webnovel

Infinite dendrogram

Di tahun 2043, Infinite Dendrogram, full-dive VRMMO sukses pertama di dunia dirilis. Selain kemampuannya untuk menyimulasikan kelima indera dengan sempurna, bersama dengan banyak fitur menakjubkan lainnya, game itu berjanji akan memberikan sebuah dunia yang penuh dengan kemungkinan tak terbatas kepada para player. Hampir dua tahun kemudian, calon mahasiswa baru, Reiji Mukudori, akhirnya bisa membeli game itu dan mulai bermain. Dengan sedikit bantuan dari kakaknya yang sudah berpengalaman, Shu, dan rekan Embryo-nya, Reiji memulai petualangan di dunia Infinite Dendrogram. Apa yang akan dia temukan dan hadapi di dunia game yang terkenal akan kerealistisan dan kemungkinan tak terbatasnya itu?

Tang · Games
Not enough ratings
30 Chs

Bab 2 - Mengejar Ketertinggalan

Paladin, Ray Starling

"Gardranda dan Gouz-Maise, huh?" kata Shu. "Sepertinya kau telah melalui hal-hal yang aneh-kuma, Ray."

"Kau pikir begitu?"

Di café yang sudah akrab denganku, Aku dan kakakku sedang melakukan percakapan kecil tentang apa yang telah terjadi sejauh ini. Karena aku masih kenyang setelah makan sandwich sebelumnya, aku hanya memesan teh selama percakapan ini.

Nemesis, di sisi lain, sedang makan sama seperti biasanya.

Perutmu itu terbuat dari apa sih? Pikirku.

"Bertemu dengan UBM adalah hal yang langka, dan bahkan UBM kelas epic saja sudah sangat tangguh," kata kakakku. "Tidak setiap hari kau bisa menemukan orang yang bisa bertarung dan membunuh UBM tak lama setelah dia memainkan Infinite Dendrogram."

Shu memasukkan beberapa pancake berlapis madu ke mulutnya. Tentu saja, dia tidak lupa menggunakan garpu. Aku kagum karena dia bisa melakukannya menggunakan tangan beruangnya, tapi kemudian aku membayangkan bahwa itu mungkin lebih mudah dibandingkan menggunakan sebuah gatling gun.

Juga, gambaran umum dari beruang yang duduk di kursi dan memakan pancake berlapis madu terlihat cukup mewah. Itu juga terlihat agak lucu. Setidaknya, bagi setiap orang yang tidak tau kalau orang yang berada di dalam kostum itu adalah seorang pria berumur hampir tiga puluh tahun.

"Yah, mungkin aku tidak layak berbicara begitu, mengingat aku pertama kali membunuh UBM ketika aku masih berada di low-rank job pertamaku," lanjutnya.

"Huh?"

"Itu juga saat dimana aku bertemu Figgy," katanya. "Kami kebetulan tersesat di suatu tempat dan harus bertarung melawan dua UBM-kuma…"

"DUA?!"

Aku segera membayangkan diriku sendiri bertarung melawan Gardranda dan Gouz-Maise di saat bersamaan.

Tidak, aku tak punya harapan menang, pikirku. Meskipun itu adalah diriku yang sekarang, mereka akan membunuhku dengan mudah.

"Jadi kau dan Figaro bertarung dua lawan dua dengan mereka?" tanyaku.

Tidak," jawabnya.

"Oh, kalau begitu, jadi bukan hanya Figaro yang membantumu."

"Salah lagi. Kami berdua menghadapi mereka satu lawan satu."

Hah?

"Memisahkan mereka berdua adalah hal yang sangat sulit, dan aku benar-benar harus menggunakan otakku untuk mengalahkan bagianku…"

"Tunggu. Katamu kau masih berada di low-rank job pertama, kan?" tanyaku.

"Ya."

"Bagaimana dengan Figaro?"

"Sama, dia juga berada di job pertamanya—Gladiator. Bahkan belum mencapai level 50."

"… Bagaimana dengan Embryo kalian?"

"Keduanya berada pada bentuk ke-tiga. Dan juga, tidak satupun dari Embryo kami memiliki kemampuan giant-killing sama seperti Nemesis."

Aku terdiam membisu. Aku mungkin tidak layak memikirkan hal ini, tapi bagaimana mereka bisa melakukan hal itu? Maksudku, mereka bahkan tidak mendapat bantuan seperti yang kudapatkan. Juga, dia bilang kalau itu terjadi saat dia—salah satu player pertama—berada di job pertamanya. Bukankah itu artinya mereka merupakan salah satu Master yang pertama kali bisa mengalahkan UBM?

