Perasaan yang berkecamuk

Sesampainya dirumah ia memutuskan untuk tidur lebih awal. Hari ini sedikit membuat nya lelah dan sekaligus terkejud. Ada perasaan bangga karena raja mulai memperhatikannya, marah karena sikap Audrey yang melecehkannya, dan terkejud berjumpa dengan seseorang yang sangat mirip dengan mantan tunangan yang telah mati terbunuh. Kembali ia membuka stelan jas nya dikamar sambil menghela napas dalam dalam untuk menenangkan hati nya yang sedang terguncang. Sambil memandangi kaca ia berbicara sendiri.

" Ya Tuhan.... ini semua diluar kendali dan kekuasaanku. Kenapa harus terjadi secara tiba-tiba. Rahasia apa dibalik ini semua?. Bukan kah aku tidak pernah berbuat kesalahan sehingga aku harus menanggung semua saat ayah dan ibu, ketiga saudaraku, serta orang terkasih semua nya hilang engkau ambil dari sisiku. Hanya tersisa perasaan trauma.

Bagaimana bisa nya aku melihat mayat mereka semua disini. terbujur kaku bersimbah darah. Sudah 8 tahun aku mencari kebenaran mengungkap pembunahan ini. Tapi mengapa sampai sekarang belum ku temukan? tolong beri petunjuk sedikit saja agar aku bisa menemukan siapa pelaku nya. Aku sadar betul kalau pelaku nya adalah keluarga Robert Schuman namun sampai sekarang aku belum bisa menemukan bukti yang bisa menyeret mereka bertanggung jawab atas perbuatan.

Hah.....ini sangat pelik...pelik sekali".

Kemudian ia terbaring ke tempat tidur sambil memandangi foto diatas meja lalu terlintas teringat dengan wanita korban insiden kecelakaan gunung Cherezt yang berada dirumah sakit.

" Siapa wanita itu? mengapa tiba tiba ia ada disini? dan dari mana asal nya? Aku sadar betul kalau dya bukan wanita dari daerah ini. Apakah wanita yang datang dari ibu kota? tapi bagaimana bisa mereka bisa mengalami kecelakaan luar biasa seperti itu?

hah....besok pagi aku akan mendatangi rumah sakit dan mencari tau sebab nya bersama anggota lain nya."