webnovel

Hinode (Sunrise)

Mn_Ikye · Teenager
Zu wenig Bewertungen
4 Chs

Canggung

••• Aku berusaha menyadari yang suda membuat pikiran ku kacau, dia hanya anak kecil jadi kemungkinan besar perasaan orang dewasa sepertiku hanya karena iseng atau canggung •••

Hondie meminta pemilik kantin membungkus beberapa roti dua botol air mineral ke dalam kantong plastik setelah itu Hondie membayarnya dan membawa bungkusan plastik itu kedalam kamar tempat gadis kecil itu yang dia tabrak tadi, Hondie sebenarnya sangat kaget karena dia menemukan gadis itu sudah duduk bersandaran bersama dengan petugas kesehatan yang berada di sisinya memberikan segelas air putih, Hondie menebak pasti anak ini minum obat untuk menghilangkan rasa nyeri atau mungkin untuk memulihkan keadannya.

petugas kesehatan itu langsung keluar saat melihat Hondie berada di dekat pintu sambil tersenyum, sebelum petugas kesehatan itu benar-benar keluar dia menaikkan kepalanya sedikit lalu tersenyum kearah Hondie. Hondie mendekati gadis kecil yang mulai melihatnya dengan serius dan Hondie berharap gadis kecil ini tidak takut dengannya karena dirinya lah yang menabrak gadis kecil ini, Hondie menarik kursi yang tidak jauh dari ranjang rawat dan duduk secara pelan-pelan padahal sebenarnya Hondie agak canggung mendekati gadis kecil ini, karena sedari tadi anak ini melototinya. Hondie meneguk air liur beberapa kali sedangkan isi kepalanya bertanya-tanya bagaiman caranya memulai pembicaraan? Hondie merasa canggung benar-benar canggung.

Hondie tersenyum kepada gadis kecil itu sambil membukakannya sebungkus roti yang baru saja dibelinya, gadis itu tidak membalas senyum Hondie dan tidak menerima roti yang ada di tangan Hondie awalnya Hondie merasa bingung, Hondie menggigit bibirnya berpikir sebentar. Lalu Hondie mencoba memberikan roti itu tapi gadis di hadapannya menggeleng, setelah penolakan itu Hondie berpikir mungkin anak ini haus maka dengan sangat gesit Hondie membuka sebotol minum, anak ini masih menatap Hondie dengan tatapan yang tajam. Hondie memberikan sebotol minum itu dan yang benar saja anak ini haus, sekarang Hondie sedikit lega karena anak gadis ini mau menerima apa yang diberikan Hondie.

Gadis dihadapannya menyodorkan kembali sebotol minuman yang tersisa setengah, Hondie cepat-cepat menerima dari tangan gadis kecil yang gemetar, Hondie paham kenapa tangan gadis kecil ini gemetar kemungkinan karena insiden tadi. Hondie kembali mengambil roti yang sudah dibukanya dan mencoba memberikan kepada gadis ini tapi lagi-lagi gadis ini menolak.

"Kenapa gak mau makan? Apa kamu gak lapar? padahal aku sudah menumpahkan makan siang mu" tanya beruntun Hondie heran dan penasaran kenapa anak ini tidak mau makan, gadis itu terdiam sejenak, Hondie memperhatikan gadis ini dan Hondie langsung merasa tidak nyaman saat dia mengusap air matanya yang ada di pipinya.

"Kamu kenapa? apa pertanyaan ku membuat perasan mu tersinggung?" Hondie semakin bingung dengan reaksi yang diberikan gadis kecil dihadapannya, Hondie menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu mengangkat tangannya mengelus rambut gadis kecil dihadapannya. Hondie berpikir dengan seperti itu anak ini akan berhenti menangis tapi hal yang dia dapatnya malah anak gadis itu semakin menangis, Hondie mulai panik lalu dengan lambat laun Hondie meraih tangan kanan gadis kecil dan bertanya dengan suara yang pelan dan sedikit diibuat lembut.

"Ada apa? Kenapa menangis? Lihat Kaka ada disini kamu gak perlu takut" ucap Hondie menenangkan gadis kecil dihadapannya kalau pun sebenarnya Hondie tidak sanggup memegang tangan kecil gemetar ini, gadis kecil itu menghapus air matanya lalu dengan pelan-pelan membuka suara kalaupun suaranya tidak terdengar jelas karena isak tangisnya. Hondie dengan pelan pula mencerna gadis kecil di depannya.

"I-ibu aku harus menemui ibu, ka" ucap Gadis kecil itu, Hondie langsung paham dia langsung membawa gadis itu kembali pulang sesuai yang dikatakan gadis kecil kalau rumahnya tidak terlalu jauh dari klinik ini, hanya ada beberapa menit saja.

