Ibukota Altea, Kediaman Tamu Negara
Di suatu tempat di distrik bangsawan ibukota, terdapat sebuah bangunan yang ditujukan untuk tamu kehormatan dari luar negeri. Saat ini, salah satu ruangan di rumah itu sedang ditempati oleh tiga orang.
Yang pertama adalah seorang bocah laki-laki yang sedang terbaring di tempat tidur dengan masker menutupi bagian bawah wajahnya. Kantung es yang ada di dahinya dan betapa seringnya dia batuk membuatnya jelas bahwa dia sedang menderita penyakit sejenis flu atau demam.
Orang kedua adalah seorang wanita muda yang berdiri di samping tempat tidur bocah itu, dan terlihat benar-benar khawatir. Kacamatanya yang tebal menyiratkan bahwa dia rabun, dan kacamata itu membuatnya terlihat seperti orang yang pengecut.
Orang ketiga memiliki tinggi yang abnormal, sampai-sampai orang akan bertanya-tanya apakah dia benar-benar seorang manusia.
Langit-langit ruangan itu tinggi—mungkin lebih dari empat metel—tapi kepala makhluk itu hampir menyentuhnya. Tentu saja, itu adalah pemandangan yang aneh, tapi dua orang lainnya tampak tidak terganggu oleh hal itu.
Orang pertama adalah Canglong, pangeran ketiga dari Kekaisaran Huang He. Orang kedua adalah Lan Meihai, Duta Besar Huang He. Dan orang ketiga adalah Master Jiangshi Xunyu, salah satu Superior Huang He.
Canglong terus-menerus terbatuk. "Aku minta maaf, Master Xunyu," pada akhirnya dia mampu mengatakan hal itu. "Aku ingin menonton pertarungan itu dan menyemangatimu, tapi aku jelas sedang tidak berada dalam kondisi untuk melakukannya…"
"Tidak masalAh. Kau hanya perlu istirahat dan kembali sehAt," kata Xunyu menanggapi hal itu. "Tapi njir, melihatmu terbaring di tempat tidur itu terAlaLu…" Jiangshi itu menghela nafas sangat panjang sampai talisman yang menutupi wajahnya tidak bisa menyembunyikan hal itu.
"Ya. Aku juga cukup penasaran dengan hal ini…" gumam pangeran itu. "Tapi setidaknya, aku bersyukur karena kau tidak terkena penyakit ini juga."
Sesaat setelah perjalanan panjang dari Huang He menuju ibukota Kerajaan, Canglong terjangkit sebuah wabah penyakit.
"Wabah" adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan penyakit yang tersebar diantara orang yang lemah dan juga kuat. Master menganggap hal ini sebagai event Infinite Dendrogram yang aneh dan tidak dapat ditebak. Ada banyak jenis wabah yang mencakup wilayah yang luas, menciptakan penderitaan bagi para Master dan juga tian. Meskipun beberapa akan sembuh seiring berjalannya waktu, beberapa lagi memerlukan metode penyembuhan khusus seperti vaksin atau sihir penyembuhan yang hanya dimiliki oleh job Superior.
Wabah benar-benar mengabaikan semua stats dan kekebalan. Bahkan seorang Master berlevel tinggi dapat terbaring ditempat tidur atau hanya perlu log out sampai wabah itu sembuh. Hal ini dianggap sebagai bencana alam yang berada di luar nalar manusia.
Tak perlu dikatakan, cukup beruntung karena wabah kali ini hanya terlihat seperti flu atau demam biasa. Namun bagaimanapun, penyakit tetaplah penyakit. Awalnya, Canglong bertujuan untuk menemani Xunyu menghadiri Clash of the Superior dan mengamati pertarungan itu, tapi sudah jelas bahwa dia tidak sedang berada dalam kondisi untuk bisa melakukan hal itu. Hal yang sama juga terjadi para Tuan Putri pertama Kerajaan, yang juga terserang wabah.
"Ya ampun… umm… Yang Mulia, haruskah saya mengganti kantung es-nya?" tanya wanita itu dengan sedih. "Atau apakah anda mau apel?"
