webnovel

Farmakologi Cinta

Dikisahkan dua remaja SMA yang bersahabat. Danu yang tampan, pendiam, dan pintar, bersahabat dengan Pradita si cewek tomboy, tapi punya daya tarik tersendiri. Gara-gara kalah balapan, Pradita dihukum harus menjadi pacarnya Bara selama seminggu. Wah, beneran gak tuh pacarannya? Menurut para cewek-cewek, Bara itu adalah cowok tercakep dan terkeren seantero sekolah farmasi. Udah cakep, keren, tajir, model, pinter lagi. Aaah, sempurna banget sih? Gak juga. Bara juga punya kekurangan. Ia memiliki masa lalu yang tidak akan ia ceritakan pada siapa pun selain ... Pradita. Well, Danu tidak bisa tinggal diam melihat sahabatnya terjerat cinta pada cowok menyebalkan seperti Bara. Danu terus menerus mencari-cari kesalahan Bara hingga membuat Pradita jadi kesal. Padahal Danu sendiri sudah berpacaran dengan Arini, si gadis cantik manis seperti gulali. Pradita dan Danu jadi bermusuhan. Belum lagi, Pradita menjadi rebutan para laki-laki di sekolah. Jadi, sebenarnya Danu itu sayangnya sama Arini atau Pradita ya? Lalu, apa Bara sebenarnya sayang sama Pradita atau semua ini hanya sekedar permainan? Setelah lulus SMA, mereka semua berpisah dan menjalani hidup masing-masing. Suatu hari mereka saling bertemu kembali. Siapa sangka jika Pradita si gadis preman bisa berubah menjadi wanita yang anggun dan cantik jelita? Tidakkah Danu merasa menyesal karena sempat bermusuhan dengan Pradita? Akankah Danu mencoba untuk menyatakan perasaannya yang sebenarnya pada Pradita? Siapakah pria yang akan berhasil mendapatkan hati Pradita? Temukan kisah mereka hanya di Webnovel. PERHATIAN! Buku ini mengandung konten dewasa. Harap yang masih di bawah umur untuk tidak membaca buku ini. Bijaksanalah sebelum memilih bacaan Anda. Terima kasih. Silakan follow IG saya: santi_sunz9

Santi_Sunz · Teenager
Zu wenig Bewertungen
405 Chs

405. Kebahagiaan

Keesokan harinya, Pradita bergegas ke rumah sakit setelah mendapat telepon dari perawat. Bara yang menyetir mobilnya. Sepanjang jalan, Pradita menangis keras, tak kuasa menahan gejolak dalam hatinya.

Ibunya dan Pralinka sudah tiba di rumah sakit terlebih dahulu. Pradita berjalan perlahan saat melihat ayahnya berbaring di kasur rumah sakit, tanpa selang infus yang menusuk tangannya, tanpa kabel-kabel yang dipasang di dadanya, tanpa alat bantu pernapasan yang menutup mulut dan hidungnya.

Ayahnya tampak damai berbaring di sana dengan tangan yang terlipat di perut. Pradita mendekat dan menyentuh tangan ayahnya yang sedingin es. Kulitnya tampak begitu putih pucat.

"Papa …."

Bara merangkul bahu Pradita sambil mengangguk. "Sabar ya, Sayang. Papa kamu sekarang udah bahagia di Surga, udah gak ngerasain sakit lagi."

Pralinka tersedu-sedu sambil memeluk ibunya di samping. Pradita tak sanggup berkata apa-apa lagi. Air mata terus mengalir, membasahi pipinya.

***

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com