webnovel

Hemlock : The land of werewolves

Cecile adalah seorang putri dari kepala suku. Suatu hari ia bertunangan dengan saudagar kaya atas kehendak ayahnya sampai membuat nya lari dari rumah. Pelarian nya membawa beberapa pengalaman baru untuk nya tentang kedekatan nya dengan seorang pria asing yang bernama Arthur walau hanya sesaat. Akankah sesaat itu menjadi hubungan yang dekat? Ini adalah kisah tentang negri manusia dan negeri manusia serigala. Manusia serigala empat musim, seperti apa itu??? Slow update!

Happy_autumn · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
37 Chs

Kau akhirnya kembali

Tidak seperti pertama kali di mana ia terdampar di lembah yang bewarna coklat keorenan.

Kali ini Cecile menemukan dirinya jatuh di sebuah lembah yang sangat dingin nyaris menusuk hingga ke tulang.

Tubuhnya seperti memukul bantalan empuk es. Separuh pusing, Cecile mengedarkan pandangannya ke sekitar.

Dan alangkah terkejutnya ia menemukan tempat ini penuh es dan salju.

Kepingan kristal yang indah berjatuhan dari langit. Mengenai wajah serta rambutnya yang panjang.

Ia melihat beberapa pohon pinus di sekitar yang sudah berselimut salju putih. Serta tanah yang juga sudah berlapis salju.

Angin bertiup dan itu sangat dingin.

Cecile menghembuskan nafas hanya untuk menemukan kepulan uap putih dari mulutnya.

Kedua bibir merahnya bergetar dan tubuhnya menggigil kedinginan. Rasa takjub nya lenyap begitu saja oleh hawa dingin yang mencekam.

Arthur yang melihat Cecile kedinginan segera menghampiri gadis itu.

"Sangat dingin?"

"Ya" Jawab Cecile dengan bibir bergetar. "Kenapa kau membawa ku ketempat seperti ini" Keluh Cecile.

"Kita harus pergi ke suatu tempat" Kata Arthur yang terlihat sangat serius. "Aku akan berubah menjadi serigala dan kau naiklah ke punggung ku"

Arthur memutuskan untuk memperlihatkan wujud serigalanya kepada Cecile. Karena gadis itu sudah mengetahui kebenaran tentang nya jadi tidak ada yang perlu di sembunyikan.

Cecile yang mendengar itu tercengang. Rasanya masih seperti mimpi bahwa saat ini di hadapan nya adalah manusia serigala.

Arthur bertransformasi menjadi serigala putih yang sangat menawan. Cecile yang melihat itu sangat terkesima. Perlahan serigala putih itu membungkuk mempersilahkan nya naik.

Cecile dengan tangan bergetar menyentuh permukaan berbulu itu. Ini bulu yang sama dengan yang dilihatnya pada jubah orang-orang yang mengejar Arthur.

Mengangkat kakinya Cecile perlahan menaiki punggung Arthur dalam wujud serigalanya. "Disini sangat dingin, aku tidak tahan" Keluh Cecile lagi yang sudah duduk di atas binatang yang di kenal buas itu.

Arthur yang mendengar hal itu, tidak menunggu lama segera melompat Jauh. Membuat Cecile jatuh memeluk tubuhnya dengan erat. Ia pun berlari dengan cepat menuju tempat yang sudah tidak jauh dari jangkauan nya.

Sebenarnya ini adalah kali pertama Arthur membawa manusia di punggungnya. Dan semua yang pertama itu masih di raih oleh orang yang sama.

Yaitu gadis manusia, putri dari kepala suku Zeath.

Cecile memeluk punggung berbulu itu dengan sangat erat. Tidak akan pernah mengira ia akan sedekat ini dengan binatang buas meskipun itu hanyalah siluman.

Tubuhnya yang hanya terbalut gaun tipis yang sudah sangat dekil. Sama sekali tidak membantu menghangatkan tubuh nya di hutan yang dingin apalagi di tempat penuh es seperti ini.

Cecile merasakan tangannya yang membeku dan jari-jemarinya yang memutih. Jika terus seperti ini bisa saja ia mati kedinginan.

"Arthur kenapa kita tidak berteleportasi saja?"

Arthur mempercepat larinya. Ia dapat mendengar deru nafas Cecile yang bergetar menahan dingin. Merasakan tubuh yang memeluk punggung nya itu sudah sangat dingin nyaris hampir seperti es.

Sebenarnya ia bisa saja berteleportasi. Hanya saja kekuatan nya tidak dapat ia gunakan di kawasan ini. Karena sudah ada lingkaran mantra yang melemah kan kekuatan nya sehingga tidak bekerja.

Itulah kenapa ia hanya mampu mendarat di tempat tadi yang menjadi batas dari lingkup lingkaran mantra pelemahan sihir di kawasan ini.

Cecile mengusap kedua telapak tangan mencoba untuk menghangatkan dirinya. Menghembuskan nafas nya berkali-kali tapi sayang nya juga tidak bekerja.