"Pokoknya, berbicara lebih dalam tentang ini akan membongkar kemampuan Embryo milik Figgy," kata kakakku. "Aku sendiri sangat menolak untuk memberikan info ini, jadi aku hanya akan menjelaskan hal itu kepadamu setelah kau kurang lebih memahaminya sendiri."

"Yah, kalau begitu kurasa aku tidak akan memaksanya," aku mengangkat bahuku.

Duel city ini adalah kampung halaman Figaro, dan karena dirinya merupakan raja lokal di arena, orang-orang yang ada di sini memiliki banyak info tentang dirinya.

Namun, ada sangat sedikit informasi tentang Embryo yang dia miliki. Kekuatannya, bentuknya, dan bahkan kategorinya, semuanya masih menjadi misteri bagi setiap orang. Dua orang lain yang termasuk Big Three Kerajaan Altar sama sekali tidak seperti itu. Embryo milik King of Destruction diduga sebagai sebuah kapal perang, sementara milik High Priestess dikenal luas sebagai malam bulan purnama. Namun, sama sekali tidak ada yang tau tentang Embryo milik Over Gladiator.

Aku telah melihat Figaro bertarung melawan player killer dalam video yang telah Marie tunjukkan kepadaku, tapi meski begitu, aku sama sekali tidak melihat petunjuk dari kemampuan Embryo-nya.

Jika kejadian yang diceritakan Shu ada hubungannya dengan kebenaran dibalik hal itu, maka aku bisa memahami kenapa dia tidak ingin membicarakan tentang hal itu.

"Tapi kau mengetahuinya, kan, kak?" tanyaku.

"Bagaimanapun, aku dan Figgy sudah lama kenal," jawabnya. "Empat tahun penuh dalam waktu Dendro."

"Begitu. Jadi kurasa kau juga tau kenapa dia begitu terpaku bermain solo?"

"Aku tau, tapi membicarakan hal itu berarti akan melanggar privasinya, jadi aku tidak akan menjelaskannya," kata kakakku.

"Baiklah. Kalau begitu aku tidak akan memaksa."

Itu mungkin adalah alasan utama kenapa Figaro mengatakan kalau dia tidak tertarik pada "pertarungan yang kacau" dan menolak untuk berpartisipasi dalam perang. Aku ingin tau, tapi jika itu adalah sesuatu yang bersifat pribadi, maka aku tidak bisa menggalinya lebih dalam lagi.

"Harus kukatakan, kau memiliki koneksi yang cukup bagus, kuma-niisan," komentar Nemesis.

"Yah, itu akan terjadi secara alami ketika kau sudah bermain cukup lama," katanya sambil mengangkat bahunya.

"Aku sudah penasaran sejak dulu… Kau menghabiskan waktu berapa jam sehari untuk memainkan game ini?" tanyaku.

Karena merupakan seorang NEET kaya, Shu memiliki banyak waktu luang di dunia nyata, jadi aku hanya bisa penasaran dengan hal itu.

"Aku tau apa yang kau pikirkan, tapi tidak, aku menjalani hidup dengan sangat sehat-kuma," katanya.

"Yang kau maksud 'sehat'..?" desakku.

"Aku tidak pernah lupa untuk makan tiga kali sehari, mandi, pergi ke kamar mandi, dan melakukan latihan selama satu jam untuk membuat tubuhku tetap kekar dan indah-kuma."

"Pada dasarnya kau mengatakan kalau kau menghabiskan seluruh sisa waktumu di sini!"

Itu tidak ada bedanya dengan seorang NEET hardcore! Pikirku.

"Yah, aku tidak memiliki hal lain yang ingin ku kerjakan di dunia nyata, jadi begitulah-kuma," katanya.

"Dengan waktu yang uang yang kau miliki, kau bisa dengan mudah mendapatkan pacar."

Mama mungkin sudah ingin menjadi nenek sekarang, pikirku. Aku masih merupakan seorang murid SMA sampai baru-baru ini, jadi itu masih terlalu awal bagiku. Sementara untuk kakak perempuanku… yah… uhh… Pokoknya, Shu adalah anak yang paling cocok untuk menikah… Tapi dilihat dari keadaannya, sepertinya itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat.

Satu jam berlalu saat kami membicarakan ini dan itu.

"Bagaimanapun, aku harus pergi ke suatu tempat, jadi aku akan permisi sekarang," pada akhirnya Shu mengatakan itu.

"Yah, baiklah," jawabku. "Sampai bertemu di pertunjukkan."

"Ya. Aku sangat ingin bertemu dengan teman-temanmu-kuma."

Dan setelah mengatakan itu, dia pergi.

