webnovel

H(OURS) Time

Kita tidak tahu apa yang sebenarnya ada dan terjadi di dunia ini. Lautan luas hanya 5% terjamah oleh manusia. Lalu, apakah hal-hal mitos itu ada? Sihir? Mungkin di dunia kita, dunia sang penulis dan pembaca, tidak ada yang namanya sihir. Tetapi berbeda dengan dunia ini, semuanya mungkin untuk terjadi. Rakha, lelaki yang tidak diketahui entitas aslinya. Di saat semua manusia di dunia ini memiliki energi sihir, hanya dirinya yang tidak memilikinya. Akan tetapi, dia mampu menggunakan sihir. Entah kenapa, dirinya itu merasa seperti tidak terkekang sama sekali oleh sebuah aturan yang sudah dibuat oleh eksistensi tertinggi, Tuhan. Dia bebas melakukan banyak hal. Ada banyak hal yang harus diselesaikan sebelum dirinya pulang. Pulang? Kemana? Itulah yang sedang dirinya cari dan harus dituntaskan.

Garpit · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
10 Chs

Prolog

SMAN Z, Kota Bandung

"Perkenalkan semuanya saya Rakha. Saya berasal dari SMP Alpha dan memiliki hobi bermain juga mendengarkan musik. Salam kenal semuanya," suara yang terdengar pada ruang kelas X IPA 3 didampingi suasana hembusan angin yang asing.

Semua orang saling bersapa dan berkenalan satu sama lain, tak terkecuali pula dengan Rakha. Dia mendapatkan teman sebangku yang sangat seru untuk diajak bercanda gurau. Aura positif terpancar dari seluruh badan Rakha yang membuat dirinya mampu berteman dengan banyak orang. Ditambah dengan otaknya yang jenius dan juga memiliki sikap yang ramah, dia dengan mudah disukai oleh banyak lawan jenisnya.

Namun dibalik semua kelebihannya itu, tidak ada yang menyadari dan mengetahui betapa kelam kehidupannya. Dia mampu menunjukan senyum bahagianya kepada banyak orang, di samping dia memikul banyak tekanan dari luar maupun dalam. Seakan pesandiwara profesional yang berkecimpung dalam kehidupan bermasyarakat, dia mampu hidup dalam lingkungan yang seperti apa pun itu keadaannya.

Di mana dia berniat hidup dengan damai di masa SMA, tak disangka dia menemukan teman lawan jenisnya yang memiliki sifat sangat berlawanan. Dan sebisa mungkin Rakha ingin menjauhi orang tersebut karena orang itu dianggap mampu mengubah segala rencananya.

~***~

Dalam satu minggu tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Semua sudah masuk ke dalam kalkulasinya, berjalan mulus tanpa ada hambatan sama sekali. Hingga seorang guru memutuskan pembentukan grup dan Rakha terpaksa sekelompok dengan orang tersebut. Berbeda dengan Rakha yang mampu memahami segala materi, orang tersebut terkesan memiliki pemahaman yang tergolong lambat. Selama jam pelajaran tersebut Rakha mengerjakan semua lembar kerja siswa (LKS) dengan benar tanpa kesalahan sedikit pun.

KRING...KRINGG...KRING....

Saat seluruh tugas terselesaikan dan bel pulang sekolah berbunyi. Murid diperbolehkan untuk pulang ke rumahnya masing-masing. Rakha pulang dijemput oleh orang tuanya di depan gerbang sekolah. Sepanjang perjalanan, dia masih terpikirkan tentang orang tersebut.

"Orang itu ... Ahh, mungkin perasaanku akan salah kali ini."

Sesampainya di rumah, dia langsung mengganti pakaian dan langsung menuju dapur untuk mengambil makanan. Menikmati seluruh hidangan sembari menyaksikan siaran televisi, dan selesainya langsung menuju kamar. Tidak disadari terdapat chat dari aplikasi LINE masuk ke dalam dawai Rakha.

Saat dilihat, orang itu sedang menanyakan sesuatu, [Rakha, kamu ada LKS yang tadi ga? Boleh aku minta fotonya?]

Di luar dugaan ternyata dia tidak seburuk yang kukira. Tapi itu bukanlah alasan Rakha untuk lengah. "Boleh, boleh," balas Rakha.

Rakha langsung mengirim foto LKS kepada orang tersebut. Dan tiba-tiba Rakha teringat bahwa dia sama sekali belum berkenalan dengan orang tersebut.

"Omong-omong, kita belum kenalan ya?" tanya Rakha.

[HAHA!!! Benar juga]

Dan disitu Rakha memulai perkenalannya terlebih dahulu, "Seharusnya sudah tahu kan, namaku Rakha. Untuk hobi masih ingat kan?"

[Ya aku ingat kok. Namaku Rani, salam kenal ya!!!]

Tak disangka rasa curiganya berubah semudah itu setelah berkenalan. Dengan berpikir mungkin trauma Rakha bisa sembuh jika selalu bersama dengan orang ini.