Hondie mempersilahkan anak itu masuk kedalam mobilnya sedangkan dia membayar pengobatan gadis kecil itu tidak lupa Hondie pergi ke kantin membeli beberapa camilan sehat setelah semua selesai Hondie menjalankan mobilnya menuju tempat yang sudah dikatakan gadis kecil ini. Sementara handphone nya sedari tadi berdering, telepon dari ibunya tidak dihiraukannya, Hondie juga sempat membaca pesan dari ibunya yang berisikan "Hondie pulang! Jangan keluyuran, cepat pulang makan siang sayang" dan itupun tidak dibalas Hondie, di tegaskan lagi kalau Hondie paling tidak suka seseorang terlalu perhatian yang sangat berlebihan, perhatian dari ibunya sendiri saja membuatnya risih apalagi dengan perhatian orang lain.

•Hinode•

Rumah kecil dipinggir kali, terbuat dari sebuah kayu yang sudah sangat lapuk atapnya terbuat dari plastik yang disambung-sambung Hondie berpikir sambil membayangkan betapa susahnya hidup dengan kondisi rumah seperti itu bahkan dia melayangkan pikirannya memikirkan betapa panasnya saat disiang hari dan kalau rumah di depannya tertiup angin kencang pasti sudah roboh. Gadis kecil itu membawa kantung plastik yang diberikan Hondie, sedari tadi Hondie berdiri dibawah hujan yang mulai deras saat tangan kanan ibunya gadis kecil ini terlihat berbaring Hondie langsung lunglai apalagi saat melihat isi rumahnya, hampir saja Hondie berbalik tidak ingin melihat keadaan di dalam rumah, bukan karena Hondie merasa jijik. Hondie juga sempat bertanya-tanya dalam hati "Kenapa dengan ibunya?"

Gadis kecil itu menyuapi ibunya dengan roti yang diberikan Hondie tadi, Hondie diam-diam tersenyum melihat kesaktian gadis kecil ini yang berusaha memberikan obat kepada ibunya, setelah selesai mengurus ibunya gadis kecil itu keluar membawa payung berwarna merah dengan keadaan payung yang tidak terlalu bagus lagi tapi masih bisa menaungi satu orang. Gadis kecil itu memberikan Hondie payung, Hondie tersenyum sambil menerima payung dari tangan gemetar gadis kecil ini, padahal baju Hondie sudah terlanjur basah tapi demi membuat gadis kecil ini nyaman dia menerima payung itu padahal gadis dihadapannya juga basah.

"M-makasih ya kak dan maaf bikin kakak basah" ucap gadis kecil dihadapannya sambil tersenyum lebar dan Hondie ikut menarik kedua sudut bibirnya lalu menyerahkan payung yang ada ditangan Hondie, gadis kecil itu membenarkan anak rambutnya yang basah sedangkan Hondie masuk kedalam mobil tapi sebelum Hondie menjalankan mobilnya Gadis kecil itu berteriak keras kearahnya. "Kakak siapa namanya?!"

"Panggil aja kak Hondie!"

🎐🎐🎐

Hondie, nama itulah yang pertama kali membuat gadis kecil ini beberapa kali tersenyum sambil melap tangan ibunya dengan kain yang dibasahi dengan air hangat, entah berapa kali sudah diucapkannya nama Hondie. sedari tadi ibunya juga merasa heran dengan putrinya yang sejak tadi menyebut nama orang asing ini karena tadi Ibunya gadis kecil ini tidak sempat bertemu dengan Hondie jadi wajar saja kalau nama itu terdengar asing ditelinga sang ibu.

"Bu, ibu percayakan kalau Alena punya teman?" tanya Alena sambil menarik kedua sudut bibirnya sedangkan tangis alam masih belum reda, sejujurnya Alena sangat takut dengan hujan apalagi hujan disertai dengan angin dan petir Alena bisa saja berteriak keras saat petir menyambar, seperti minggu kemarin hujan disertai petir beradu dengan angin membuat Alena menangis tapi demi ketenangan ibunya dan menghindari kecemasan sang ibu Alena memilih menangis diam-diam dan merasakan hujan dengan petir yang menyambar.

"Ibu percayakan?" tanya Alena lagi sambil tersenyum lebar-lebar kearah ibunya yang masih berbaring menutup matanya.