Di atas meja, ada uang dengan jumlah yang cukup banyak. Mengingat hadiah besar yang baru saja kudapatkan, aku berencana untuk mentraktirnya, tapi sepertinya dia ingin pamer dan melakukannya lebih dulu bahkan sebelum aku dapat kesempatan. Aku dengan senang hati menerima kebaikannya.

Juga, sekitar 90% hutangku disebabkan oleh kebiasaan makan Nemesis. Aku cukup kesulitan melihat bagaimana jumlah makanan yang dia libas terus meningkat dari waktu ke waktu. Untuk seseorang yang diberi nama berdasarkan dewi pemberi hukuman, dia benar-benar telah tenggelam kedalam kerakusan yang merupakan satu dari tujuh dosa mematikan.

"Oh, tapi kau salah, Ray," dia membaca pikiranku dan mengatakan itu.

"Kenapa?" tanyaku.

"Kerakusan mengacu pada sifat buang-buang manakan melalui konsumsi yang berlebihan. Tapi, aku memakan dan menikmati setiap gigitan sebelum makanan itu menjadi dagingku. Oleh karenanya, aku bukan rakus, tapi tukang makan!'

"Baiklah, tidak masalah kalau begitu," kataku. "Namun, izinkan aku menanyakan satu hal."

"Silahkan."

"Berapa banyak berat yang kau dapatkan jika semua makanan itu benar-benar berubah menjadi dagingmu?"

Membicarakan berat badan dengan seorang gadis bukanlah hal yang bagus, tapi melihat kebiasaan makanmu membuatku sedikit khawatir.

"Heh, kau tidak perlu khawatir," katanya. "Ingat, aku adalah sebuah Embryo? Bentuk dan beratku tidak akan berubah semudah itu."

"Kaaaan. Bukankah itu baguuuuus."

"Apa-apaan dengan sindiran itu?!"

Bentuk dan beratmu banyak berubah saat kau berubah ke bentuk lain, sih.

"Jadi, tunggu, apakah semua Embryo itu tukang makan atau sejenisnya?" tanyaku.

"Salah," kata sebuah suara yang datang dari sampingku. "Menjadi Embryo tidak ada hubungannya dengan menjadi tukang makan. Bagaimanapun, aku bukan salah satunya. Kerakusan yang dimiliki Nemesis merupakan masalahnya sendiri. Itu bagus, karena aku benar-benar tidak ingin memiliki perut monster seperti itu sebagai salah satu stats dasarku."

"Begitu," gumamku. Sekarang kalau dipikir-pikir, meskipun menyukai hal yang sangat pedas, Baby yang merupakan Embryo makan dalam jumlah normal. Sejujurnya, seleranya yang sangat aneh itu sedikit lebih normal dibanding Nemesis yang tukang makan—

"… Tunggu, apa?!" Aku bertarikan kebingungan.

"Hm?!" tambah Nemesis.

"Halloooo," kata gadis serba putih yang saat ini duduk di sampingku. Dia adalah Embryo milik Hugo, Cyco. "Jumlah piring yang bertumpuk di depan Nemesis benar-benar mengerikan. Aku tidak yakin bisa menghabiskan 5% dari semua itu," katanya sebelum menggigit cheese-cake berwarna putih.

Nadanya masih terdengar monoton dan tidak bersemangat sama seperti terakhir kali aku mendengarnya berbicara. Sepertinya dia sudah berada di tempat ini sejak tadi, tapi meskipun penampilannya sangat mencolok, aku sama sekali tidak menyadari keberadaannya.

Apakah aku benar-benar terlena dengan waktu makanku bersama kakak dan Nemesis? Pikirku.

"Kau kelihatan bingung," kata Cyco. "Rahasianya adalah fakta bahwa aku memiliki skill Presence Manipulation. Sampai batas tertentu, aku bisa membuat keberadaanku tidak mencolok."

"Lalu, kenapa kau melakukannya?" tanyaku.

"Aku mengejutkanmu, bukan?"

"Ya, benar."

Jawabanku membuatnya menunjukkan wajah paling sombong dan puasnya sebelum dia kembali mulai menggigit cheese-cake-nya.

… Huh? Apakah dia benar-benar hanya ingin mengejutkan kami?

"Susah dibaca seperti biasa, cewek ini," komentar Nemesis.

Beneran. Meskipun dia adalah rekan yang membantu penaklukan Gouz-Maise Gang, aku masih tidak dapat memahami orang macam apa dia ini.

"Cyco," aku memanggilnya. "Apakah Hugo ada bersamamu?"

"Dia akan ke sini sebentar lagi," jawabnya. "Kami berpencar untuk melakukan pencarian, tapi aku baru saja mengatakan dimana kita berada kepadanya secara telepati, jadi tunggu saja."

