Mina memeluk Arsya yang duduk di kursi roda.
"Just kidding, Kak. Aku rindu kak Arsya. Walaupun kak Arsya abang yang penakut. Yang enggak asik kalau diajak nonton film horror." Mina meledek.
Bayu dan Erik pun tertawa jadinya. Mereka juga sudah tahu kalau Arsya memanglah penakut.
"Eh, Mina. Udah pulang ngajinya, Sayang? Ayo ke air dulu! Mandi sana." Nia datang bersama dengan pembantu rumah—Bi Ani.
"Iya, Ma. Mina udah pulang. Makanya Mina ada di rumah. Kalau Mina belum pulang pasti Mina gak ada di rumah sekarang." Mina tersenyum. Dia paling senang menggoda sang ibu.
Semuanya pun tertawa mendengarnya. Dan dengan pedenya Mina pergi ke kamarnya sesudah dia mengecup pipi sang kakak—Arsya.
Nia geleng-geleng kepala. "Mina itu kebiasaan dijahili sama Arsya. Makanya kalau ngomong dia mirip-mirip sama Arsya."
Arsya terkejut. Dia disebut sebagai penyebab tingkahnya Mina.
"Eh, kok Mama nyalahin Arsya." Arsya mempertanyakan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com