webnovel

Bab 25. JARAK

Sekala tidak pernah menginginkan hal ini terjadi. Namun, kalau hanya dengan jarak ia dan Skyla bisa saling memahami mungkin itu lebih baik.

Sekala sudah pulang, laki-laki itu tadinya hendak mengawasi adeknya. Namun, karena sang adik sendiri yang menolak kehadirannya maka laki-laki itu memutuskan untuk pulang.

"Seandainya kamu tau La, aku hanya ingin menjagamu. Memastikan kalau kamu itu selalu baik-baik saja, tapi kehadiranku ternyata mengganggu kenyamananmu!" ujar Sekala. 

"Lho sayang kok kamu sudah pulang bukannya tadi kamu bilang mau nemenin Skyla ya?" tanya Sahara. 

"Hehehe, iya Tan! Karena Skyla sudah ada temennya makanya aku pulang deh. Lagian juga aku punya banyak tugas yang harus dikerjain Tan, makanya sekarang aku pulang deh," sahut Sekala.

"Ohh begitu, ya sudah kalau begitu kamu kerjain tugas dulu. Kamu belajar yang pintar ya sayang bisa jadi orang yang sukses," ujar Sahara. 

"Pasti Tan, aku akan membuktikan sama mama dan papa kalau aku tuh bisa sukses seperti apa yang mereka inginkan. Mungkin saat ini aku jauh dari mereka tapi suatu hari nanti mereka pasti pulang kan Tan, pasti kita bisa dekat kan?" tanya Sekala. 

"Iya dong sayang! Tante sangat yakin sekali kalau suatu hari nanti kalian pasti bisa berkumpul dalam sebuah keluarga yang bahagia. Mama sama papa kamu saat ini itu sedang mempersiapkan masa depan untuk kamu sayang, jadi kamu harus menikmati proses ini dengan baik. Buktikan ke mereka kalau kamu itu bisa menjadi yang terbaik!" ujar Sahara. 

"Iya Tan, aku pasti akan membuktikan ke mereka kalau aku mampu menjadi yang terbaik."

Cowok itu pun kemudian berlalu menuju ke kamarnya. Sebenarnya cowok itu sedang tidak banyak tugas bahkan terlihat lebih santai hari ini, tapi demi menjaga perasaan tantenya ia harus berpura-pura kalau sedang banyak tugas. 

"Gue emang suka sama lo, tapi gue sadar kok kalau kita itu nggak bakalan bisa bersatu. Ada dinding besar yang tidak bisa aku lewati, dan gue rasa gue tidak akan bisa melewati dinding itu. Maaf kalau gue udah lancang jatuh cinta sama lo, tapi ini memang lepasan gue yang sebenarnya. Gue bahkan tidak bisa membohongi perasaan gue sendiri, saat gue dekat sama lo ataupun saat gue jauh sama lo!" ujar Sekala. 

Mencintai itu memang mudah, tidak perlu persyaratan yang sulit. Cinta itu lahir dari mata yang kemudian turun ke hati, cinta yang tulus itu akan selalu menjaga akan selalu mendoakan yang terbaik. 

Meskipun kita tidak bisa memiliki orang yang kita cintai, tapi melihat dia bahagia itu sudah membuat kita bahagia. Meskipun di dalam hati kita menangis, bukankah cinta itu tidak harus dimiliki. 

Cukup menyimpan namanya di hati, meskipun sakit tapi memang itulah yang harus dilakukan. 

"Gue heran banget dari banyaknya cewek yang berusaha deketin gue tapi kenapa harus suka sama adik gue sendiri, harusnya perasaan ini itu nggak boleh ada! Kita itu satu darah tidak mungkin rasanya kalau kita akan menjalin suatu hubungan!" ujar Sekala. 

Cowok itu benar-benar frustasi sekali, ditambah lagi memikirkan adiknya yang sedang pergi bersama Rafael. 