Saat aku baru saja hendak menanyakan tentang apa yang mereka cari, aku mendengar pintu terbuka dan lonceng café berbunyi. Orang yang masuk ke tempat ini adalah lelaki familiar yang memakai pakaian pengendara militer.

"Halo, Ray," katanya. "Aku harus berterima kasih kepada Tuhan karena telah mempertemukan kita lagi dalam keadaan sehat walafiat." Itu adalah Hugo, bertindak layaknya pujangga seperti biasa.

Njir, Aku benar-benar bertemu banyak orang yang tak asing hari ini, pikirku.

Toko ini telah memasuki jam tersibuk, dan semakin ramai tempat ini, semakin banyak Master dan orang asing yang kulihat.

"Ini lezat! Yang dikatakan wiki itu benar! Kue di sini benar-benar enak!" seorang gadis muda berseru dari belakangku.

"… I-Io, kau terlalu keras…" kata salah seorang temannya.

"Peach tart, 80 point. Shortcake, 76 point. Cheese-cake… 95 point."

Para gadis muda itu mulai ribut dibelakang kami.

Di sebelah kiriku, seorang pria bertampang arab, yang memakai sorban dan aksesoris lainnya, terlihat sedang mencatat sesuatu. "Oh, disini juga menjual makanan untuk dibawa pulang. Sepertinya ini adalah oleh-oleh yang cocok untuk Yumeji dan Carl. Meskipun mudah basi, mereka akan bertahan cukup lama di dalam inventory dengan kemampuan pengawetan yang bagus. Sementara untuk Albert… Aku harus membelikan sesuatu selain makanan untuknya."

Lalu ada juga kelompok urak-urakkan yang memakai armor kulit binatang dan sekelompok pria macho berbandana yang sedang mengelilingi seorang gadis bertopi bajak laut. Sudah jelas, hari ini pengunjungnya jauh lebih beragam dari pada kemarin. Aku hanya bisa menduga bahwa mereka semua berkumpul untuk menonton event malam ini. Dan karena toko ini kebetulan berada di kota yang sama dengan arena pusat, bahkan mereka yang tidak cocok dengan para pengunjung yang biasanya, telah datang untuk menikmati kue yang dijual di sini.

"Tempat ini sangat populer, bukan?" kataku.

"Memang benar," angguk Hugo. "Para Master dan juga tian sepertinya menganggap tempat ini sebagai toko kue yang luar biasa."

"Cheese-cake, yogurt mouse, es krim yang lembut… Lezat," kata Cyco setuju.

Mereka berdua kelihatan cukup puas dengan tempat ini. Meskipun karena suatu alasan, kelihatannya Cyco hanya memakan sesuatu yang berwarna putih.

Bagaimanapun, karena aku dan Hugo kebetulan bertemu kembali, aku mengatakan tentang hadiah itu kepadanya.

"Aku tidak menyangka bounty-nya akan sebesar itu," katanya. "Benar-benar mengejutkan."

Sudah wajar dia menunjukkan reaksi seperti itu. 80,000,000 lir adalah jumlah uang yang sangat banyak.

"Lalu, soal pembagiannya…" kataku.

"Sama seperti yang kutulis di suratku, aku berniat untuk menolaknya… tapi sepertinya kau tidak akan setuju dengan hal itu, bukan?"

"Ya nggak lah," kataku. Mengambil uang sebanyak itu untuk diriku sendiri adalah hal yang terlalu berat. "Mari kita bagi masing-masing separuh."

"Tidak, aku sudah cukup dengan seperempatnya," kata Hugo. "Bagaimanapun, aku sudah pernah menolaknya. Dan bahkan meski hanya seperempat, itu sudah terlalu banyak bagiku."

"Benarkah?" tanyaku. Jika itu tentang bounty milik Gouz-Maise Gang, aku hanya berhak atas bagian Maise, jadi aku benar-benar ingin agar dia mengambil lebih banyak lagi.

"Kau itu sungguh tidak mementingkan diri sendiri dan jujur pada kesalahan, bukan?" kata Hugo. "Kau bisa saja memilih untuk tidak memberitahuku dan mengambil uang itu untukmu sendiri."

"Kenapa aku harus berbohong kepada seorang teman seperti itu?" tanyaku.

Karena suatu alasan, pertanyaanku membuat Hugo memalingkan wajahnya.

Ada apa? Pikirku.

"Oh, juga, ini adalah sesuatu yang terjadi di kantor ksatria…" Aku memberitahunya bahwa aku meminta para ksatria untuk menggunakan kekayaan yang ditinggalkan Gouz-Maise Gang sebagai sumbangan.