Kekhawatiran Meihai terhadap kondisi pangeran negaranya benar-benar berlebihan.
"Duta Besar, kau sudah lima kali mengganti kantung es itu dalam satu jam terakhir. Dan aku baru saja mengupaskan apel untUknya," kata Xunyu. "Oh bEnar, ratu negara ini juga sakit, kAn? Itulah alasan kenapa urusan Cang harus diTundA, kan?"
"M-Master Xunyu!" protes duta besar itu. "Dia bukan ratu, tapi tuan putri pertama!"
"… Terserahlah. Bagaimanapun dia sedang bertindak sebagai rAtu saat ini."
"Dia tidak melakukannya! Ada banyak perbedaan dalam hal diplomatik! Pertama…!" Meihai mulai berdebat dengan—atau hanya menceramahi—Xunyu. Meskipun itu membuatnya terlihat sangat kekanak-kanakkan, dia adalah anggota dari keluarga pilihan dan memiliki banyak kemampuan diplomatik yang membuatnya terpilih sebagai Duta Besar.
Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa kelakuan seperti itu tidak layak ditunjukkan di depan pangeran negara; namun…
"Hee hee. Kau benar-benar tidak berubah, Mei," kata Canglong sebelum kembali terbatuk, sama sekali tidak memikirkan kelakuan tidak sopannya.
Meskipun Canglong berbicara dengan nada yang sangat santai, Meihai jelas tidak berada di posisi yang cukup terhormat untuk mendapatkan perlakuan seperti itu dari pangeran. Alasan Cang melakukan itu karena ibu Meihai adalah ibu tiri Cang, yang membuat mereka menjadi saudara tiri. Itu berarti bahwa orang-orang yang ada di ruangan ini hanyalah mereka yang memiliki hubungan kekerabatan dekat dengan Cang. Para chamberlain dan pejabat lainnya sedang berada di kamar tamu yang berbeda.
"Master Xunyu," kata Cang dan terbatuk. "Bukankah kau harus pergi ke Gideon sekarang…?"
Dia melihat ke arah jam yang tergantung di ruangan itu. Event-nya akan dimulai tiga jam lagi. Biasanya, waktu sebanyak itu terlalu sedikit untuk menempuh jarak ke Gideon, yang biasanya memakan waktu sehari-semalam. Namun, semua orang di ruangan itu tau bahwa itu bukan masalah.
"Kau akan baIk-bAik saja?" tanya Xunyu.
"Kau tidak perlu khawatir," kata Cang. "Memang benar aku tidak sedang dalam kondisi terbaik, tapi aku yakin aku akan aman."
"Jangan boDoh. Kau pasti akan memaksakAn diri… Ulurkan tanganMu."
Cang melakukan apa yang disuruh dan Xunyu memberinya sebuah permata—sebuah Jewel, lebih tepatnya.
"Master Xunyu?" tanya Cang.
"Itu adalah sebuah Jewel cadangan. Salah satu hal yang rencananya tidak akan kugunakan dalam pertarungan ini."
"Apakah kau yakin tidak akan menggunakannya?" tanya pangeran itu.
"Duel hanya mengizinkanmu untuk menggunakan hal yang tidak melebihi kapaasitasMu. Ambil iTu," kata Xunyu dan membuat tangan Cang menggenggam Jewel itu. Meskipun hal itu dilakukan oleh cakar Jiangshi yang terlihat seperti mata pedang itu, tindakan itu anehnya terlihat lembut, dan tidak memberikan sedikitpun luka kepada pangeran.
"Kalau begitu aku akan menerimanya, Master Xunyu," kata Cang.
"BaGus," si eksentrik itu mengangguk mendengar perkataan Cang.
Setelah percakapan itu, Xunyu pergi ke arah jendela. Setelah membukanya dengan lihai menggunakan cakar mirip mata pedang itu, jiangshi itu membenturkan mereka dengan keras.
Suara benturan logam yang nyaring itu membuat salah para chamberlain Cang berlari ke dalam ruangan dengan terburu-buru.
"Yang Mulia! Master Xunyu! Apa yang terjadi?!" tanya salah seorang dari mereka.
"Setelah kami perGi, tutup jenDelanya."
