut. Saat ini, ada tetesan keringat yang mengucur di dahinya. Detak jantungnya begitu cepat sampai rasanya akan melompat keluar.

Mimpi malam ini tidak sama dengan malam sebelumnya, Gu Youli masih memimpikan pemandangan sebelum kematian, tetapi pada akhirnya ia tidak terkena paku, namun ia ditangkap oleh seorang pria. Pria ini adalah pria yang ia temui di kedai kopi hari itu.

Tiba-tiba pria itu muncul dalam mimpi Gu Youli. Bagi Gu Youli, ini lebih mengerikan daripada mimpi buruk.

Setelah duduk cukup lama, akhirnya Gu Youli mencoba untuk menenangkan dirinya. Ia berpikir mungkin karena dirinya baru saja bertemu pria itu hari ini. Sehingga terbawa dalam mimpi.

Namun bagaimanapun juga pria itu telah menyelamatkan Gu Youli. Dan akan lebih baik jika Gu Youli berterima kasih atas kebaikan pria itu kepadanya. Lagi pula, dirinya juga tidak akan bertemu dengan pria itu lagi.

Setelah berpikir demikian, perlahan semuanya kembali menjadi indah. Dalam beberapa hari berikutnya, Gu Youli masih mengalami mimpi buruk. Lagi-lagi pria itu masih muncul dalam mimpinya dan sedang menyelamatkannya, tetapi Gu Youli tidak pernah terbangun lagi secara tiba-tiba.

Seiring berjalannya waktu, mimpi buruk itu perlahan berangsur-angsur menghilang. Pada akhir bulan Juli, akhirnya Yang Mengshan kembali pulang.

Saat itu Yang Mengshan sedang mengenakan terusan berwarna kuning tanpa lengan dengan tali yang bertengger di kedua bahunya. Ia juga mengenakan hiasan tali di pinggangnya, serta bentuk rok yang mengembang. Auranya terlihat begitu mempesona.

Meskipun mengetahui kedatangan Yang Mengshan, namun Gu Youli hanya meliriknya saja. Kemudian ia melanjutkan untuk menonton TV.

Ketika Gu Liangwei tidak ada di rumah, Yang Mengshan terlalu malas untuk berpura-pura. Dengan sikapnya yang dingin ia mengaitkan sudut bibirnya kepada Gu Youli, lalu menarik kopernya ke kamar tidurnya.

Sebenarnya Gu Youli tahu mengapa Yang Mengshan memilih untuk kembali ke rumah hari ini. Karena keesokan harinya Universitas Jingcheng akan mengumumkan penerimaan mahasiswa baru melalui Internet.

Yang Mengshan pulang untuk melihat lelucon! Entah siapa yang besok akan merasa paling malu. Batin Gu Youli. 

Keesokan harinya, Gu Liangwei memanggil kedua putrinya itu untuk melihat daftar penerimaan mahasiswa. Sama seperti hari ketika mereka melihat nilai ujian masuk perguruan tinggi waktu itu, mereka melihat hasil pengumuman secara bersama-sama.

Namun sejak pukul delapan hingga sepuluh pagi, pengumuman penerimaan mahasiswa masih belum keluar.

Gu Liangwei masih tetap bersikap santai dan tidak terburu-buru. Bagaimanapun juga, ia berpikir bahwa selama nilai cukup, sudah pasti bisa diterima di universitas.

Nyatanya, tidak ada hal yang di luar dugaan dan memang seperti ini. Tetapi Yang Mengshan berkata kepada Gu Liangwei, "Ayah, meskipun nilai adalah hal yang paling penting, tidak ada beberapa jurusan yang sama sekali tidak berpatokan pada nilai. Tetapi penerimaan mahasiswa baru juga harus melihat aspek lain, jadi masalah ini juga sangat sulit untuk dikatakan!"