"Itu tidak masalah bagiku," katanya. "Aku mungkin juga akan melakukan hal yang sama."

Yah, itu melegakan, pikirku. Sama seperti yang kubayangkan, aku dan dia memiliki cara berpikir yang sama.

"Benar," kata Nemesis. "Kalian berdua sangat mirip."

Bagaimanapun, kami berdua adalah Master Maiden.

Dengan begitu, perbincangan tentang bounty itu berakhir, dan aku memberikan uang bagian Hugo.

Untungnya uang itu tidak dicuri atau sejenisnya… Aku sungguh berharap tidak ada satupun pencuri di toko ini… pikirku.

"Dengan ini, aku sudah menerima bagian hadiahku," kata Hugo. "Terima kasih. Itu cukup untuk mengganti Marshall II yang hancur."

"Oh…? Berapa harga benda itu, sih?" tanyaku.

"10,000,000 lir."

SE-SEPULUH?!" teriakku.

Aku tidak tau kalau itu adalah barang mewah!

"Dengan pengaturan spesial dan beberapa tambahan lain, harganya bisa dengan mudah mencapai 20,000,000 lir," tambah Hugo. Dia menunjuk ke arah inventory tempat Ia meletakkan uang 20,000,000 lir yang baru saja kuberikan kepadanya, matanya masih bersikeras bahwa kehancuran Magingear itu tidak termasuk pengeluaran tambahan dan dia menolak untuk menerima lebih banyak bagian hadiah.

"Tapi, itu memang merupakan equipment yang sangat mahal," kata Hugo. "Juga, itu adalah harga asli, khusus bagi kami para anggota klan Triangle of Wisdom. Dalam standar harga pasaran di Dryfe, harga mereka bisa menjadi dua kali lipat. Namun, jumlah itu akan meningkat dua atau tiga kali lipat jika kita membicarakan tentang mesin yang telah disusupkan ke Caldina." Aku tidak tau mana yang lebih mengejutkan antara harga asli yang sangat mahal atau seberapa besar harga itu bisa meningkat.

"Harga adalah masalah terbesar dari Marshall II, dan Magingear berbentuk humanoid secara umum," tambahnya. "Mesin itu umumnya sama kuatnya dengan seekor Demi-Dragon, tapi Demi-Dragon peliharaan yang sebenarnya hanya berharga sekitar 3,000,000 lir. Sebuah perbedaan yang sangat besar."

Jadi Demi-Dragon memiliki harga segitu, ya? Pikirku. Mungkin aku harus beli satu lengkap dengan keretanya? Tapi, aku memiliki Silver, jadi mungkin aku tidak membutuhkannya.

"Tapi, Magingear bukannya tidak memiliki kelebihan," kata Hugo. "Contohnya, mereka tidak menggunakan satupun minion capacity dan dapat diproduksi massal selama ada bahan dan dana."

Setiap "Demi-Dragon" dianggap sama kuatnya dengan sebuah party berisi player yang memiliki law-rank job. Dapat menciptakan sesuatu seperti itu adalah sebuah pencapaian besar. Aku bisa sepenuhnya paham kenapa mereka bisa semahal itu.

"Ya," anggukku. "Monster adalah makhluk hidup, dan tentu saja kau tidak dapat memproduksi mereka hanya dengan memiliki bahan dan uang."

"… Benar," angguknya.

"Juga, kau mengatakan sesuatu tentang Caldina yang juga menjual mereka. Bisakah kau jelaskan itu?"

"Tentu," katanya. "Caldina mengimpor dan menjual item spesial dari seluruh negara, bahkan jika mereka tidak benar-benar mengekspor mereka. Magingear milik Dryfe, kapal milik Granvaloa, drop item dari Tomb Labyrinth Kerajaan Altar, persenjataan Tenchi, item sihir dari Huang He dan Legendaria, dsb. Motto utama Caldina adalah, selama kau memiliki uang, kau bisa membeli barang dari setiap negara. Bahkan posisi sosialmu juga bergantung pada sebanyak apa uang yang kau tawarkan."

"Negara dimana Uang adalah Segalanya," huh? Pikirku.

"Karena hal itu, banyak player kelas atas dengan dompet tebal pindah kesana… yang membuatnya memiliki Superior terbanyak dibanding negara lain," gumam Hugo, tampak terganggu dengan apa yang barusan dia katakan.

"'Paling banyak,' lebih jelasnya…?" tanyaku.

"Sembilan Superior," jawabnya. "Kekuatan yang lebih besar dibandingkan negara lainnya."