Mengangkat pandangan nya kedepan. Cecile melihat sebuah kastil megah yang di bangun dari es. Arthur berhenti berlari dan bersimpuh di tanah seperti menyuruh nya turun.

Cecile pun turun perlahan, karena lututnya yang sudah mati rasa karena kedinginan. Ia terus jatuh di atas daratan yang bersalju.

Arthur yang sudah bertransformasi menjadi manusia kembali, melihat Cecile yang tergeletak di tanah sambil meringkuk kedinginan terus mengangkat tubuh gadis itu dalam gendongan nya.

"Bertahanlah!" Katanya yang melihat wajah Cecile sudah sangat pucat tenggelam di dadanya. "Kita sudah sampai di kediaman ku"

Cecile berpikir, apakah kediaman yang di maksud Arthur adalah kastil yang dilihatnya tadi?

Arthur berjalan kearah gerbang.

Para penjaga yang melihat kedatangan nya tampak sangat bergembira sekaligus bingung.

Mereka bahagia karena pada akhirnya putra mahkota yang sudah lama mereka tunggu kehadiran nya di istana muncul. Tapi terkejut melihat pangeran mereka membawa seorang gadis dan bahkan menggendongnya dengan tangan nya sendiri.

Merasakan aroma tubuh yang samar, mereka lagi-lagi terkejut.

Itu adalah manusia? Klan mawar?

"Yang mulia" Mereka serentak membungkuk.

Arthur melangkah dengan cepat melewati jalan yang diapit oleh para pengawal kastil yang satu persatu menarik tombak mereka membuka jalan.

Di depan sana sudah ada anak tangga yang terbuat dari es. Itu tampak bening dan transparan.

Arthur menaiki beberapa anak tangga itu hingga akhirnya melangkah kedepan pintu kastil.

Pintu itu juga masih terbuat dari es. Dengan ukiran pohon hemlock besar di kedua belah nya. Ukiran itu timbul membuatnya tampak hidup seperti pohon hemlock dalam wujud es.

Kedua pintu itu terbuka dengan beberapa penjaga pria dan pelayan wanita yang menyambut nya.

"Yang mulia kami senang anda kembali"

Serentak mereka membungkuk.

"Pelayan" Panggil nya.

Dan orang-orang yang membungkuk perlahan meluruskan kan badan kembali hanya untuk di kejutkan dengan apa yang dibawa oleh pangeran mereka.

Itu sungguh seorang gadis manusia?

Salah satu pelayan wanita yang masih separuh terkejut maju menghampiri nya. "Ada yang bisa saya bantu untuk anda yang mulia" Katanya kemudian sambil menunduk.

"Siapkan kamar dan rawat gadis ini dengan baik"

"Kami mematuhi perintah yang mulia"

Arthur perlahan menurunkan Cecile. Dua pelayan wanita segera datang untuk memapah tubuhnya yang lemah.

Cecile pada akhirnya tau bahwa Arthur tidak hanya seorang manusia serigala. Tapi juga merupakan seseorang dengan status tinggi dan mulia.

"Pergilah dengan mereka" Kata Arthur pada Cecile sambil tersenyum.

Cecile yang sudah sangat kedinginan hanya mengangguk patuh.

Tangan Arthur terulur menyentuh kepala Cecile yang ada sedikit salju dan menyapunya bersih.

Melihat apa yang di lakukan pangeran mereka, semua orang di ruangan tercengang. Tapi tidak ada satupun dari mereka yang berani berkomentar atau bahkan bertanya.

Dua pelayan yang memapah Cecile segera membawa Cecile pergi untuk menjalankan apa yang baru saja Arthur perintahkan.

Arthur pun mengambil langkah pergi untuk menuju ke sebuah ruangan. Dimana tempat sebuah takhta besar berada. Seseorang disana yang sudah mendengar kabar kemunculan nya pasti sudah tidak sabar menunggu.

"Kau akhirnya kembali"

Seorang wanita paruh baya duduk di atas singgasana megah yang terbuat dari es. Di lapisi dengan bulu domba bewarna putih tebal. Dan berhiaskan batu berlian yang bercahaya.

Wanita itu tampak anggun dalam gaun putih kembang nya yang menjuntai hingga ke lantai. Dengan lapisan jubah berbulu putih di luar yang membalut gaun nya dengan sangat kompatibel.

Rambutnya yang bewarna coklat usang khas mawar kering yang layu, tersanggul dengan rapi. Ada mahkota yang sangat menawan di atas kepalanya. Terbuat dari perak dan berhiaskan berlian.

Matanya yang bewarna merah jelas bertolak belakang dengan mata Arthur yang bewarna biru. Wajahnya meski sudah sedikit memunculkan tanda penuaan, tapi masih terlihat menarik dan memikat.

Jelas ia seorang yang sangat cantik dan menawan di masa mudanya.

"Iya Ibu!" Arthur berjalan kedepan dan sedikit membungkuk sebagai salam penghormatan.

Mengangkat wajahnya, ia tersenyum cengengesan sama sekali tidak merasa bersalah dan berkata. "Putramu kembali, kau merindukanku ibu?"

___