webnovel

Bab I Ketakutan orang-orang kepadaku Part I

Kehidupanku berubah semenjak orang tuaku meninggal dunia, kepergian mereka membuatku shok berat dan akhirnya aku memutuskan untuk bunuh diri dengan mengantung leherku. Tapi kenapa aku belum mati sampai sekarang...?

Semenjak kejadian itu aku bisa melihat sesuatu yang tidak harus aku lihat sebelumnya, aku bisa melihat mereka yang jarang orang lain bisa lihat.

Orang-orang jarang percaya yang namanya hantu atau menurutku monster, mereka ada disekeliling kita walaupun kita tidak bise melihatnya.

Saat itu aku duduk dibangku SMP semua temanku menjauhiku karena mereka takut denganku, mereka menjauhiku karena mendengar kabar saat kejadian aku ingin bunuh diri, mereka curiga bahwa aku yang membunuh orang tuaku dan bisa saja aku membunuh mereka.

Guru-guru pun takut berada disekitarku, melihatku saja membuat mereka ketakutan.

Waktu pun cepat berlalu aku duduk dibangku SMA dimana saat itu aku harus bergaul dan terbuka pada orang lain, tapi tidak disangka aku satu kelas dengan beberapa teman di SMP dan mereka menyebarkan gosip itu lagi sampai membuatku sendiri lagi selama 3 tahun mendatang.

Dari saat itu aku memutuskan bahwa aku tidak akan mencoba bergaul dengan orang lain, Sekarang aku telah menjadi mahasiswa fakultas Psikologi, entah kenapa aku mengambil jurusan ini, mungkin karena jurusan ini lebih sedikit diminati orang-orang.

Saat kelas pertama aku duduk sendiri dan merasa bahwa disekelilingku mereka semua membicarakanku, lalu dosen masuk dengan wajah tersenyum lebar melihat wajah-wajah mahasiswa baru, aku terkejut melihat dibawah kaki dosen itu ada seorang wanita yang menarik kakinya sambil memandangku, aku ketakutan melihat wanita itu dan hampir membuatku berteriak, tapi bila aku berteriak mereka akan makin menggangapku aneh.

Wanita itu terus memandangiku, aku terus berusaha untuk tidak melihatnya tapi siapa sangka bahwa mataku dan matanya bertemu, wanita itu berjalan secara perlahan dengan tersenyum mendatangiku, saat itu juga salah satu mahasiswa yang datang terlambat duduk disampingku, dia tersenyum kepadaku dan berbisik,

"aku juga bisa lihat kok, jangan takut mereka tidak bisa menyakiti kita"

Mendengar yang dia katakan aku merasa lega dan tidak menghiraukan wanita itu.

Aku menanyakan pada laki-laki disampingku,

"permisi, nama kamu siapa?" tanyaku

"oh iya belum kenalan, panggil aja aku Antoni" Katanya

"aku tania" jawabku

Dia terus tersenyum sambil memandangiku,

"apa yang membuat kamu bisa melihat mereka" tanyanya

"apa kamu tidak mengenaliku atau pernah dengar gosip tentanngku" tanyaku

"apa gosip tentang kamu yang membunuh orang tuamu sendiri" jawabnya

"jadi kamu dengar ya" jawabku dengan nada sedih

"aku tahu bukan kamu yang membunuh mereka" jawabnya dengan tersenyum

Wajahnya terus tersenyum tanpa menghiraukan orang-orang yang melihatnya, setelah kelas selesai antoni mengajakku untuk makan dikantin, aku pun mengikutinya.

Aku melihat disekelilingku tatapan-tatapan para perempuan yang ingin membunuhku, duduk disebelah antoni membuatku merasa gelisah karena tatapan-tatapan orang lain terhadapku, aku bertanya kepada antoni apa ada yang salah denganku,

"antoni apa ada yanng salah denganku, kenapa mereka semua memandangiku seperti itu atau jangan-jangan gosip itu telah tersbar??" tanyaku pada antoni

"bukan karena itu, mungkin karena aku terlalu tampan makanya semua orang maihat kita" jawabnya dengan bercanda

Aku tersenyum mendengar perkataan antoni, dari kejauhan tiga orang wanita yang sangat cantik menghampiri mejaku dan antoni, aku tahu bahwa mereka bertiga sangat terkenal di kampus ini, yaitu Melinda, Yolanda, dan Dinda, nama mereka sangat mirip mungkin itu yang membuat mereka selalu bersama, aku mengenal mereka, karena saat SMP dan SMA kita selalu satu sekolah dan juga aku pernah sekalas dengan Melinda, dia juga yang menyebar gosip tentangku, Melinda dan teman-temanya duduk didepanku dan antoni lalu bertanya pada antoni,

"kakak apa tidak takut duduk didekatnya" tanya melinda dengan nada gemulai

"iya apa kakak tidak takut" tanya Dinda

"sudah ada gosip tentangnya bahwa dia membunuh orang tuanya sendiri" tanya Yolanda

Aku hanya menundukan wajahku kebawah, lalu antoni menjawab mereka,

"apa kalian melihat dia membunuh orang tuanya?" jawab antoni dengan tersenyum

Mereka bertiga terdiam terbeku dengan jawaban antoni, sampai akhirnya melinda bertanya lagi karena belum puas menyakitiku,

"memang aku nggak lihat kak, tapi dia hampir bunuh diri dan mungkin saja itu karena rasa bersalahnya" jawab melinda dengan nada marah

"bila kalian bertiga duduk disini hanya ingin menyebarkan gosip lebih baik kalian pindah ke meja lain, soalnya aku ingin makan dengan tenang" jawab antoni dengan tersenyum lagi

Mereka bertiga berdiri dan membentak meja, Yolanda berkata

"apa jadi ganteng bisa semena-mena" katanya

Mendengar kata Yolanda mungkin memang benar bahwa orang-orang melihatku dengan antoni karena ketenaranya, aku bertanya pada antoni

"antoni kenapa mereka memanggilmu kakak??" tanyaku

"karena aku mahasiswa tingkat dua" jawabnya sambil menggunyah

"berarti kamu, maaf kakak maksudku, itu seniorku" jawabku

Antoni hanya tersenyum sambil melihatku, aku lansung berdiri membawa makananku, antoni menarik tanganku dan membuatku duduk kembali dengan wajah yang sedikit marah.