Sebulan kemudian.
Li Zheng Yu membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Baru saja hendak memeluk tubuh Xiao Yi, sudah terdengar suara tangisan bayi.
Inilah yang dilakukan Li Zheng Yu setelah pulang dari kantor. Dia yang mengurus bayi mereka jika Xiao Yi sudah tidur.
Membangunkan Xiao Yi juga percuma karena istrinya tidak lebih pintar dari dirinya. Menggantikan celana saja Xiao Yi terkadang masih takut.
"Sabarlah, Zheng Yu. Ini sudah jadi resiko menjadi seorang ayah," gumam Li Zheng lalu mendudukkan tubuhnya. Tidak tega mendengar Li Xian yang terus menangis.
Li Zheng Yu menggendong lalu menimangnya seperti biasa. Namun kali ini bayi mungil itu semakin menangis kencang.
"Sayang, tenanglah. Ada ayah disini," ujar Li Zheng Yu.
Li Zheng Yu mendekati Xiao Yi lalu mengguncang tubuhnya pelan.
"Sayang, sepertinya anak kita kelaparan," ujar Li Zheng Yu.
"Hmmm," sahut Xiao Yi sambil menggerakkan tubuhnya sedikit. Tak ada tanda-tanda dia ingin membuka matanya sama sekali.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com