"Rose, Sabrina ingin di temani oleh mu ke kantin. Atau kau bisa mengajaknya pergi ke café," ujar Rival memberikan titah.
Aku dan Una segera berdiri bersamaan dan melangkah menuju ke depan Rival. "Apa kabar, Pak?" sapa Una pada Rival.
"Baik, Una. Ah, aku lupa membawakan mu oleh-oleh dari LN."
"Huh, selalu." Una cemberut.
"Bukankah Sabrina bersama bu Siska?"
"Jika mereka bersama terus kapan kau akan menjadi lebih dekat dengan adik ipar mu?"
Aku tertegun akan jawaban yang Rival berikan. Hal itu sontak saja membuat Una terbatuk-batuk meledekku tentunya, tapi ada apa dengan Rival? Menyebalkan sekali.
"Dimana Sabrina?" tanyaku padanya.
"Dia masih ke toilet, sebentar lagi dia…"
"JOD!"
Aku dan Una terkesiap dan saling bertatap muka ketika mendengar suara seorang wanita memanggil nama Jodi cukup lantangtepat di depan ruang kelas. Dan Rival seketika menoleh ke belakang, Sabrina telah berdiri di belakang nya dan berhadapan dengan Jodi.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com