webnovel

Jenius Yang Nakal

Alisya, gadis yang terbiasa dilatih menjadi seorang prajurit sejak kecil oleh ayah dan kakeknya. Berkat kemampuannya tersebut, dia berhasil lolos dari sebuah organisasi hitam yang sangat berbahaya. Suatu ketika saat ia memasuki sekolah SMA dia bertemu dengan Adith yang merupakan orang no 1 di sekolahnya dengan ketampanan yang sangat mempesona dan Kejeniusannya yang luar biasa. Entah bagaimana dengan sifat nakalnya, ia terus berusaha menarik perhatian Alisya namun aura membunuh sang gadis sempat menggetarkan Adith. Apakah Alisya membenci Adith? Tapi...mengapa Alisya masih terus berusaha melindungi Adith meski dalam keadaan setengah sadar? Apakah yang terjadi pada mereka sebenarnya? Siapa Alisya dan apakah alasan dibalik Alisya yang begitu ingin melindungi Adith dengan mempertaruhkan nyawanya?

Hasrahnian_Hasnan · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
810 Chs

Itu Bunyi Apa Yah?

"Benar paman, aku yakin sekali Alisya menyebut dirinya sebagai Zero Alpha dari Black Falcon sewaktu berbicara dengan ayah Miya yang seorang wakil menteri pertahanan Indonesia" tegas Adith meyakinkan pak Dimas.

"Kita ngapain kerumah Adith sih???" Alisya kesal karena Karin mengajaknya jalan tanpa arah. Di akhir pekan yang ingin dimanfaatkan untuk Alisya tidur seharian didalam kamarnya karena kelelahan oleh Porseni kemarin membuatnya sangat malas untuk bergerak.

"Aku juga nggak tau Sya,,, Adith bilang ada hal penting yang harus dilakukan dan kita semua disuruh kumpul dirumah Adith" terang Karin yang mulai bosan dengan semua pertanyaan Alisya.

"Semuanya juga ikutan kumpul? maksud aku teman-teman yang lain.." tanya Alisya lagi.

"Udah,,, masuk aja dulu biar kamu liat sendiri.. cerewet ama sih! sejak kapan kamu menjadi banyak berbicara seperti ini? aku senang kamu bisa berbicara dengan santai tapi lama-kelamaan aku jadi kesal dengar kamu bertanya terus." Karin Judes.

Begitu masuk beberapa teman-temannya sudah bersiap di dalam rumah dengan hamparan berbagai macam makanan diatas meja yang menggugah selera. Meja hampir penuh tak menyisakan tempat lagi untuk piring lain.

"Wow,, mana yang lain? kok cuma kamu sama Emi saja!" tanya Alisya kepada adora yang sedang menata makanan diatas meja dibantu oleh seorang bibi yang biasa membantu pekerjaan rumah tangga dirumah Adith.

"Yang lain lagi menata taman buat kita main disana, akan lebih seru kalau kita makan-makan ditempat terbuka!" jelas Emi sambil membawa nampan lain. kedus tangannya penuh dengan tumpukkan kue-kue tradisional.

"Oh gitu... Kar kita ke,,, loh kok Kar?? Karin?" Alisya menoleh ke kiri dan kanan tapi tak menemukan Karin. Karin sudah menghilang tepat ketika mereka masuk kedalam rumah.

"Tadi aku liat dia ke ruang tengah!" tunjuk Adora menggunakan matanya.

"Oh,,, orang tua Adith kemana? Adithnya juga dimana?" tanya Alisya karena tak melihat sosok Adith maupun ibunya.

"Orang tua Adith tadi masih keluar sebentar, kalau Adith sih lagi diatas aman Beni beres-beres" Ucap Adora masih terus sibuk.

"Ya sudah,,, kalau begitu Aku cari Karin dulu yah, terus kesini lagi buat bantu-bantu" ucap Alisya cepat mencari Karin.

"Disini sudah selesai kok, tinggal angkatnya aja buat dibawa ketaman!" jelas Emi.

"Oh iya, panggil ama Feby sekalian buat bantu-bantu ngangkatnya!" Pinta Adora sopan.

"Siipp" senyum Alisya sambil berlalu pergi.

Alisya berkeliling diruang tengah rumah Adith tapi tidak menemukan siapapun, ia kemudian menuju ke taman dan memantau dari jauh. Disana terlihat Gani dan Gina yang sibuk memindahkan tempat untuk lingkaran memanggang daging.

Alisya mendekat sembari membantu Feby yang kesusahan menarik meja yang cukup besar dan menyusunnya bersama dengan satu meja panjang yang lain yang lebih besar diangkat oleh Rinto dan Yogi dengan memperlihatkan otot dan urat dileher mereka.

"lihat Karin tidak? tadi aku pikir dia kesini, soalnya dia nggak ada diruang tengah" tanya Alisya setelah berhasil menyusun dan merapikan posisi meja.

