Xiao Ling kali ini tidak bisa langsung menjawab. Ia harus menemukan kata-kata yang tepat.
"Aku hanya ingin merebut yang seharusnya menjadi milikku," ungkap Xiao Ling sembari memandang sinis ke arah Xiao Yi seperti dahulu. Lelah karena selalu berpura-pura harus bersikap baik pada Xiao Yi.
"Haruskah aku menyadarkanmu? Kau sudah memiliki Yu Chen lalu untuk apa kau juga ingin memiliki Tuan Li? Tak puaskah kau dengan seorang pria saja?" ujar Xiao Yi dengan amarah yang sudah memuncak. Sejak semalam sudah berusaha untuk tidak marah.
"Aku yang seharusnya menikah dengan Tuan Li saat itu bukannya kau. Tuan Li adalah milikku, kau hanya sampah yang mencoba ingin memilikinya," cibir Xiao Ling tanpa merasa bersalah sama sekali.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com