"Maaf?"
Mengabaikan chamberlain yang kebingungan itu, Xunyu memanjangkan salah satu tangannya ke samping—membuat panjangnya menjadi lebih dari lima metel—dan membuat cakar logamnya menggenggam tubuh Meihai.
"Eh?" Meihai mengeluarkan suara kebingungan.
"Baiklah, Duta Besar, kita akan beRangkat ke Gideon," kata Jiangshi itu. "Jangan sampai liDahmu terGigit selama perjalanan."
Kemudian, tubuh Xunyu menekuk…
"Umm, Master Xunyu! A-Aku belum terlalu siap sekarang, jadi—AAAAaaaahhhh!"
… dan mereka berdua menghilang keluar melalui jendela, dan hanya meninggalkan gema teriakan Meihai.
Beberapa detik kemudian, mereka sudah berada di dinding distrik bangsawan, begitu jauh dari ruangan Cang sampai-sampai mereka terlihat seperti semut.
"Sampai jumpa, Master Xunyu dan Mei," bocah itu mengatakan hal itu sambil menaikan tubuh bagian atasnya dari tempat tidur dan melambaikan tangannya ke arah mereka.
Para chamberlain tidak bisa berkata apa-apa pada hal yang baru saja terjadi, jadi dia melakukan apa yang diperintahkan kepadanya dan menutup jendela ruangan itu.
Dengan demikian, Xunyu sang Master Jiangshi meninggalkan ibukota dan pergi ke Gideon.
***
Gideon, Duel City, ???
Kota Gideon penuh dengan kegembiraan.
Karena merupakan salah satu kota paling makmur di Kerajaan Altar, suasana seperti itu bukanlah hal baru disini. Namun, rasa antusias yang menyelimutinya sore ini berada pada level yang berbeda dari biasanya.
Alasannya adalah fakta bahwa event yang akan berlangsung di arena pusat benar-benar besar.
Itu adalah duel antar Superior—sesuatu yang belum pernah terjadi di duel city manapun.
Orang-orang berkumpul dari dalam dan luar kota dan bahkan dari negara lain, dan semuanya penuh dengan rasa antusias pada event itu. Semua itu membuat Gideon seolah-olah tersedot ke dalam gelombang kegembiraan.
Namun, kota itu juga memiliki orang yang tidak merasakan hal itu.
Orang itu melihat ke arah jalanan Gideon dengan mata dingin, dan itu bukan metafora. Bagaimanapun, dia mengenakan sebuah kostum penguin Adelie. Mata buatan yang dingin itu membuatnya sulit untuk menebak apa yang sedang dipikirkan oleh orang yang berada di dalam kostum itu.
Namun, dari cara orang itu mengerang dan memegangi kepalanya, sudah pasti itu bukanlah keadaan pikiran yang tenang.
"Anjay…. Anjir…. Annnnnjriiit…"
Setelah kelimpungan untuk sesaat, dia menggunakan sebuah Alat Komunikasi Sihir Portabel di tangannya yang satunya untuk menghubungi seseorang.
"Yo, Paduka," penguin itu dengan santai mengeluh kepada orang yang dia hubungi. "Ada perubahan rencana. Salah satu orangku yang berada di ibukota menghubungiku, dan… dia mengatakan bahwa tuan putri pertama tidak akan datang."
Informasi yang dia keluhkan dengan santai itu sebenarnya adalah rahasia yang seharusnya hanya diketahui oleh beberapa pejabat penting.
"Dan saat aku memberitahukan hal itu kepada orang milik Yang Mulia… yah, sebenarnya hanya dia, karena hanya dialah yang dapat menghubunginya… dia hanya bilang, "Kalau begitu kami hanya akan menikmati pertarungan dan pemandangan yang ada disini," lanjutnya. "Annnnjirrrr…"
Penguin dan orang yang menjawab panggilan itu memiliki sebuah rencana tertentu. Rencana itu di dasarkan pada partisipasi tuan putri pertama dan bantuan dari orang lainnya.
"Yah, ya, karena dia merupakan yang terkuat di Dryfe, kehadirannya saja sudah membuat banyak perbedaan. Sekarang kita akan melanjutkan rencana ini tanpa Joker."
