kringggg..kringggg...kringgg bunyi jam weker di kamar Diva.
"arghhh..males bangun",ucap Diva setengah sadar.
ceklekkk..bunyi pintu kamar Diva dibuka.
"Divaa..bangun sayang ntar keburu siang loh ini",ibunya.
"emmmm..iya mahhh",jawab Diva sambil bangun dari tempat tidurnya.
setelah mandi dan sarapan Diva langsung berangkat kesekolahnya,namun kali ini ia diantar ibunya karena ingin pergi ke suatu tempat yang searah dengan sekolah Diva.
"dada mamahh,ati-ati yaa",ucap Diva melambaikan tangannya.
"iya sayang dadaa",senyum ibunya.
Di tengah perjalanan menuju kelas tiba-tiba ia terpikir sesuatu.
Kata-kata Dio tiba-tiba terlintas dipikirannya.
"maksud Dio kemarin apa ya?kok gue jadi khawatir gini",ucap Diva dalam hati.
brakkkk..
"ehh sorry sorry kakkkk",Diva tak sadar menabrak Soniya si kakak kelas julid.
"sorry sorry enak banget lu ngomong",bentak Soniya.
"klo lecet gimana, lihat-lihat makanya kalo jalan,rese banget siii ahh",lanjutnya.
"iya kak maaf",lirik Diva dan langsung meninggalkan tempat itu.
"rese banget si tu kakel", Diva kesal dengan mendekati 2 temannya itu.
"kenapa dateng-dateng langsung ngegas gitu?",tanya Reyga.
"paling juga Soniya",sambung Reva.
"ishh..pengen gue cekek tu orang,kesel gue",ucap Diva.
"udahlah nggausah dipikirin",ucap Reyga menenangkan.
"eh iya lu pasti pada belum tau kan?",tanya Reva kegirangan.
"orang lu aja belum ngomong ke kita",jawab Diva.
"ehehehehe..gue ntar mau diajak jalan sama anak kelas sebelah",jawab Reva dengan sangat senang.
"hah?!seriusan?",tanya Reyga terkejut.
"iya serius",jawab Reva.
"lu ngga bohong kan Rev?!",Diva.
"ya masa gue boong sih",jawab Reva.
ting...
bunyi pesan dari nomor ibunya.
"Diva,cepet kesini ya ibumu dirawat dirumah sakit barusan pingsan"
Diva yang sudah panik pun tanpa berpikir panjang langsung izin ke gurunya.
"pak maaf mau izin ibu saya barusan pingsan dan dibawa kerumah sakit",Diva terburu-buru.
"iya hati-hati ya",jawab pak guru.
"Div lu yakin mau sendiri?",tanya Reyga.
"iya gpp kok",jawab Diva.
"hati-hati ya Div",ucap Reva.
Diva langsung bergegas pergi kerumah sakit untuk melihat kondisi ibunya.
Diva yang sangat cemas sambil menunggu keterangan dari dokter pun hanya bisa termenung sambil menangis tanpa bisa melakukan apapun.
Ia hanya bisa berdoa agar ibunya tidak apa-apa.