"… Sialan, itu banyak." Kerajaan Altar punya empat, dan sembilan itu lebih dari dua kali lipat jumlah itu. Memikirkan tentang hal itu, aku menambahkan, "Oh benar, dalam perang, Dryfe—"

"Mengungguli Altar, tapi tak lama kemudian di serang oleh Caldina," dia memotong perkataanku dan mulai menjelaskan. "Superior Dryfe harus meninggalkan garis depan untuk bertahan dari serangan itu, membuat Altar bisa menang."

Dan itulah sebabnya kerajaan bisa terus ada bahkan setelah perang dimana tidak ada satupun Superior-nya yang berpartisipasi. Tentu, Altar tidak memiliki kekuatan untuk merebut kembali wilayah yang diambil oleh Dryfe, tapi tetap saja.

"Sebelum perang, diadakan sebuah pesta besar di Dryfe untuk merayakan kemenangan yang sudah pasti, tapi ternyata hasilnya tidak sesuai perkiraan sehingga orang yang bertanggung jawab atas urusan dalam negeri negara itu—Perdana Menteri Vigoma—benar-benar kesal," kata Hugo. "Oh, ngomong-ngomong, Dryfe hanya memiliki cukup dana untuk sekali lagi membeli bantuan dari para Master. Apapun diluar hal itu akan membuat ekonomi di negara itu runtuh."

"Kau yakin kau boleh mengatakan hal itu kepadaku?" tanyaku.

"Informasi dalam itu sudah diketahui oleh Master serendah diriku. Kau juga sering melihatnya di media sosial. Diriku yang membeberkan hal itu kepadamu tidak akan berarti terlalu banyak."

"Oh, begitu…"

"Pokoknya, untuk memenangkan perang ini, Dryfe antara harus menguasai Kerajaan Altar sebelum Caldina dapat ikut campur atau bergabung dengan negara lain melalui cara damai."

Yah, kasus yang terakhir bukan hal yang mustahil, mengingat bahwa kerajaan sudah melemah dan sudah pasti tidak berada dalam kondisi bagus untuk berpartisipasi dalam perang berkepanjangan, pikirku.

Untungnya atau sialnya, Caldina telah bertindak sebagai pasukan penghenti untuk mencegah Dryfe melakukan apapun yang mereka mau.

… Tapi, aku tidak terlalu suka dengan Caldina, mengingat keterlibatan mereka dengan Gouz-Maise Gang.

"Oh, ngomong-ngomong," Hugo kembali berbicara. "Caldina juga merupakan alasan kenapa Legendaria—sekutu Altar—tidak berpartisipasi dalam perang itu. Karena terletak di sebelah selatan Altar, negara itu jauh dari Dryfe tetapi sangat dekat dengan Caldina, yang menempati seluruh wilayah gurun yang ada di tengah benua. Jika Legendaria mengirim Superior atau tian dengan Superior Job milik mereka untuk membantu perang, Caldina akan menggunakan kesempatan itu untuk menguasai negara itu. Alasan kenapa Caldina ikut campur dalam perang itu adalah untuk mencegah Dryfe menyatu dengan Altar, yang kemudian membuat negara kami kehilangan momentum untuk menaklukkan seluruh benua. Namun, Caldina sendiri juga merencanakan hal yang sama."

Jadi ada dua negara yang mengincar dominasi dunia? Ini memang masa-masa penuh gejolak.

"Alasan kenapa Caldina hanya menyerang negara yang menunjukkan celah adalah karena negara itu terletak di tengah benua," kata Hugo.

Geopolitik dasar. Selain Granvaloa, yang berada di tengah lautan, negara-negara di dunia ini dapat di belah secara vertikal menjadi tiga bagian, sama seperti bendera Prancis atau Italia. Di bagian kiri terdapat tiga negara barat: Kekaisaran Dryfe di sebelah utara, Kerajaan Altar di sebelah selatan, dan Legendaria terletak lebih jauh ke bawah. Di bagian tengah, terdapat Negara Perserikatan Caldina. Dan di bagian kanan, terdapat Kekaisaran Huang He dan Tenchi—negara kepulauan yang cukup dekat dengan banua ini.

Negara tengah, Caldina, berbagi perbatasan dengan setiap negara kecuali negeri timur jauh, Tenchi.

"Dryfe, Altar, dan Legendaria di sebelah barat dan Huang He di sebelah timur, belum lagi negara laut Granvaloa," kata Hugo. "Negara itu dikepung. Jika Caldina terlalu fokus menyerang sesuatu, negara lain akan menggunakan kesempatan itu untuk merebut wilayah mereka. Bagaimanapun, mereka memiliki banyak alasan untuk melakukan hal itu."