"Dia ke depan untuk mengambil sesuatu" jawab Feby dengan nafas berat. Dia cukup kewalahan mengangkat meja dan sedikit mengeluarkan keringat karena langit menampilkan matahari yang sedikit panas.

"ummm..." angguk Alisya paham. dia tetap berada disekitar sana untuk membantu namun Karin tak kunjung datang hingga terdengar suara gaduh dari dalam rumah.

"Itu bunyi apa yah???" Feby memasang wajah panik begitupula yang lainnya.

Alisya hanya berpikir bahwa mungkin saja mereka tidak sengaja menjatuhkan barang. Berdasarkan bunyinya itu bukanlah sesuatu yang cukup berbahaya karena bunyinya seperti sebuah mangkok berisi yang jatuh kelantai sehingga ia tidak bereaksi berlebihan.

"Aku liat ke dalam dulu yah?" Feby melangkah masuk ke dalam rumah secepat kilat dan sedikit tergesa-gesa.

"Kalau begitu aku ke depan dulu melihat Karin" Alisya tidak bertanya lebih lanjut tehadap kesibukan yang dilakukan teman-temanya karena tampak jelas bahwa ini hanya acara makan-makan biasa. Ia hanya bingung untuk apa acara makan-makan itu diadakan. Melihat kursi yang diletakkan disekitarnya Alisya melihat itu bisa mencapai 20 orang.

"Oke,,, sekalian nanti bawain kita es buah yah? panas nih.." Ucap Yogi yang mengipas-ngipas pipinya.

"Siip" sambil melambai Alisya pergi menuju kedepan tapi tidak menemukan Karin disana. Alisya akhirnya kembali kedalam rumah dimana tempat Emi dan Audora sibuk menyediakan makanan di atas meja.

"Anak itu kemana sih???" Alisya masuk sambil menekan alat ditelinganya untuk menelpon Karin. Begitu masuk Alisya melihat semangkuk penuh Es buah jatuh ke lantai dan tak dibersihkan. Disana juga tidak ada siapun membuat Alisya bingung kenapa mereka meninggalkan barang yang seharusnya di bersihkan terlebih dahulu.

Alisya akhirnya berinisiatif membersihkan tumpahan es buah tersebut dan memisahkan beling kaca mangkok yang berhamburan pecah.

"Masih nggak di angkat, anak ini kemana sih?" Alisya mulai kesal. Ia akhirnya berkeliling rumah untuk mencari Karin dan yang lainnya sambil terus menelpon Karin. Lalu tanpa disengaja ia melihat Handphone Karin tergeletak di lantai ruang tengah rumah Adith.

"Kenapa handphonenya ada disini? Kar... Karin???" Alisya mencoba memanggil beberapa kali. Alisya tidak berani harus berkeliling lebih jauh kedalam rumah Aidth dimana Alisya belum bertemu Adith sejak tadi sehingga dia memilih kembali ketaman.

"Kemana lagi mereka?" Alisya tidak menemukan Yogi ditempat mereka semula dan hanya menemukan bara api ditungku yang sudah menyala dan meja yang terbalik. Bahkan sikembar yang sering berdebat itupun tak terlihat disana.

Alisya mulai memasang wajah serius dan khawatir kalau ada sesuatu yang tidak beres sedang terjadi. Dia akhirnya menekan panggilan kenomor Adith namun nomornya tidak dapat dihubungi.

Kebingungan, Alisya akhirnya kembali kedalam dan masih terlihat kosong tak satupun dari mereka yang terlihat.

"Audora, Emi, Feby, Rinto, Yogi, serius deh ini nggak lucu tau!!!" Alisya mulai mengeluarkan suara kesal.

"Beni, Gani, Gina??? pada kemana sih???" Alisya mulai tak sabar.

"Aditthhh,,, Kariiinnnn!!!" kali ini terdapat amarah dalam suara Alisya.

"Kalian apa-apan sih??? kalau kalian begini terus aku nggak ikut permainan kalian dan memilih pulang!!!" Ancam Alisya namun tak ada reaksi sama sekali.

"Karin kau tau kan aku paling nggak suka dengan permainan seperti ini?" ancamnya lagi.

Karena mulai jengkel ia akhirnya hendak berjalan keluar sebelum tanpa sengaja ia melihat beberapa jejak sepatu laras tampak di depan pintu masuk. Alisya ingat betul kalau diantara teman-temanya tak ada satupun dari mereka yang menggunakan sepatu dengan model Alas seperti sepatu laras.

Alisya akhirnya melangkah mundur perlahan-lahan dan berpura-pura seolah-olah ia sudah pergi meninggalkan rumah dan menutup pintu dengan sedikit bantingan keras sebagai tanda bahwa ia pergi dengan kesal.