webnovel

Intan Ditelepon oleh Irwan

"Gue lelah, Sya. Gue pengen tidur." Irwan terdengar lirih.

"Hemmm." Arsya hanya bisa menghela napas panjang menanggapinya.

"Oh ya, Sya." Irwan mengacungkan jarinya ke atas. "Gue berasa ke-ilhami atas ucapan lo barusan. Gue bakal nginep di sini ya. Tadinya sih gue gak berencana nginep. Cuman lo kasih gue ide."

"Hem, lo kayak anak kecil aja. Terserah lo mau nginep kek, mau tinggak kek. Gak peduli. Yang penting harus tahu diri kalau nginep."

"Iya, iya. Gue bakal bayar uang sewa."

"Bukan itu, Bro. Gue izinin lo nginep atas beberapa sarat. Yaitu … jangan mendengkur, karena itu buat gue gak nyaman. Berisik. Terus gak boleh jorok dan pokoknya jangan ganggu yang punya rumah ya." Arsya tersenyum-senyum sendiri.

Melihat tingkah Irwan seperti ini, Arsya merasa punya adik seumuran.

"Hem. Tenang aja. Emang kapan gue mendengkur?"

"Ya, takutnya. Kalau cape kan biasanya yang gak suka mendengkur juga bisa mendadak mendengkur."

"Gak bakal."

"Gue pegang ucapan lo."

***

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com