Dari tempatnya berdiri, Pandu bisa melihat dua pasien yang tiba tiba menghampiri dua perempuan itu untuk memberi bunga yang mereka petik di taman itu juga. Diva dengan kasih sayangnya langsung mengusap puncak kepala pasien itu seraya menunjukan senyum termanisnya. Pandu terpana beberapa saat. Hingga mendadak ia tersadar dan memalingkan wajah. Bagaimanapun Diva belum halal baginya.
Drrt...drrt... Pandu segera merogoh saku. Lalu mengangkat telfon dari... Ibunya sendiri. Terdengar salam dari seberang sana dan iapun menjawab.
"...."
"saya lagi di..." Ucap Pandu namun langsung dipotong Bu Maira. Iapun mengalah dan mendengarkan penuturan ibunya dari telfon.
"..."
"Apa...? udah sampai... ?." Pandu terbelalak kaget. Ia bahkan belum sampai rumah. Dan keluarga sudah mendahuluinya tanpa bicara dulu padanya.
"..."
"Baik Bu, saya akan langsung ke sana."
"..."
"Waalaikumsalam."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com