"Ada sedikit jalan buntu di sini, huh?" kataku. Dan satu-satunya cara nyata agar situasi itu dapat bergerak adalah peperangan antara Altar dan Dryfe.

"… Ini mungkin agak terlambat, tapi kenapa kau berpenampilan seperti itu dengan begitu santainya?" tambahku.

"Penampilan yang mana?" tanya Hugo.

"Bukankah itu adalah seragam militer Dryfe atau sejenisnya?" tanyaku.

Hugo mengenakan pakaian yang sama persis dengan yang kemarin—pakaian yang terlihat seperti campuran antara seragam militer dan pakaian pengendara. Mengingat afiliasi Hugo, tidak perlu dikatakan seragam milik militer negara mana itu. Oleh karenanya, mengenakan itu di negara ini kelihatannya bukan ide yang bagus.

"Tidak, ini bukan equipment resmi milik Dryfe," katanya. "Ini adalah pakaian dari GodFrame Grand Marshall."

"GodFrame Gra… apa?"

"GodFrame Grand Marshall."

Yah, kalau itu tidak terdengar seperti nama dari sebuah film robot…

"Kapan anime itu tayang?" tanyaku. Menduga bahwa Hugo berasal dari Perancis, itu mungkin adalah sebuah kartun barat…

"Itu bukan anime," jawabnya. "Itu adalah manga yang digambar oleh seorang Painter yang merupakan anggota Triangle of Wisdom."

"Gambar… disini?"

"Ya, di dunia ini."

Hugo mulai menjelaskan asal mula manga itu.

Setelah melalui masalah yang tak terhitung jumlahnya, Triangle of Wisdom akhirnya menyelesaikan robot siap tempur Magingear, Marshall II. Karena merupakan sebuah kelompok dimana orang-orang berkumpul untuk menciptakan robot seperti yang ada di anime mecha, mereka menjadi benar-benar gila tentang hal itu.

Sementara sebagian besar dari mereka menjadi bersemangat untuk terus meningkatkan robot mereka, beberapa lainnya menjadi bersemangat untuk melakukan hal lain. Salah satu anggota klan telah menggunakan skill dari job Painter-nya untuk menggambar desain Marshall II yang terlihat keren.

Dari situ, anggota lainnya mulai menggambar sebuah manga.

Mereka yang tidak dapat menggambar mulai menulis novel atau membuat plastic figure, sementara beberapa lainnya malah sudah membuat musik opening dan soundtrack.

Dengan semakin bertambahnya jumlah anggota klan, reaksi berantai ini terus berlanjut sampai itu menjadi sebuah produksi yang cukup besar.

Triangle of Wisdom merupakan perkumpulan penggemar anime mecha yang sangat besar. Memiliki Marshall II sebagai referensi telah memperkuat semangat dan keinginan mereka untuk membuat berbagai karya kreatif. Hal itu sudah sampai pada titik dimana saat ini mereka menjadikan seluruh area markas mereka untuk produksi semacam itu. Dan diantara hal-hal yang mereka produksi adalah pakaian yang didasarkan pada seragam pilot dari manga—pakaian yang sama dengan yang dipakai Hugo saat ini.

"Jadi kau terus-menerus bercosplay, huh?" tanyaku.

"Pakaian ini sebenarnya dibuat oleh seorang pengrajin handal, jadi stats yang dimilikinya juga bagus," katanya. "Ini dianggap sebagai seragam bagi para Pilot yang bergabung dengan Triangle of Wisdom. Tapi, hal itu tidak terlalu diketahui oleh orang diluar perkumpulan kami, jadi aku dapat mengenakannya di negara ini tanpa ada masalah."

"Stats yang dimilikinya bagus?" tanyaku.

"Sama sekali tidak sebagus special reward, tapi tak diragukan lagi bahwa ini berada diantara pakaian terbaik yang dapat kupakai dengan levelku saat ini."

Aku hanya dapat membayangkan jumlah tekad yang telah masuk ke dalam kostum itu. Tidak ada yang dapat menghentikan seseorang saat mereka sudah tenggelam pada sesuatu yang mereka suka.

"Bagaimana denganmu?" tanyaku. "Apakah kau bergabung dengan Triangle of Wisdom karena kau adalah seorang penggemar mecha?"

"Tidak," dia menggelengkan kepalanya. "Aku bergabung dengan klan itu karena aku mengenal ketuanya. Faktanya, aku mulai bermain Infinite Dendrogram karena dia mengajakku."

Hei, bukankah itu terdengar familiar? Pikirku. Aku memulai di Kerajaan Altar karena kakakku yang menyuruhku melakukan itu.

"Baiklah, aku juga memiliki sesuatu yang ingin kuketahui," kata Hugo. "Khususnya aku penasaran dengan rincian pertarungan melawan Gouz-Maise."

