"MAMAAAA", teriak Diva sambil berlari dan menangis ke arah ranjang ibunya.
"mama kenapa bisa kaya gini,mama sakit?kenapa mama ngga pernah ngomong ke Diva,maa", ucap Diva sambil menangis tanpa henti.
"nggak sayang mama nggak papa kok mama cuma kecapean aja",ucap ibunya.
"nggak!mama pasti nyembunyiin sesuatu kan dari Diva?!", ucapnya.
"mana mungkin mama nyembunyiin sesuatu dari kamu sayang", jawab ibunya lembut.
Diva pun hanya bisa menangis dan menunggu hasil tes dari dokter.
"gimana dok?ibu saya sakit apa dokter?", tanya Diva.
"ibu kamu terkena kanker darah stadium akhir", ucap dokter.
"hah?! mana mungkin dok ibu saya kemarin-kemarin sehat kok masa iya kanker stadium akhir", ucap Diva tidak terima.
"iya,mungkin ibu mu kelelahan saat menjalani aktivitas berat jadi keadaannya semakin drop", ucap dokternya.
Kembali lagi Diva hanya bisa menangis melihat ibunya yang hanya bisa terbaring lemas diatas ranjangnya.
Diva langsung memeluk mamanya.
"mamaa..maafin Diva ya ma, sering bikin mama kerepotan", tangis Diva.
"iya nggak papa sayang",jawab ibunya.
tingg.. bunyi notifikasi dari ponsel Diva.
"maaf Diva aku nggak bisa nemenin kamu lagi didunia ini.
maaf aku ngga bisa sama-sama lagi sama kamu.
maaf aku harus ninggalin kamu secepat ini.
sekali lagi aku minta maaf.
tapi aku bakal janji kok aku bakal datang namun hanya sebagai teman tapi mungkin kamu nggak bisa selalu melihat aku ada disisi kamu.
good bye baby" ,Dio.
Diva yang mendapati pesan itu pun sontak menangis tanpa bisa berbuat apa-apa untuk yang kesekian kalinya.
Ia juga tidak bisa mendampingi Dio disaat-saat terakhirnya.
Ia berharap ini hanyalah mimpi namun harapanya musnah karena inj memanglah kenyataannya.
Diva saat ini bingung antara mamanya yang sedang sakit kanker dan Dio yang tidak bisa ditemani Diva disaat-saat terakhirnya.
"ya tuhan kenapa harus secepat ini?kenapa saat-saat ini datang bersamaan?ya tuhan apakah ini mimpi?", Diva masih tidak percaya dengan apa yang dihadapinya saat ini.
Air mata terus mengalir membasahi pipi Diva.
Hati Diva sangat tergetar. Ia bingung harus melakukan apa disaat-saat yang membingungkan ini.
Hari itu adalah hari terburuk yang pernah Diva dapati.
Bagaimana tidak, saat ajal menjemput Dio ibunya Diva terbaring lemas diatas ranjang rumah sakit dengan penyakit kankernya yang sudah menduduki stadium akhir.
Diva sangat bingung harus bagaimana musibah menimpanya disaat bersamaan.
Saat-saat yang sangat membuat Diva kebingungan sampai stress berat tapi mau bagaimana lagi,ia harus tetap tegar didepan ibunya yang sedang tak berdaya itu.