Cuaca di daerah pinggiran Jakarta terasa lebih dingin dibandingkan cuaca di Surabaya, yang selalu panas. Angin sepoi-sepoi berhembus masuk melalui jendela yang terbuka, membuat suhu dalam kamar itu terasa nyaman.
"Kak Lilia, apa kamu lapar?" Tanya Merry, yang tengah menikmati empuknya sofa di kamar itu. Dia mengelus perutnya yang keroncongan sambil menatap Lilia penuh permohonan.
Lilia melirik jam di dinding dan menyadari kalau ini sudah melewati jam makan siang.
Jadi, Lilia dan Merry hanya menaruh barang-barang bawaan mereka di kamar tanpa membongkarnya. Setelah itu, keduanya langsung turun melalui lift dan menuju restoran di lantai dasar hotel tersebut. Masih ada banyak tamu yang sedang makan siang, namun untungnya mereka tidak kesulitan menemukan tempat duduk.
Pelayanan restoran itu pun juga bagus. Tidak sampai lima menit menunggu, sudah ada seorang pelayan yang menghampiri mereka.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com