"Tentu, aku akan menceritakannya kepadamu," anggukku. "Setelah kau dan Cyco melarikan diri bersama anak-anak, aku dan Nemesis…"

Setelah itu, Aku dan Hugo terus bertukar informasi atau hanya bercakap-cakap tanpa arah untuk beberapa saat.

"Oh, ini sudah waktunya," kataku. Tanpa kusadari, tinggal satu jam lagi sebelum event itu dimulai. Aku tidak punya waktu lagi untuk berbelanja di toko Alejandro, jadi aku memundurkannya menjadi besok.

"Apakah ada sesuatu yang terjadi?" tanya Hugo.

"Ya, aku mendapatkan tiket untuk menonton event itu," kataku. "Di arena pusat, akan berlangsung pertarungan antara Figaro dan Xunyu dari Huang He—dua orang Superior. Apakah kau tau tentang hal itu?"

"Aku tau. Faktanya, mungkin karena itulah semua Master berkumpul di kota ini."

"Apakah kau juga akan menontonnya?" tanyaku.

"… Ya, bisa dibilang begitu."

"Oh, kalau begitu, mungkin kita akan bertemu di arena."

Hugo tidak mengatakan apapun. Dia kelihatan sedang merenungkan sesuatu.

Apakah aku mengatakan sesuatu yang aneh? Pikirku.

"Ray, aku mempunyai satu hal yang harus kau ingin di sudut pikiranmu," dia mengatakan hal itu sebelum menarik nafas panjang dan kembali berbicara. "Itu di barat."

"Dan apa itu 'itu'…?" aku mengangkat alisku, tidak paham dengan apa yang dia maksud.

"Itu bukan hal yang penting," katanya. "Apakah kau tau bahwa petarung di arena besar masuk dari timur dan barat? Nah, sorotan kali ini, Over Gladiator, Figaro, akan masuk lewat sisi barat."

"Benarkah begitu? Aku belum pernah melihat pertandingan seperti ini sebelumnya, jadi aku tidak tau," kataku, tidak dapat menghapus perasaan bahwa Hugo sedang menyembunyikan sesuatu. "Pokoknya, aku akan pergi ke arena sekarang."

"Begitu," kata Hugo. "Aku dan Cyco akan di sini sedikit lebih lama lagi."

"Baiklah, kalau begitu. Kurasa ini perpisahan untuk kali ini. Oh, haruskah kita menambahkan nama masing-masing di daftar teman?" tanyaku. Jika kami kebetulan ada urusan, mengetahui apakah seseorang sedang online atau tidak bisa menjadi sebuah bantuan besar.

"Tidak untuk sekarang," jawabnya. "Mari lakukan itu saat kita bertemu lagi di lain waktu… atau setelahnya."

"Hmm. Baiklah, tidak masalah bagiku." Kelihatannya kami memiliki semacam ikatan, jadi aku tidak ragu kalau kami akan bertemu lagi.

"Sampai nanti, Ray," kata Hugo.

"Sampai jumpa lagi, Nemesis," kata Cyco.

"Ya, sampai nanti, Hugo," kataku.

"Sampai takdir mempertemukan kita lagi, Cyco," tambah Nemesis.

***

"Hei, Hugo. Apakah tidak apa-apa mengatakan hal itu kepadanya?" tanya Cyco.

Aku tidak mengatakan apapun.

"Bukankah ini yang mereka sebut sebagai 'membocorkan informasi'?" tanyanya kembali.

"Mungkin saja," kataku.

"Kau tidak setuju dengan rencana itu?" tanyanya.

"… Mungkin, mungkin tidak," kataku. "Sejujurnya, aku sendiri juga tidak yakin."

"Kau tidak setuju?"

Aku menggelengkan kepalaku. "Aku memang ingin memenuhi keinginannya. Jika tidak, keberadaanku sebagai Hugo tidak akan ada artinya. Namun, Aku juga tidak dapat mengabaikan seorang wanita yang sedang kesulitan."

"Sungguh antinomi[1]."

"Antinomi… itu istilah yang bagus untuk hal itu. Aku memberikan informasi kepada Ray, tapi hanya sebatas itulah yang kulakukan. Apakah dia akan bertindak berdasarkan hal itu atau hanya menganggapnya sebagai percakapan biasa, itu bukan masalah bagiku. Sebagai bagian dari rencana, aku hanya akan melakukan apa yang harus kulakukan."

"Kalau begitu aku akan membantumu melakukan apapun yang kau lakukan." Kata Cyco.

"Terima kasih," anggukku.

Catatan :

[1] Suatu hal yang berkebalikan