webnovel

DISTRIK 25 : Sebuah Mimpi Buruk

VOL.I DISTRIK 25: SEBUAH MIMPI BURUK Ami sangat membenci para elit negara karena perubahan sistem pemerintahan sejak pergantian presiden beserta jajaran yang membuat warga tidak tenang, terlebih dengan adanya rumor mengenai hilangnya anak-anak di bawah umur yang di gunakan sebagai tumbal dari sebuah ritual yang dilakukan oleh para elit negara. Mereka bahkan selalu siap untuk menyakiti ataupun menangkap siapapun yang menentang kebijakan Pemerintah. *** VOL.II DISTRIK 25: DUNIA TANPA KEGELAPAN “Kalian mungkin mengira semua ini disebabkan oleh kegelapan. Tapi apa kalian tahu kalau manusia bahkan dapat menjadi lebih kejam dari kegelapan,” kata seorang pria tua yang berjalan dengan tongkatnya. *** VOL.III DISTRIK 25: SEBUAH MASA LALU Sebuah perjanjian dengan kegelapan di masa lalu membawa dampak sangat besar untuk masa depan. Perjanjian berdarah, perjanjian penuh ritual dan penumbalan. Kekuatan dan kekuasaan, semuanya diberikan oleh kegelapan dengan imbalan darah yang melimpah dan kesengsaraan. *** *** Dengan memberikan dukungan untukku berupa vote dan hadiahnya, teman2 telah menjadi PEMBACA ISTIMEWA juga menjadi SAKSI DARI KISAH DISTRIK 25 ^,^ Love *,*

snaisy_ · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
369 Chs

Bertemu Tuan Aidid

=Ge POV=

"Apa anda sungguh sungguh dengan perkataan anda tadi, Tuan? Seekor kuda hebat untuk seorang Anak Anggota, apakah itu tidak berlebihan?" Dann beberapa kali menolehku saat kami baru saja turun dari mobil dan hendak masuk ke Bangunan Utama Gedung Kuning.

"Berlebihan? Kurasa tidak. Itu adalah hadiah yang layak untuk seseorang yang memiliki nilai terbaik. Bentuk apresiasi dari perjalanan panjang yang mereka tempuh selama ini," sahutku.

"Tapi, Tuan … itu belum pernah terjadi sebelumnya," Dann merendahkan suaranya.

"Lalu apa itu buruk?" tanyaku. Kami saling bertatapan untuk beberapa saat.

Dann menggeleng, "Kenapa anda tidak menghukumnya? Dia hampir menciderai Anda, tapi anda malah memberinya hadiah?"

"Aku tidak memberinya hadiah. Itu akan terjadi hanya jika dia menjadi yang peringkat pertama, jika tidak maka aku tidak perlu memberikan hadiah. Bukankah kamu juga berpikir kalau prestasi harus diberikan penghargaan?" tanyaku.

"Ah benar," Dann menjawabku dengan lirih.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com