webnovel

Menawari Tumpangan

"Hai," sapa si lelaki itu, "mau pada ke mana?" Lelaki itu tersenyum. Sangat ramah.

Intan gugup. "Aku sama Karin mau …." Telunjuk Intan menunjuk ke arah tujuannya.

Karin sangat senang melihat Arsya hari ini.

"Aku sama Mama mau ke grosir, Om." Karin yang menjawab. Dia sangat antusias sekali.

Intan pun tersenyum karenanya. Mungkin karena kurang kasih sayang dari sosok ayah, Karin jadi gampang dekat dengan lelaki yang usianya hampir sama dengan sang ibu.

"Grosir?" Arsya sedikit bingung. Tapi setelah beberapa detik, dia pun akhirnya paham. "Oh, grosir depan ya? Mau om antar?" Arsya menawari. Dia tulus. Tidak ada udang di balik batu.

Tiada niatan tertentu, sama sekali.

Intan menggoyang-goyangkan tangannya, tanda penolakkan.

"Enggak usah. Takut ngerepotin, terima kasih."

Arsya tahu kalau Intan pasti menolak. Tapi, Arsya bisa melihat kemauan Karin. Sepertinya Karin ingin naik ke mobil Arsya.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com