webnovel

Guci Wasiat

novel ini berangkat dari sebuah tempat bersejarah yang terlupakan. adalah sebuah taman makam pahlawan prajurit Jepang yang kesepian. kuburan ini tidak pernah dicintai orang, karena tidak ada yang mengenal mereka, bahkan mungkin para keluarga (orang Jepang) mengetahui sanak saudaranya ada di makam tersebut. Ditemukan sebuah guci tua di dalam gua yang tak pernah di datangi manusia sebelumnya.Goa tempat roh bersembunyi. Guci berukuran pria dewasa itu terdapat seorang pemuda tampan, bernama Ya Lam, pemuda tersebut adalah tentara Jepang. Yang melarikan diri dari tentara sekutu NICA. Kemudian dia diselamatkan oleh pasukan kerajaan gaib, selama berbulan-bulan. Ya Lam terbangun di jaman modern dan bertemu secara tak sengaja dengan Piya,seorang Polwan yang bersembunyi di goa tersebut dari kejaran preman yang ingin memperkosanya. Mereka berada pada goa yang sama dari jaman yang berbeda. Ternyata Ya Lam telah tertidur di guci dalam goa itu selama 75 tahun. Goa tempat para perompak laut menyimpan harta karun. Piya keluar dari goa dengan sejumput emas yang membuatnya kaya raya, Piya membawa Ya Lam keluar dari goa sebelumnya akhirnya goa itu mrnjadi rata dengan tanah.

Meri_Sajja · Geschichte
Zu wenig Bewertungen
43 Chs

Benda Keramat

Delima melapor keibunya, "Piya ternyata mempunyai mobil mewah warna merah", katanya membakar emosi sang ibu yang mulai tenang.

"Dia beli cas atau kredit?"

"Tidak dua-dusnya!"

"Maksudmu?"

'"Mobil itu hadiah", Jawab Delima.

Tante Rasti terdiam.

Di tempat berbeda. Piya dikejutkan oleh sebuah artikel yang membahas pengusaha muda di majalah pria, tokoh pengusaha muda itu adalah Mr. Ryozo Tokugawa, wajahnya sangat mirip dengan suaminya. Mungkinkah ada orang yang mirip seperti itu, mereka seperti kembar identik. Hanya saja pria itu sangat kaya dan terkenal. Berbeda jauh dengan suaminya, Ryozo Tachibana, dia hanyalah lelaki biasa dan sederhana. Piya merasa sedih, Ryozo hilang tanpa bekas. Dia seperti mimpi baginya. Mimpi nyata. Dia harus bisa menemukannya kembali.

Setelah berhenti dari kepolisian, Piya menjadi pengangguran. Setiap hari dia menghabiskan waktu banyak di rumah, berenang, dan joging. Tetapi meski banyak berdiam diri tanpa bekerja, Piya kaya raya, dia punya rumah mewah dan mobil mewah. Delima sepupunya itu jadi rajin ke rumahnya, mengamati Piya. Piya kerja apa sih, kok bisa kaya gitu? Uangnya banyak. Benaran kali ya, kalau Piya istri simpanan, atau gundik orang kaya. Enak banget jadi Piya, bisa santai. Ga perlu kerja keras, tapi Piya kayaknya tidak bisa bersyukur! Buktinya. Dia ga happy! Piya ngga pernah ke salon, ga pernah perawatan wajah, spa, belanja, ke pesta. Sedih banget nasib Piya, jadi orang kaya malah menyimpan dirinya di rumah. Takut kali ketahuan istri tuanya. Delima mikirin Piya. Dia jadi kasihan dengan Piya. Dia ga mau bernasib kayak Piya, menderita batin sepertinya. Delima menangis. Piya yang saat itu lagi membersihkan taman jadi heran, kenapa Delima jadi menangis begitu. Ibu Piya datang membujuknya. "Ada apa Ima, kok kamu nangis gitu?'

"Ga ada Ima cuma baper!" Delima malu. Delima, anak ini baik. Walaupun kadang menjengkelkan dengan sifat manja, tinggi hati dan sedikit oon. Makanya kuliahnya di kedokteran, ga kunjung selesai. Delima ga mau sebenarnya jadi dokter, kuliah di sana. Itu pilihan ibunya. Makanya dia sengaja ga mau menyelesaikan kuliahnya. Takut mal praktek.

Delima sangat perhatian ke Piya. Mereka dekat dari kecil. Dia juga dekat dengan Rinda, ibunya Piya. Tapi karena pengaruh ibunya, Delima rada menjauh ke Piya, karena bibinya itu miskin. Delima tidak boleh dekat sama orang miskin. "Ntar ketularan kampungan kamu!" Katanya ketija Delima ingin ke rumah bibinya. Sekarang beda. Justru ibunya rajin ngajak Delima ke rumah bibinya. Mau tahu rahasia Piya.

...

Seorang pemuda tinggi kurus berwajah oriental menemui Piya di rumahnya, dia Joni asisten Mr Wang. "Mr Wang ingin bertemu anda nona Piya, nanti malam," Joni menyerahkan amplop warna merah ke Piya.

"Maaf. Sampaikan ke beliau, saya tidak menerima Ampau, Lagipula Gong Ci Pa Cai, sudah lewat", Piya menyerahkan amplop itu. Ini sudah kelima kalinya Mr Wang mengirim utusan dan memberi hadiah.

