webnovel

Bab I Ketakutan orang-orang kepadaku Part II

Mata kami bertemu, aku menghempas tangan antoni dengan kuat. Sekejap orang-orang memandangiku dengan raut wajah marah. Aku menjauh dari kantin sambil memandang kanan kiriku, orang-orang masih menatapku dengan raut wajah yang sama.

Dari belakang antoni menarik tanganku, aku terkejut dan tidak mengira bahwa dia akan mengejarku, antoni menarikku dalam sebuah ruangan kosong.

Antoni mentup pintu dengan kuat, aku terkejut dan hampir teriak. Aku melihat dibelakang pintu, sosok anak kecil yang ketakutan melihat kami, aku bertanya kepada antoni,

"kak kenapa kakak bawa aku kesini, dan kenapa anak kecil itu ketakutan melihat kita" tanyaku pada antoni

Antoni menoleh kebelakang untuk melihat anak kecil itu, saat antoni menoleh ke arah pintu anak kecil itu langsung menghilang dari pandangan mataku,

"kak, kenapa anak kecil itu langsung menghilang setalah melihat kakak?" tanyaku pada antoni lagi dengan penasaran

Antoni hanya terdiam dengan raut wajah yang gelisah, hal itu makin membuatku penasaran sampai akhirnya aku bertanya lagi,

"kak, kakak belum jawab pertanyaanku! Kenapa anak kecil itu menghilang setelah melihat kakak?" tanyaku ketiga kalinya kepada antoni

Antoni menatapku dengan wajah bingung, dan akhirnya membuka mulutnya,

"kenapa kamu lari dari kantin?" tanya antoni padaku

Dalam hatiku aku sedikit marah karena antoni menghindari pertanyaanku, aku langsung menjawab pertanyaan antoni,

"menurutku lebih baik kita jaga jarak, itu lebih baik" jawabku

"lebih baik? Apa maksud kata-kata itu?" tanya antoni

"kakak lihatkan semua orang membenciku, padahal mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi kenapa mereka sangat membenciku hanya karena gosip itu! Itu bukan kesalahanku" jawabku hingga mengeluarkan air mata.

Antoni menatapku dengan raut wajah yang tulus, tanganya bergerak dan menghapus air mataku dengan perlahan, mata kami bertatapan cukup lama sampai akhirnya seseorang masuk ke ruangan tempat kami berada. Antoni menarikku keluar, dan untuk kedua kalinya aku menghempas tanganya

"berhenti menghempas tanganku tania!" bentak antoni kepadaku

Aku berlari menjauh dari antoni.

Keesokan harinya saat aku bersiap-siap ingin pergi kampus dari depan rumah sebuah mobil membunyikan klakson seperti memanggil seseorang untuk keluar, aku mengira kalau mobil itu punya tetangga sebelah yang memajukkan mobilnya sedikit, sampai akhirnya aku keluar dari rumah, seorang laki-laki yang harus aku jauhkan dari sekitarku berdiri didepan rumahku sambil menggayunkan tangannya ke kanan dan kiri dengan raut wajah tersenyum. Aku segera menghampirinya,

"apa yang kakak lakukan disini?dan juga, tahu dari mana alamat rumahku?" tanyaku pada antoni

"aku kesini buat jemput kamu, dan juga aku tahu alamat rumah kamu melalui arwah-arwah yang mengikuti kamu dari kampus sampai kesini" jawabnya dengan wajah bahagia

"jadi arwah-arwah itu aku sendiri yang bawa?" tanyaku

"tentu kamu yang bawa masa aku yang bawa mereka" jawab antoni dengan bercanda

"kenapa aku bisa membawa mereka?dan juga selama ini rumahku banyak arwah-arwah yang datang tanpa sebab itu, karena aku yang membawa mereka dari tempat-tempat yang aku kunjungi" tanyaku pada antoni dengan ketakutan.

Antoni berjalan kearahku dengan perlahan, wajahnya berada tepat didepan wajahku lalu antoni berkata,

"kamu harus tahu tania, mata kita dan mata mereka tidak boleh bertatapan atau mereka akan mengikuti kamu sampai kamu mati" jawab antoni dengan wajah terenyum.

Raut wajahnya lebih membuatku takut dari hal yang dia katakan padaku.