webnovel

Game Offline World ( Indonesia )

(Cerita sudah dihentikan, Author pindah) Ayu Octaviani Ningsih Putri Nartono Ningratmojo Hayunda Astari, adalah pemain game offline. Dia hanya menghabiskan waktu bermain game Virtual Reality (VR) offline yang rilis di tahun 2050. Dia tidak bisa bangun dari tempat tidur rumah sakit, tubuhnya sangat kurus bahkan makan dan minum harus menggunakan alat bantu berupa selang Nasogastrik melalui hidungnya, dan infus tak pernah berhenti menopang kehidupannya, dia sudah seperti itu sejak berumur 10 tahun. Dia hanya bisa terbaring lemah saat bermain game offline, dunianya hanya dalam game sampai waktu mengikisnya hingga akhir hayatnya. Di dalam game, dia adalah seorang Apoteker sekaligus penyihir dengan Class Necromancer level 100 (level limit) dia begitu kuat dalam game offline yang dia mainkan bahkan Red Dragon, bisa tumbang melawannya. Tapi, game offline tetap game offline, semua penghuni di game hanya mengucapkan dialog yang sama berulang-ulang tapi kali ini berbeda ketika dia bereinkarnasi di game offline yang di kenal sebagai (G.O.W).

Yayang_ · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
147 Chs

Ratu Goblin

"Rupanya seseorang menggagalkan rencanaku."

Sebuah suara wanita membuat Hiro menoleh ke arah asal suara, sosok yang menyerupai manusia. Warna kulit wanita itu berwarna hijau parasnya hampir seperti manusia normal, matanya yang merah dan telinganya yang runcing menarik perhatian Hiro. Jenis ras yang belum pernah Hiro lihat sebelumnya, biasanya ketika wanita bertelinga runcing adalah elf tapi ini dilihat dari kulitnya yang hijau seperti Goblin?

Ayu tenggelam dalam perasaannya sendiri karena shock yang belum pernah dialaminya. Hiro menarik pedangnya dari sarungnya, dia yakin Ayu tidak bisa ikut bertarung sekarang. Dia akan melindunginya dengan sekuat tenaga.

"Semoga wanitamu masih perawan dia berguna untuk membantuku menjadi lebih cantik dan memiliki banyak anak."

Di kedua sisi wanita itu ada HobGoblin yang mengawalnya, wanita itu memerintahkan keduanya untuk menyerang Hiro dan Ayu. Hiro melihat Ayu masih dalam keadaan yang tidak memungkinkan, Hiro tanpa pikir panjang langsung menahan HobGoblin yang membawa dua pemukul yang cukup besar. HobGoblin kekar dengan tinggi 190 sangat merepotkan. Hiro mengakui bahwa dia tidak sebaik Ayu dan Argeta tapi dia yakin dia bisa melawan HobGoblin yang lebih lemah dari Orc. "Ayu cepat sadar! Sial, Mahluk hitan panggilannya sudah tida ada!" Hiro khawatir wanita berkulit hijau seperti Goblin juga akan menyerangnya tetapi ketika dia melihat dengan seksama ternyata hanya melihatnya melawan dua HobGoblin.

"Grook!" Suara erangan keras HobGoblin saat Hiro berhasil menebas dadanya. Hiro dengan cepat menghindarinya saat pemukul besar HobGoblin lainnya membidiknya. Wanita itu hanya mempermainkan rambut putih kusamnya sambil melihat sekelilingnya. Dia sangat menyayangkan banyak perempuan yang sudah tidak perawan lagi, sehingga banyak korban yang terbuang karena tidak bisa menikmati darahnya. Wanita itu adalah tipe baru dari ras Goblin yang bisa disamakan dengan vampir karena dia mengkonsumsi darah, tetapi darah yang dia inginkan adalah wanita yang masih murni, jadi dia meningkatkan kemampuannya dan transformasi fisiknya sempurna, dia ingin berubah mejadi ras Vampir, meskipun sebenarnya cara ini sangat sulit.

"Menjadi Ratu Goblin itu hebat tapi tidak cukup," gumamnya.

"Tidak! Tolong kami!" Hiro segera menoleh ketika dia mendengar suara, dia terkejut saat Ratu Goblin menusuk dada keempat wanita itu satu per satu. Ratu Goblin melirik Hiro yang sepertinya telah membunuh satu HobGoblin meskipun mendapat luka di tangan kirinya. Hiro menebas leher HobGoblin setelah menghindari tiga serangan yang bisa dia tangani dengan mudah. Ratu Goblin mengunyah jantung terakhir dari empat wanita yang sekarang berbaring dan bersandar di dinding gua. Tangan kiri Hiro terus berdarah tetapi dia masih mencoba yang terbaik dan memaksa tangan kirinya untuk bergabung dengan pedang.

"Oh, masih bisa bertarung? Setelah kamu mati, aku akan menikmati wanitamu." Ratu Goblin bergeser ke kanan dia melakukannya untuk menghindari serangan Hiro. Hiro terkejut bahwa serangannya berhasil dihindari tetapi dia dengan cerdik mengayunkan pedangnya ke pinggul lawan. Namun, tidak mudah untuk melawan Ratu Goblin yang lebih cepat dari kecepatan tebasannya. Hiro menghela nafas dan mencoba sekali lagi meski serangannya mudah dihindarkan pasti ada celah. {Bugh!} Ratu Goblin menyerang dengan lututnya membuat Hiro jatuh, Hiro menancapkan pedangnya ke tanah dan bangkit, dia tidak menyangka akan dikalahkan oleh seorang wanita meskipun dia dari ras yang berbeda dan lebih tinggi darinya, Ratu Goblin memang unggul dalam hal kecepatan dan tinggi badan 185 sentimeter sedangkan Hiro hanya 175 sentimeter.