Penguin itu mengatakan keluhannya dengan sikap blak-blakkan dan sedih. Namun, meskipun nadanya terdengar sedih, dia masih menunjukkan senyum di wajahnya.
"Yah, itu tidak akan jadi masalah. Bagaimanapun, dia terlalu besar untuk rencana ini. Bahkan jika aku tidak memiliki ke-lima kartuku, ke-empat kartu lainnya sudah lebih dari cukup untuk menjalankan tugas."
Dia terus berbicara:
"Dari klan-ku, ada aku, Veldorbell, dan favoritku. Lalu ada juga para pengkhianat… Ya, orang-orang yang ingin bergabung ke sisi Dryfe. Tentu saja, mereka tidak ingin di kirim ke gaol, jadi mereka mungkin hanya akan bertarung melawan para Master, tapi sejujurnya itu sudah lebih dari cukup. Tian tanpa Superior Job bukanlah sebuah ancaman… Ah tidak, tentu saja aku tidak bermaksud mengejek pasukan Dyfe. Tapi, kita memiliki kesempatan berhasil sebesar 90%."
Orang yang ada di sisi lain sepertinya setuju dengan perkataan penguin itu. Namun…
"Kau ingin tau besar kesempatan berhasil jika ada seorang Superior yang menyadari rencana ini? 50%." Penguin itu menjawab pertanyaan orang itu tanpa ragu sedikitpun.
"Ha ha ha! 'Bukankah itu akan menjadi lebih rendah lagi'? tanyamu?" Orang yang ada di dalam kostum itu kemudian menunjukkan senyum samar…
"Apakah kau sudah lupa dengan siapa kau sedang berbicara?"
Dia berbicara dengan nada mengancam yang dipenuhi kegilaan dan bahkan rasa haus darah.
"Jadi ya, target dari rencana ini harus diubah, dan aku harus melakukan beberapa penyesuaian, tapi aku masih percaya diri dengan hal ini. Kau hanya perlu duduk manis di sana dan berdoa untuk keberhasilanku."
Dengan itu, dia mengakhiri panggilan itu.
"Tidak ada perintah berhenti dari sponsor. Kurasa keadaan keuangan saat ini tidak terlalu bagus, jadi dia mungkin ingin menyelesaikannya dengan cepat. Itu artinya kegagalan rencana ini sepertinya akan menuntun kami menuju rencana marsekal angkatan darat…" Pria yang ada di dalam kostum penguin itu terkekeh. "Majulah kalian semua. Meskipun aku tidak tau apa yang akan terjadi jika ada orang kuat yang muncul. Jika seperti itu apa yang harus kulakukan? Sejauh mana aku harus pergi?"
Saat dia membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya, ekspresi pria berkostum itu berubah. Itu adalah gabungan ekspresi yang mirip dengan seorang anak kecil lugu yang menyiramkan air atau memasukkan petasan kedalam sarang semut, dan orang dewasa berkepala dingin yang memperhitungkan bagaimana akhir dari semua ini. Namun, kemudian dia mengingat sesuatu dan memperhitungkan ulang situasinya.
Oh, tapi siapa saja orang kuat yang muncul mungkin akan kalah darinya bahkan sebelum aku dapat ikut campur. Penguin itu mengingat seorang Master yang dia bawa ke kota ini. Itu adalah orang yang sangat dia kenal, dan seorang pemula yang mulai bermain Infinite Dendrogram tidak lebih dari sebulan yang lalu. Meskipun menjadi seorang Master Maiden membuatnya sangat spesial, dia masih jauh dari kata veteran.
Embryo-nya adalah kartu joker dalam wilayahnya sendiri. Siapa saja yang kuat dan memiliki sejarah yang sesuai akan berada dalam ketidakberuntungan. Sejujurnya, jika situasinya tepat…
'… Aku tidak akan terkejut jika dia membunuh setiap Master yang ada di Gideon sendirian," kata penguin itu.
Meskipun Master itu adalah seorang pemula, penguin itu memiliki kepercayaan tak tergoyahkan pada kekuatannya dan hasil yang akan dia bawa.