webnovel

SEXY ME

"SEMUA PASTI BERES." Loria mengatakan kalimat tersebut sepanjang waktu. Ia yakin bahwa apapun yang ia dan tunangannya rencanakan akan berjalan mulus.

"Kau yakin sudah membereskannya dan tak akan lagi melarikan diri?" dengan tatapan menggemaskan, Shane bertanya lembut pada Loria. Satu alis terangkat dan sorot mata gelap namun sexy membuat Loria ingin bermain-main dengan Shane sekali lagi.

Loria mengigit bibir bawahnya serta membalas tatapan Shane dengan tatapan sensual miliknya. "Kau tak percaya padaku?" Loria balas bertanya.

"Oh, tidak. Jangan melihatku dengan tatapan seperti itu, jelas kau ingin kita melakukannya lagi, kan?" Shane yang sudah hampir selesai mengancingkan seluruh kemeja kantornya, kembali mendekati Loria yang masih berbaring di ranjang putih mewah besar. Tanpa busana tentu saja.

Tak banyak orang tahu, Loria Winslow si pengacara perceraian yang terkenal sexy dan juga cantik. Nyatanya memiliki trauma yang teramat dalam mengenai pernikahan. Berkali-kali ia melarikan diri dan mengundur hari pernikahan dirinya dan Shane dengan berbagai alasan.

Shane marah? Tentu saja. Namun, sampai saat Shane mengetahui apa yang telah Loria alami dan apa yang selalu Loria hadapi setiap harinya membuat Shane akhirnya mengerti.

"Kau menginginkannya lagi? Disini?" tanya Shane seraya meremas salah satu gundukan kenyal Loria yang sangat indah. Dan tangan satunya lagi sibuk mengusap bagian paling sensitif milik Loria.

Suara-suara kenikmatan kembali terdengar. Shane dan Loria kembali menikmati keintiman yang selalu mereka ciptakan agar tak pernah merasa bosan satu sama lain.

"Shane, stop!" Loria tiba-tiba teringat sesuatu dan menghentikan gerakan pinggulnya. Tangannya sibuk mencari ponsel yang ia yakin sudah ia letakan di atas nakas samping tempat tidurnya.

"Lagi? Kau melewatkan kesenangan kita demi klien?" tanya Shane sedikit kesal.

"Bukan. Ah, maksudku ..." Loria tak melanjutkan ucapannya. Ia sudah menemukan ponselnya dan terlalu sibuk mengecek pesan-pesan penting yang masuk. "Pagi ini aku perlu menyelesaikan kasus perceraian dari pasangan kaya raya," Loria kembali melanjutkan perkataannya. "Konyol! Mereka bercerai setelah 14 tahun menikah. Hanya karena mereka berdua tak kunjung di karuniai anak," gerutu Loria. Matanya membulat saat ia mengatakannya. Ada perasaan ngeri tiap kali ia mengiangat setiap kasus perceraian yang ia tangani.

"Lalu? Kau akan lari dariku dan pergi ke kantor?" tanya Shane sembari menahan tubuh Loria menggunakan tubuhnya yang kekar dan juga atletis lalu kembali memasukan miliknya pada inti Loria. Shane menggerakannya cepat dan semakin cepat.

Suara desahan Loria yang semakin tak karuan membuat Shane semakin bersemangat untuk terus menggerakannya. Dan cengkraman kuat yang Shane dan Loria lakukan, merupakan tanda pelepasan kedua mereka pada pagi ini.

"I'm done, Shane. Aku harus bersiap dan pergi ke kantor."

Loria beranjak dari tempat tidurnya dan berlalu menghilang di balik dinding kaca kamar mandi.

OSBORNE HALL

Kantor besar milik Loria yang berada di tengah kota, pusat kota London nampak lebih sibuk dari biasanya. Mungkin karena hari ini mereka semua akan kedatangan tamu penting. Yeah, pasangan kaya raya yang kurang bersyukur atas apa yang telah mereka dapatkan.

Loria memarkirkan sedan sport berwarna merah miliknya tepat disamping mobil mewah berwana hitam, yang ia tahu benar bahwa itu adalah milik kliennya. Karena di kantornya selain dirinya tak ada lagi yang memakai mobil mewah. Maka, Loria yakin benar bahwa itu adalah milik kliennya.

"Loria Winslow!"