Sinar rembulan menyinari atap dua pemuda yang sedang bertukar pesan. Tawa seri tak tertahan pada sang pengucap. Membuat malam yang hening menjadi penuh akan kekuatan pertemanan yang baru saja tumbuh.

Siapa sangka bahwa orang yang Rakha curigai itu ternyata memiliki hobi yang sama juga dan mampu berkomunikasi selancar dan senyaman itu. Jarang sekali dia mampu bercakap dengan lawan jenisnya. Karena traumanya dia sering kali bersikap sangat dingin kepada lawan jenisnya. Akibatnya dia selalu dinasihatkan oleh ibunya, sebab sikapnya yang terlalu dingin kepada teman lawan jenisnya. Rakha tak kuasa untuk membalas nasihatnya karena dia tak mampu untuk menjelaskan apa yang sebenarnya dulu pernah terjadi.

Toktok... Tokk.... Suara ketukan pintu di depan kamar Rakha.

"Kak, jangan ketawa-ketawa, cepat tidur sudah malam. Besok sekolah kan?" sang Ibu memotong tawa Rakha sembari menegurnya.

"Iya bu, sebentar lagi ya," jawab Rakha kepada ibunya. Sebelum tidur, Rakha memberitahu kepada Rani untuk izin tidur terlebih dahulu sebab perintah ibunya. Rani pun akan tidur setelahnya.

HP ditaruh dan juga diisikan daya. Menyiapkan kasur , berbaring dan juga berselimut. Lalu terakhir Rakha menutup matanya dan mulai tidur.

~***~

"Hei ... Hei ... Anak muda lari!!! CEPAT LARII!!!" teriak seorang paman yang tersandera oleh prajurit perang.

"Bocah sekecil ini ... mampu membuat pimpinan kita takut?" ucap salah seorang prajurit perang.

"Mungkin pemimpin kita sudah terlalu lemah untuk berhadapan dengan seorang anak kecil yang bahkan umurnya tidak lebih dari 6 tahun."

"Ya, perintah tetaplah perintah. Apa boleh buat!"

Pemimpin prajurit itu terlihat mengangkat pedangnya. Lalu menghunuskannya ke arah jantung pemuda itu dan seketika ....

KRING!!!KRIINGG!!!Krrr....

Alarm berbunyi, Rakha sontak terbangun dengan perasaan takut dan berkeringat dingin. Bulu kuduknya pun sampai berdiri. Seluruh badannya bergetar, napasnya tidak beraturan. Seolah-olah mimpi itu suatu kenyataan yang pernah dilaluinya. Rasa sakitnya, percakapannya, suasanya, hingga teriakannya. Semuanya itu terasa begitu nyata.

Tok...tok...tok....

"Kak ... Sudah bangun? Cepat sarapan dulu, jangan lupa mandi juga!" sang Ibu di depan pintu kamar Rakha.

"Iya bu, kakak sudah bangun." Setelah mendengar suara ibunya, seketika semua yang telah dialami oleh Rakha terlupakan begitu saja. Kondisi badannya kembali prima seperti orang bangun tidur yang sewajarnya.

Rakha langsung menuju dapur mengambil sarapannya dan makan di ruang tengah sembari menonton televisi. Setelah makan, dia langsung menuju ke kamar mandi untuk mandi. Lalu mengenakan seragam dan siap untuk pergi sekolah.

Dia diantarkan oleh ayahnya ke sekolah menggunakan motor. Di perjalanan, Rakha sama sekali tidak terpikirkan mengenai mimpinya itu. Seakan-akan ingatannya akan mimpi itu langsung lenyap ditelan monster pikiran.

Sesampainya di sekolah, Rakha salam dengan ayahnya dan langsung menuju kelasnya. Dia selalu datang sangat pagi sehingga selalu sendiri di kelas. Beberapa menit kemudian datanglah temannya. Semakin lama semakin banyak temannya datang. Mereka bercanda gurau, bermain game, dan berbincang sebelum jam pelajaran dimulai.

Datanglah Rani di sana. Rakha tidak pernah menyadari kehadiran Rani pada saat di kelas. Dia masih memiliki traumanya akan wanita. Meskipun begitu, Rani masih memberikan senyum sapanya setiap pagi kepada Rakha. Namun Rakha sendiri tak pernah melihatnya, apalagi membalasnya.

~***~

Pada kelas satu, semua terjadi begitu saja tanpa adanya hal-hal istimewa di dalamnya. Tanpa disadari, awal semester 4 (kelas dua semester 2) muncul buih-buih cinta di dalam hubungan pertemanan Rakha dan Rani.

"Sebenarnya aku juga suka sama kamu, tapi ...."

<Kalimat yang ku keluarkan itu sungguh mengubah seluruh keadaan yang ada. Dan tidak dapat dipungkiri bahwa itu menjadi masalah yang begitu rumit.>

Semua itu tidak akan terjadi apabila waktu dan takdir tidak berkehendak.

This is my first story, i hope you all enjoy this work

If you have criticism or suggestions, you can write them in the comments.

Like it ? Add to library!

Garpitcreators' thoughts