"Gue cuma takut kalau lo kenapa-napa Dek, emang salah ya kalau seorang kakak itu mengkhawatirkan adiknya. Cowok itu bisa saja mengambil situasi dalam kesempitan, karena gue paham karakter cowok itu gimana meskipun tidak semua cowok seperti itu. Gue cuma takut kalau terjadi sesuatu yang buruk sama lo, gue cuma pengen nemenin lo tapi kenapa justru lo nggak mau gue ganggu!" tukas Sekala. 

Sementara yang di khawatirkan kini sedang asyik memilih buku dan juga membacanya. Meskipun hanya membeli beberapa buku tapi Skyla sudah mendapatkan banyak sekali bacaan.

"Ternyata emang suka banget ya baca buku?" tanya Rafael. 

"Iya, memang sudah dari kecil aku itu suka banget membaca buku. Apalagi ayah sama ibu aku tuh sering banget beliin aku buku bacaan beliin aku komik, katanya lebih baik aku baca buku di rumah daripada aku main di luar sama temen-temen. Dari kecil ya aku cuma main sama Sekala terus, dan hobi kita pun habis sama loh! Sekala juga suka banget baca buku. Bahkan dia tuh lebih banyak buku bacaan daripada aku," sahut Skyla.

"Wow! Amazing. Gue juga suka sih cuman nggak terlalu, gue lebih suka membaca lewat berita internet di daripada di buku. Pada sumbernya lebih bagusan baca sumber dari buku loh kalau menurut gue, karena kalau sudah diterbitkan dalam bentuk cetak itu sudah pasti bener bukan hoak!" tukas Rafael. 

"Iya sih, orang punya caranya sendiri untuk menikmati hidup. Kalau buat gue dengan membaca buku bacaan yang bagus kayak gini udah menikmati hidup banget, enggak tahu kenapa gue lebih suka membaca buku daripada have fun bersama teman-teman. Padahal teman gue itu sering banget ngajakin gue buat have fun, tapi gue sering menolak alasannya karena gue mau belajar!" ujar Skyla.

"Gue lapar nih, makan yok!" ajak Rafael. 

"Mau makan dimana emang?" tanya Skyla. 

"Ya dimana saja yang banyak makanan pokoknya!" Sahut Rafael. 

Setelah membayar buku yang dibeli akhirnya mereka pun berlalu untuk mencari tempat makan. 

Skyla juga sebenarnya sudah sangat lapar karena dari tadi pagi belum sarapan juga. 

"Lo kok kelihatan lemes gitu sih?" tanya Rafael. 

"Iya, soalnya dari tadi belum makan. Lupa sarapan juga tadi pagi!" sahut Skyla. 

"Kenapa enggak ngomong dari tadi, kalau tau kamu belum sarapan kan pasti aku langsung ngajakin kamu makan dulu. Mana kita di toko buku tadi jufa lama lagi!" tukas Rafael. 

"Hahahaha, kenapa malahan jadi panik gitu sih! Enjoy brother. Gue gak papa kok, emang lagj rada males makan aja gue," ujar Skyla. 

"Makan kok males, itu kebutuhan. Kalau lo sakit gimana?" tanya Rafael. 

"Lo doain gue sakit?" tanya Skyla. 

"Ya enggak lah, masa mendoakan orang yang jelek. Gue kan cuma bilang kalau gue itu takut lo sakit!" ucap Rafael. 

"Tenang aja, gue tadi juga habis ngemil kok. Jadii gue gak akan sakit!" tegas Skyla. "Gue juga tadi udah minum susu kok," tambahnya. 

"Okelah kalau begitu, yang paling penting adalah lo harus tetap makan meskipun lagi males," ujar Rafael. 

"Di paksa gitu ya berarti," tukas Skyla.

"Ya maksut gue itu lo harus tetap makan di isi perutnya supaya lo itu keisi. Walau pun makan roti atau camilan apa gitu!" sahut Rafael.

Mereka sudah sampai di sebuah Restoran. Di situ Skyla hanya memesan burger dan lemon tea. 

"Gak mau makan nasi?" tanya Rafael. 

"Enggak, gue mau ini aja!" sahut Skyla.