Bukan koin emas itu yang menjadi

sasaran Mr Wang, dia ingin tahu tempat harta karun itu berada. Dia sungguh serakah dan tidak pernah puas.

Utusan Mr Wang kembali pulang dengan penolakan. Mr Wang pasti marah kalau tahu Piya menolak hadiahnya.

Ketika keluar dari rumah Piya, mereka berpapasan dengan mobil mewah yang berhenti di halaman rumah Piya. Mobil utusan Ryozo yang ingin bertemu Piya.

Joni mencari informasi plat mobil mewah tersebut. Mobil milik seorang pengusaha kaya asal Jepang. Saingan Mr Wang.

Mobil lainnya berhenti di depann rumah Piya. Rasti keluar dari mobilnya. Ada banyak mobil yang berhenti di sekitar halaman rumah Piya. Aneh. Piya ternyata laris juga, tamunya banyak.

Utusan Ryozo Tokugawa menyerahkan sebuah surat undangan VVIP lelang benda-benda berharga dan bersejarah yang di laksanakan di sebuah kapal pesiar di Singapura. "Silahkan bila nona Piya berminat hadir silahkan menghubungi panitia". Kata pria itu sebelum pamit pergi. Para pengawal Mr Wang yang bertugas mengamati Piya masih mengintai di ujung jalan, dia pergi setelah utusan Ryozo pergi.

"Nona Piya diintai", pasukan bayangan Ryozo memberikan laporan. "Siapa pengintainya ? tanya Ryozo. "Anak buah Mr Wang", sahut Zay kepala pasukan bayangan.

"Benda yang di miliki Piya harus di serahkan panita lelang, supaya Piya aman. Sebelum mereka mengambil tindakan yang membahayakan Piya dan keluarganya, datanglah sekali lagi ke rumah Piya, tawarkan dia untuk menitipkan barangnya ke kita".Ryozo yakin selama Piya memiliki benda keramat itu, nyawanya bakal terancam. Ryozo mencari melindungi Piya. Dia kemudian menempatkan beberapa orang yang menyamar menjadi tetangga Piya. Bekerja sebagai security perumahan tersebut, wakar atau penjaga malam, petugas kebersihan dan gardener. Bahkan Ryozo sengaja membeli sebuah rumah Piya yang memantau keadaan di sekitar rumah Piya.

"Kami sudah berhasil memasang GPS di mobil nyonya Piya", Zay melapor. Ryozo cukup puas dengan pekerjaan Zay. Mulai sekarang, Ryozo akan memantau Piya sebagai manusia normal. Dia tidak bisa mengirim ruh sucinya untuk memantau Piya tanpa seizin Pangeran Hiran, dari negeri atas angin.

....

Zay menghubungi Piya kembali untuk memastikan kesediaan Piya untuk hadir di lelang tersebut. Mereka bertemu di sebuah kafe private room.

Zay menyerahkan tiket untuk Piya ke Singapura. Piya merasa heran kenapa Zay bersikeras kedatangannya ke acara tersebut.

"Mengapa saya harus ikut acara itu?" tanya Piya waspada. Pria ini sangat aneh. "Karena Nyonya memiliki benda keramat itu!" Zay berterus terang.

"Benda keramat!" Piya bingung.

"Koin emas Dinasti Edo!" Zay langsung ke pokok utama pembicaraan. Piya terkejut. Zay tahu dari mana? Orang luar yang tahu tentang benda itu hanya Mr. Wang dan asistennya.

Zay mengeluarkan kotak

dalam tas kecil yang di bawanya. "Benda ini adalah rumahnya, yang akan memindai dimana koin itu berada". Zay mengeluarkan benda di dalam kotak kayu tersebut. "Benda ini adalah pasangannya, dia akan bercahaya bila berdekatan dengan koin itu, nyonya Piya membawa koin itu kan?", Piya mengangguk, dia tak kuasa melawan kekuatan yang memaksanya untuk mengeluarkan koin emas yang selalu dibawanya kemanapun. Piya telah di hipnotis.

Dengan segera dia mengeluarkan koin emas itu dari dompetnya. Ruangan itu disekitar mereka seketika bercahaya terang kebiru-biruan , cahaya itu berasal dari dua buah benda yang saling menempel satu sama lain.

"Nyonya tidak perlu khawatir, benda ini aman bersama kami, kami akan menjaga benda ini dengan baik sampai proses lelang dilaksanakan dan akan di lelang secara adil. Nyonya Piya akan kami jemput menghadiri lelang tersebut pekan depan". Piya hanya mengiyakan. Sampai pertemuan itu berakhir Piya masih tak sadar telah melepaskan koin berharga miliknya.

Tante Rasti sudah meyakini kalau Piya memang jual diri. Buktinya hari ini dia melihat Piya berduaan dengan seorang pria asing. Dia harus menghentikan Piya.

Seseorang menepuk bahu Rasti. Seketika dia lupa dengan kejadian yang di lihatnya. Rasti pulang dengan pikiran kosong. Lupa dengan amarahnya kepada Piya

....

Mr. Wang terkejut menerima undangan lelang benda bersejarah. Koin emas Dinasti Edo termasuk salah satu benda yang akan di lelang.

Piya telah menyerahkan benda keramat itu kepada Zay untuk di lelang diluar kesadarannya.