webnovel

GITA

Entah mengapa sepertinya Barra jatuh begitu dalam dengan perasaan sukanya itu? Seharusnya Barra tidak boleh mengikuti perasaan suka itu pada Gita. Usia mereka berbeda jauh dan Gita juga masih bersekolah. Tapi, menahan perasaan itu terus membuat Barra gelisah. Kalau yang seperti itu disebut jatuh cinta, ya, Barra setuju dan mengakui kalau Barra jatuh cinta pada Gita. Kenapa Barra berkata begitu? Gita bahkan menganggapnya seperti kakak laki-lakinya sendiri. Lagipula, Gita juga baru saja menerima perasaan teman sekelasnya. Lalu Gita harus apa? Gita terus resah menanggapi pernyataan Barra padanya. Saat cinta datang tanpa peringatan, tidak ada yang tahu kapan dan bagaimana, serta pada siapa akan berlabuh. Ini bukan kisah romansa berbau CEO ataupun Mafia dengan kehidupan kaya raya. Ini hanya kisah biasa dari Barra, pemuda 23 tahun yang jatuh cinta pada Gita, gadis remaja yang masih bersekolah. Tanpa pertanda apapun, Barra dipertemukan dengan Gita dan perasaan aneh menggelitik Barra rasakan pada pandangan pertama. Ya, Barra jatuh cinta. Dan anehnya, hatinya berlabuh pada Gita, si gadis remaja yang baru mengenal apa itu rasa suka pada lawan jenis. Kisah cinta mereka diliputi dengan banyak air mata hingga kisah ini berakhir, tanpa menghilangkan kebahagiaan Barra dan Gita dengan banyak tokoh lainnya. Kisah ini terinspirasi dari pernikahan dini yang marak di lingkungan sosial. Semoga dengan membaca kisah ini, kita semua dapat mengambil pelajaran bahwa pernikahan dini tidak seindah yang dibayangkan, namun juga tidak seburuk dan semenakutkan yang dipikirkan.

Knisa · Urban
Zu wenig Bewertungen
316 Chs

KEKECEWAAN YANG BESAR

'Bar, coba pikir seribu kali lagi untuk pilihan kamu. Ayah akan langsung bilang 'iya' seandainya perempuan yang kamu suka usianya sebaya kamu. Tolong pikirkan lagi ya, Nak!'

'Apa-apaan kamu, Barra? Kamu sudah gila, ya? Anak Pak Hasan itu masih kecil. Masih sekolah! Apa yang ada di pikiranmu sehingga mau melamarnya?!'

'Apa tidak ada perempuan lain yang bisa kamu jadikan istri? Coba pikirkan baik-baik, saat kamu bekerja bisa aja dia keluar rumah dan bermain bersama temannya. Bisa aja saat kamu kerja dia pergi sama laki-laki lain yang dikenalnya,'

'Coba kamu pikirkan, Barra! Dia itu masih kecil, masih perlu bermain, masih ingin bebas, masih baru mengenal dunia luar. Apa seperti itu yang ingin kamu jadikan istri?'

Barra tersenyum mengejek dengan matanya yang tertutup. Ingatan tentang penolakan keputusannya yang ingin melamar Gita dulu, kembali terputar di benaknya.

Barra membandingkan ingatan yang telah berlalu itu dengan situasi yang terjadi di dalam kelurganya sendiri.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com