Setelah selesai menyantap bubur ayam di pagi hari, pasangan itu pun melanjutkan perjalanannya menuju sekolah yang hanya berjarak beberapa meter lagi.
"Kamu beneran udah kenyang?" tanya Aksa.
"Belom, lah. Kamu beliin susu sama roti, kayak biasanya"
"Oke, Bos"
Aksa hanya bisa patuh. Ia enggan untuk membantah apalagi membuat hati gadisnya semakin koyak. Aksa hanya bisa melirik Irona yang masih sama dengan posisi tadi, bersandar pada pintu mobil.
"Udah sampe, Sayang"
Irona segera membuka pintu dan keluar dari mobil Aksa. Ia berjalan lebih dulu dan meninggalkan Aksa di parkiran.
"Perasaan dia cuman mimpi. Kok ngambeknya sampe kayak gini, ya?" gumam Aksa menggaruk tengkuknya.
"Lo kenapa, Bro?"
Aksa menoleh saat Ilham menepuk pundaknya. Ia datang bersama rombongan Egi dan yang lainnya.
"Irona aneh banget. Masa cuman gara-gara mimpi, dia marah sama gue"
"Mimpi buruk kali, Sa" sahut Yoga.
"Gak. Dia mimpi indah"
"Kok mimpi indah bisa marah?" tanya Farhan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com