webnovel

Cerita Mengenai Cinta Segitiga

"Subhanallah. Segitunya lo, Sya ke gue. Iya iya. Gue gak bakal lagi ganggu privasi lo." Irwan pun menjaga jarak dengan Arsya. "Tapi gue bisa tebak kalau itu pasti si Hera, kan?" Irwan sok tahu.

Arsya pun nyolot. Dia membantahnya karena memang Arsya sama sekali tidak chat-an dengan Hera. Atau mungkin belum. Eh apa? Itu pikiran Arsya. Dia merasa tidak ada yang tidak mungkin perihal saling kirim pesan.

"Kenapa lo mengira gue chat-an sama si Hera? Si Hera tuh suka ke lo, Wan. Mana mungkin dia chat-an sama gue. Terus juga nih ya, lo mending cepet tidur sana. Dan ingat, jangan ngorok lo. Berisik tahu."

Irwan pun membenahi posisi tengkurapnya.

"Lo ngelindur, Sya? Ini sebentar lagi juga maghrib. Belum juga malam. Lagian, gue itu gak biasa ngorok tahu. Lo fitnah." Irwan pun sibuk meng-scroll layar handphone-nya.

Arsya tertawa. Irwan benar-benar tidak sadar diri kalau dia itu suka mendengkur.

"Heh, Wan. Lo gak tahu lo ngorok karena lo tidur. Apa perlu gue rekam, hah?"

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com