Dahi Xiao Yi terus berkeringat. Matanya hanya terbuka sedikit dan nafasnya juga tersengal-sengal. Ia menggigit bibir bawahnya untuk meluapkan rasa sakit akibat kontraksi yang ia rasakan.
Sudah setengah jam berada di ruang persalinan. Li Zheng Yu berdiri di sebelahnya untuk menguatkan.
"Apakah masih lama, Dok? Aku kasihan melihat istriku kesakitan," ujar Li Zheng Yu.
Pria itu terlihat sudah tidak sabar. Jika memang tidak memungkinkan Xiao Yi melahirkan secara normal maka tindakan operasi akan jauh lebih baik.
"Sebentar lagi, Tuan," terang Dokter setelah memeriksa jalan lahir.
"Tuan Li," ujar Xiao Yi di sela rintihannya. Matanya sudah berkaca-kaca.
"Bertahanlah, kau harus kuat." Li Zheng Yu menggenggam erat jemari Xiao Yi lalu meremasnya pelan. Tak kuasa rasanya melihat istrinya.
"Aku takut," ujar Xiao Yi sembari menatap sayu suaminya.
Li Zheng Yu mengecup kening Xiao Yi pelan. Seandainya saja bisa, biarlah dirinya yang merasakan sakit itu. Ia rela menggantikan Xiao Yi.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com