"Si brengsek tidak tahu di untung ini memang sudah seharusnya mendapatkan tendangan dariku!" Siska mendekati Afka, melepas sepatunya dan melayangkan sebuah tendangan pada wajah Afka. Semuanya berlangsung sangat cepat. Rasanya hanya satu detik yang Siska butuhkan untuk membuat Afka mimisan. Bahkan, Tzuwi dan Grell tidak sempat mencegahnya.
Ghirel meringis melihat hidung Afka yang sudah meneteskan darah. Dia mengambil tisu, mengelapnya. "Sakit?" Tanya Ghirel ragu.
Afka meringis dan mengangguk. Melihat Siska yang mulai hilang di balik pintu. Gadis itu selalu pergi meninggalkan korbannya tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Kau seharusnya jangan mengucapkan seperti itu di depan Siska. Kau tahu sendiri dia selalu melukai siapapun yang berani melukaiku." Kata Ghirel. Sembari terus membersihkan darah yang mengalir derasnya dari hidung Ghirel.
"Afka..." suara Ghirel yang lembut membuat Afka memutar wajahnya menuju sang istri. Menatap netra madu yang selalu memabukkan untuknya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com