Seorang wanita dengan anting-anting gemerlapan yang menjuntai panjang. Serta kacamata hitam berbentuk cat eyes yang mendominasi dan juga, ah ... tentu saja, itu tas mahal limited edition keluaran designer yang tak sembarang orang bisa memilikinya. Loria tahu benar semua jenis barang mewah dan mahal. Ia bukanlah sembarang pengacara. Berbeda dengan beberapa tahun silam, saat ini Loria merupakan pengacara eksklusif yang hanya menangani kasus-kasus perceraian dari klien-klien VIP.

"Ya?" Loria tersenyum. Senyum mematikan yang selalu bisa membuat lawan bicaranya merasa segan, meski kekayaannya jauh berada diatas Loria.

"Aku ingin bercerai. Aku ingin berpisah dengan suamiku," ucap wanita tersebut.

Loria menganggukan kepalanya. "Tentu, aku sudah tahu dan kurasa kita bisa membahasnya di ruang kerjaku saja," tandas Loria kemudian.

"Tidak! Suamiku sudah berada di ruanganmu sejak 15 menit yang lalu. Dan aku tak ingin menemuinya. Jadi, kumohon tolong urus semuanya dengan benar maka aku akan membayarmu 20x lipat daripada suamiku."

Loria mengangkat kedua alisnya namun senyumnya masih tetap sama. Ya, meski kali ini terlihat lebih aneh.

"Kurasa kau berselingkuh," tebak Loria.

"Aku? Tidak." Jawab wanita tersebut seraya menggelengkan kepalanya. "Aku hanya ingin bercerai dari suamiku karena kami berdua tak kunjung memiliki seorang anak. Kau tahu, semua pernikahan impian yang wanita inginkan adalah membangun keluarga kecil di dalamnya,"

"Aku akan mengurusnya dengan adil," tukas Loria tanpa basa-basi. "Akan kupastikan pembagian harta kekayaan milik kalian berdua akan terbagi dengan baik," lanjutnya seraya berlalu meninggalkan wanita tersebut.

Loria berjalan lebih cepat menuju ke ruangan pribadinya. Ia yakin benar bahwa pasangan wanita tersebut pun akan meminta dirinya untuk melakukannya secara benar. Perlu digaris bawahi, ini semua hanya tentang harta kekayaan dan juga perselingkuhan yang mereka berdua tutupi agar karir mereka berdua tetap aman.

Rok span hitam selutut dengan belahan yang berada tepat di belakang rok, sepatu stiletto merah menyala yang selalu mengartikan bahwa aku kuat, sexy dan juga berani. Menjadi ciri khas Loria saat ia harus menghadapi para klien-kliennya.

"Hai," Loria menyapa pria jangkung yang nampak asik membaca surat kabar dari tablet miliknya. "Loria Winslow," lanjut Loria seraya mengulurkan tangannya.

Pria tersebut menyambut hangat uluran tangan Loria.

"Dan ..." Loria meletakan tas miliknya lalu mengambil berkas yang sudah disiapkan oleh sekretarisnya di atas meja. Milik pria dan wanita yang baru saja ia temui di lobby, tentu saja. "Hanya karena kalian tak memiliki seorang anak?" tanya Loria kemudian.

Pria tersebut menganggukan kepalanya. Namun, Loria yakin benar bahwa kedua pasangan ini tengah menyembunyikan sesuatu. Sangat konyol bahwa sudah belasan tahun menikah dan tiba-tiba ingin bercerai dengan alasan tak kunjung memiliki seorang anak.

"Aku akan mengurusnya," tandas Loria.

"Urus dengan benar dan pastikan hanya ada satu alasan yang tertera pada surat perceraian kami," ucap pria tersebut.

"Baik."

Tanpa perlu menunggu lama, pria tersebut pergi meninggalkan ruang kerja Loria.

"Konyol! Ini sungguh sangat mengerikan," dengus Loria.

Bagi Loria semua pernikahan di dunia ini bukanlah hal yang indah yang diimpikan dan dinantikan. Loria merasa semua pernikahan sama saja, menakutkan dan mengerikan.

TOK TOK

"Masuk," ucap Loria.

Betapa terkejutnya Loria saat seorang petugas kepolisian memasuki ruang kantornya.

"Loria Winslow?" tanyanya. Raut wajahnya menunjukan bahwa ia datang kemari bukan untuk mengurus perceraian, tapi ...