"Ibu percaya sayang, kenalkan nanti teman mu itu ke ibu, tapi ibu berpesan jangan terlalu percaya dengan orang yang belum seutuhnya kamu kenal, waspada dan berhati-hati lebih baik sayang" jelas ibunya Alena, dan Alena langsung mengangguk paham dia menarik selimut satu-satunya dengan penuh kasih sayang untuk ibunya. sekarang, sudah memasuki magrib tapi hujan masih belum reda suara gemuruh air hujan membuat rasa takut Alena semakin kuat dan terpaksa dia harus pura-pura tidak takut akan hujan, Alena menyandarkan dirinya lalu memeluk lutut memandangi air hujan sambil berucap "Semua akan baik-baik saja Alena"

🎐🎐🎐

Hondie berjalan sambil masuk rumah, ibunya yang membukakannya pintu merasa heran dengan keadaan anaknya hari ini bagaimana tidak? Melihat anaknya yang basah kuyup dengan bibir pucat karena kedinginan serta Hondie yang tidak mengucapkan satu kata pun saat ibunya bertanya "Kenapa pakaian mu basah sayang?" Hondie diam tidak menjawab pertanyaan itu, dia berniat cepat-cepat pergi dari ambang pintu ini, lalu pertanyaan kedua pertanyaan yang membuat Hondie membentak ibunya padahal sang ibu hanya bertanya "Kamu bertengkar lagi? Mama sudah bilang kan jangan jadi sok jagoan!" dan Hondie hanya tersenyum miring seakan tidak peduli lalu mengatakan "Ini urusan anak muda! Mama gak perlu tahu!" padahal sangat jelas kalau urusan anak adalah urusan orang tua juga. Ada apa sebenarnya dengan Hondie hari ini, setelah menabrak gadis kecil itu tiba-tiba dia berubah sangat dingin padahal manusia itu tidak mudah untuk berubah dan hari ini dia juga tidak bisa mengontrol emosinya, Hondie melepas pakaiannya yang basah tadi lalu mengambil pakaian baru setelah memakai bajunya dia memutuskan untuk berbaring dengan selimut tebal sambil menonton TV.

19:20

Hondie bangun dari tempat ternyaman nya berjalan menuju dapur, sekarang sudah waktunya makan malam jadi mau tidak mau Hondie harus pergi ke dapur, padahal dia sangat malas tapi kedua orangtuanya dan Asisten rumah sudah menunggunya. Tidak sampai 15 menit Hondie sudah memasuki dapur dan melihat ke arah meja makan dan benar saja hanya ada satu kursi yang kosong yaitu dirinya, dirinya yang sejak tadi ditunggu.

setelah Hondie sudah dikursinya barulah makan malam di mulai. sedari tadi ayah dan ibu Hondie menatapnya, ada yang aneh dengan diri Hondie seperti malam ini dia hanya makan malam dengan porsi yang sedikit lalu meminum air putih, Hondie juga memilih diam saat makan malam bersama keluarga kami.

padahal Ayah dan Ibunya bahkan Asisten rumah sangat kenal dengan tabiat Hondie makan malam, biasanya Hondie menghabiskan porsi sedangnya meminum susu hangat dan jarang menyentuh air putih dia juga sering bercerita saat makan malam tapi untuk malam ini dia berbeda.

"Bi, makan malamnya enak aku boleh minta tolong gak?" ucap Hondie tiba-tiba saat makan malam sudah selesai.

"Minta tolong apa Hondie? Bibi sudah capek jangan tambah pekerjaan Bibi" ucap sang ayah sambil mengambil tisu sedangkan Hondie sedikitpun tidak menoleh kearah Ayahnya. Hondie berpura-pura tidak mendengar nya.

"Minta tolong apa Den?" tanya Bibi yang bersedia menerima apa pun yang di inginkan Hondie, setelah Hondie mengatakan apa yang dia perlukan Bibi langsung pergi ketempat memasak diikuti dengan Hondie yang membantu memotong wortel kalaupun dia tidak bisa tapi dia berusaha bisa memotong wortel, ya maklum saja kalau potongan wortelnya kecil-kecil karena dia belum belajar memasak. Ayah dan Ibunya serta yang lainnya sudah pergi ke kamarnya masing-masing, hanya tersisa Bibi Sarah dan dirinya. Bibi Sarah adalah satu-satunya orang yang paling akrab dengan Hondie, jadi Hondie tidak pernah ragu untuk meminta bantuan.

Tidak terasa makanan yang diminta Hondie matang, dia menuangkan sayur itu kedalam rantang berwarna merah muda, setelah itu memindahkan nasi putih hangat kedalam rantang dan Hondie kembali mengambil satu rantang dan memasukkan beberapa ikan dan udang goreng. Bibi Sarah hanya menonton aktivitas Hondie yang jarang sekali dia lakukan.

"Hondie mau kemana? Bawa bekal segala? Hondie gak kabur kan?" tanya beruntun Bibi Sarah dengan wajah sedikit cemas, Hondie bukannya menjawab pertanyaan Bibi Sarah dia malah tertawa sambil mengatakan.

"Kalau Mama nyari bilang aja Hondie pergi keluar" ucap Hondie sambil berlalu dari dapur tapi tidak lupa mengucapkan terima kasih karena sudah membantu dirinya membuat sup dan memasakkan ikan.

🎐🎐🎐

Terima kasih udah baca, jangan lupa beri ulasan dan rating karena ulasan kalian sangat berarti buat Mn_Ikye. Tunggu next chapter ya

Mn_Ikyecreators' thoughts