"Hah... Heah..."

"Jangan bilang kamu hanya bisa menyerang dengan cara yang sama? Belum apa-apa sudah kehabisan nafas, manusia memang payah sekali," kata Ratu Goblin dan mengambil pemukul tidak jauh darinya. Hiro buru-buru menghindar saat tongkat pemukul yang dipegang Ratu Goblin dilemparkan ke arahnya. Ratu Goblin melesat ke depan dan bersiap untuk memukul Hiro dengan tangan kanannya. Mengayunkan pedang dengan mengandalkan satu tangan dan memposisikan ujung pedang yang tajam terfokus pada kepalan tangan lawan.

{Bugh!) Gerakan Ratu Goblin berubah seketika, Hiro tidak sempat menghindar seolah tubuhnya membeku dan pada saat itu wajah Hiro mengenai lutut Ratu Goblin. Sebuah gerakan yang belum pernah dilihat Hiro sebelumnya jika itu adalah teknik dengan tangan yang tidak bersenjata, bukankah seperti itu terlalu mustahil? Hiro terkapar, terbaring di tanah. Pedang yang dia pegang sebelumnya terlepas dari tangannya.

"Dalam mimpiku, aku belajar banyak hal aneh, tapi sangat berguna sampai sekarang... Ah, aku malah banyak bicara dengan orang lemah."

Hiro melihat semuanya samar-samar, dia merasa tubuhnya kehilangan tenaga dan sehingga percaya bahwa ini adalah akhir hidupnya, dia sangat kecewa pada dirinya sendiri. "Ay-. Aahhh!" Ratu Goblin menginjak tangan kiri Hiro yang terluka, Hiro tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak. Ayu mendengar suara yang familiar di telinganya, dia masih tenggelam dalam pikirannya sendiri. Segera, dia terbelalak. Apa yang dia lihat hari ini sangat mengejutkan. "Shadow Knight!" Ratu Goblin melihat ke belakang dan pada saat yang sama perutnya tertusuk oleh pedang hitam. Ayu tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. Hiro yang sebelumnya dia ingat di dekatnya, sekarang terlihat sangat memperhatinkan dan ditambah dia tidak sadarkan diri, dalam benaknya Ayu, 'tidak mungkin jika Hiro mati?' Angka di atas kepala Ratu Goblin menunjukkan level 48, tidak heran Hiro tidak sepadan. Shadow Knight menghilang saat pedangnya masih tertancap di perut Ratu Goblin. Ratu Goblin yang hendak menarik pedang lantas mendapat hantaman tepat di wajahnya. "Mati!" Ayu melihat ke arah Hiro dan memangilnya namun tidak mendapat respon. Ratu Goblin memutar matanya ketika dia melihat sosok hitam dengan mata merah memegang pedang yang tertancap di perut Ratu Goblin yang terpojok di dinding gua. "Uhuk, sialan makhluk macam apa ini!" Shadow Knight itu terdiam, dan menghunus pedangnya dan mundur untuk memberi jalan bagi Ayu.

"Mati, aku akan membuatmu mati, mati."

Luka di perut Ratu Goblin perlahan sembuh lubang itu mulai perlahan menutup. Ayu menatap dan mengulurkan tangan ke Shadow Knight, pedang hitam itu dengan sopan diserahkan kepada Ayu. "Jangan hanya bicara, kamu yang menangis begitu banyak ingin membuatku mati jangan mim-aaakk!" Pedang itu menembak langsung ke mulut Ratu Goblin. Ayu memegang erat pedangnya bahkan menekan lebih ke dalam. Ratu Goblin mengejang beberapa kali tubuhnya berusaha pulih. Ayu tidak bergegas membunuh Ratu Goblin yang sebenarnya sangat mudah untuk dia tangani. Tangan Ratu Goblin bergerak untuk memukul namun Ayu tidak bergeming dia hanya menunggu sampai kesembuhan Ratu Goblin bisa terjadi. {Kraak!} Ayu menangkap tangan kanannya dan memelintirnya hingga putus. "Kamu akan mati dengan susah payah." Ayu melakukannya di tangan kirinya juga dengan cara yang sama. Ratu Goblin yang mecoba memulihkan diri, tidak bisa memulihkan tangannya yang putus. "Hanya kakimu yang tersisa." Ayu menarik pedang yang tertancap di mulut dan separuh wajah Ratu Goblin. Tanpa kedua tangan adalah kondisi Ratu Goblin saat ini. Ayu dengan santai memotong kedua kaki Ratu Goblin tanpa berpikir dua kali Ratu Goblin yang hampir berteriak seakan berkokok samar-samar ketika mulutnya terbungkam oleh sebilah pedang.

(Update: Rabu, 9 Februari 2022)

Maaf aku edit ulang-ulang, buru-buru ada sesuatu. Kebayang tapi susah untuk nulis gambaran pertarunganya, maaf kalau banyak kesalahan.