webnovel

Farmakologi Cinta

Dikisahkan dua remaja SMA yang bersahabat. Danu yang tampan, pendiam, dan pintar, bersahabat dengan Pradita si cewek tomboy, tapi punya daya tarik tersendiri. Gara-gara kalah balapan, Pradita dihukum harus menjadi pacarnya Bara selama seminggu. Wah, beneran gak tuh pacarannya? Menurut para cewek-cewek, Bara itu adalah cowok tercakep dan terkeren seantero sekolah farmasi. Udah cakep, keren, tajir, model, pinter lagi. Aaah, sempurna banget sih? Gak juga. Bara juga punya kekurangan. Ia memiliki masa lalu yang tidak akan ia ceritakan pada siapa pun selain ... Pradita. Well, Danu tidak bisa tinggal diam melihat sahabatnya terjerat cinta pada cowok menyebalkan seperti Bara. Danu terus menerus mencari-cari kesalahan Bara hingga membuat Pradita jadi kesal. Padahal Danu sendiri sudah berpacaran dengan Arini, si gadis cantik manis seperti gulali. Pradita dan Danu jadi bermusuhan. Belum lagi, Pradita menjadi rebutan para laki-laki di sekolah. Jadi, sebenarnya Danu itu sayangnya sama Arini atau Pradita ya? Lalu, apa Bara sebenarnya sayang sama Pradita atau semua ini hanya sekedar permainan? Setelah lulus SMA, mereka semua berpisah dan menjalani hidup masing-masing. Suatu hari mereka saling bertemu kembali. Siapa sangka jika Pradita si gadis preman bisa berubah menjadi wanita yang anggun dan cantik jelita? Tidakkah Danu merasa menyesal karena sempat bermusuhan dengan Pradita? Akankah Danu mencoba untuk menyatakan perasaannya yang sebenarnya pada Pradita? Siapakah pria yang akan berhasil mendapatkan hati Pradita? Temukan kisah mereka hanya di Webnovel. PERHATIAN! Buku ini mengandung konten dewasa. Harap yang masih di bawah umur untuk tidak membaca buku ini. Bijaksanalah sebelum memilih bacaan Anda. Terima kasih. Silakan follow IG saya: santi_sunz9

Santi_Sunz · Teenager
Zu wenig Bewertungen
405 Chs

175. Pengsan

"Dit, kalau kamu makannya kayak gitu, mendingan kamu gak usah makan deh," ucap Bara tegas.

Alisha melebarkan matanya. Anehnya, malah Alisha yang merasa terancam, sama halnya dengan Resti. Kedua temannya Pradita itu langsung makan dengan cepat. Anak yang ditegurnya langsung malah cuek-cuek saja, masih asyik memainkan nasi dengan sendok.

Alisha baru saja menelan suapan terakhirnya, sementara Resti sudah habis lebih dulu. "Al, cepetan ih. Hayu kita cabut."

"Heem, bentar," ujar Alisha dengan mulut yang penuh dengan makanan.

Akhirnya, dengan kekuatan kunyahan bak kuda nil, Alisha berhasil menghabiskan makanannya, alias tidak dikunyah dan langsung telan bulat-bulat. Ia tampak seperti yang kehabisan napas.

Alisha menepuk-nepuk dadanya bak gorila ngamuk dan kemudian meneguk air minumnya. Hal itu berhasil membuat Pradita mendongak dan membuka mulut untuk berkata-kata, tapi tidak ada yang keluar.

"Gua duluan ya," ucap Alisha setelah berhasil menarik napas. "Hayu, Res."

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com