Sebelum berangkat, Sam berdiskusi dengan Mas Langit dan Papah.Aku terus memperhatikan Sam dari dudukku.Aku bakalan kangen seharian nggak ketemu dia.Biasanya bareng terus.
Mereka tampak serius mengobrolnya.Sam bisa juga mengimbangi Papah dan Kakaknya.Mereka team yang kuat kalau bersatu.
Aku kaget saat Sam menoleh padaku.Aku langsung membuang pandangan.Pura-pura tidak melihatnya.Kuambil majalah di depanku.
Sam mendekatiku.
"Aku berangkat dulu ya."
"Oh iya."
Aku mencium punggung tangannya.Dia mencium keningku.
Dia lalu keluar berjalan dibelakang Papah dan Kakaknya.Dia yang paling tinggi diantara mereka.Duh suamikuuu.
Setelah mereka pergi, aku membereskan meja makan bersama Bibik.Mamah mendekati kami.
"Bik, saya mau sarapan.Ambilkan roti."
Aku menjauh.Bukannya takut,hanya menunggu waktu yang tepat untuk melawannya.
Aku langsung ke kamar.Kukirim pesan ke Mbak Vina.Kuceritakan semuanya pada dia.
[Tenang, Mbak bantuin dari sini.Dia nggak bisa macam-macam sama kamu.]
Kabarnya Mbak Vina memiliki ilmu tenaga dalam yang cukup hebat.Dia pasti membantuku menangkal kejahatan sihir yang dikirim ibu mertuaku.
[Binar, ambil semua foto suamimu yang terlihat dia.Jangan sampai dia menemukan foto suamimu.Takut disalahgunakan.]
Aku lalu keluar, kuambil album foto yang ada diruang tamu.Juga foto besar di ruang keluarga.Semua foto yang ada suamiku langsung kusembunyikan di kamarku.Aku lalu mengunci diri di kamar.
Ting.
Sam mengirimiku foto meja kerjanya.Aku membalasnya dengan foto emoticon jempol.Dia lalu memgambil gambar rekan kerjanya.Buset, banyak banget cewek-ceweknya.Cantik-cantik pula.
[Awas aja kalau macam-macam.]
[😄]
[Kerjaaaa, jangan jelalatan.Dijaga tuh mataaaa.]
[😎]
Ish balasannya pakai emoticon terus loh.Sebel.
[Sam aku ngapain ya.Bosan nggak ada kamu.]
[Belajar masak,belajar dandan.Aku pulang kamu harus sudah ada di rumah.]
[Latihan silat ya.Boleh?]
[Nggak.Aku mau Sam kecil.Fokus ke situ dulu.]
Duh, mulai posesif dia.
[Nggak usah kemana-mana.Awas aja kalau sampai aku nanya Bibik kamu lagi nggak di rumah.]
Astagaaa, galaknyaaa.
[Siap Bos.]
Dia lalu tidak mengirimkan balasan lagi.
Bosan banget.Aku lalu keluar kamar mengobrol dengan Mbak Rika yang sedang membersihkan taman.
"Mbak, rajin banget."
"Cari kesibukan.Daripada bosan.Mbak nggak boleh kemana-mana sama Mas Langit."
"Sama dong.Tapi ini bagus loh Mbak.Mbak tahu banyak soal tanaman?Jualan kembang yok.Buka florist gitu.Disini aja.Nanti kalau suami kita pulang, kita tutup."
Aku mengatakan ini karena Mbak Rika nampak telaten mengurus semua kembang di taman.Dan dia tahu banyak tentang oerawatan bunga dan kegunaan beberapa tanaman herbal.
"Ide bagus tuh.Nanti Mbak ijin dulu ya sama Mas Langit."
"Iya, Binar juga harus bilang dulu ke sam."
Tintin.
Suara klakson mobil dari depan pagar rumah terus berbunyi.Kulihat Mamah keluar dengan pakaian seksi lalu menghampiri mobil itu.Mamah memandang sinis kearah kami lalu masuk ke dalam mobil.
Mobil berjalan dengan mobil terbuka.Kulihat seorang lelaki muda duduk disamping Mamah.Lelaki itu tersenyum padaku lalu mengedipkan satu matanya lalu menjalankan mobilnya sambil tertawa bersama Mamah.Aku terus memandangi mereka sampai menghilang di balik gang.
"Udaaah, nggak usah diambil pusing.Nggak usah juga ngadu ke papah.Nggak bakal dipercaya."
Mbak Rika berkata seolah tahu apa yang kupikirkan.
"Dia sering dijemput gitu?"
"Iya.Memangnya kamu nggak tahu?nggak pernah lihat?"
"Nggak, ini baru lihat.Mbak nggak ngomong ke Mas Langit soal ini?"
"Ngapain?Papah aja nggak percaya.Gimana Mas langit.Udah ah, malas ngomongin dia.Nggak guna."
Mbak Rika kembali mengurusi tanamannya.
"Mbak aku bantuin ya."
"Sini."
Kami lalu mengobrol soal tanaman .Aku jadi dapat banyak ilmu tanaman dari Mbak Rika.
Mending ngurusin tanaman, daripada ngurusin mertua nggak waras.
***
Jam 12 siang, Sam menelfonku dengan panggilan video.
"Lagi ngapain kamu?"
"Mau tidur.Biasanya juga jam segini kamu ngajakin aku tidur siang."
Aku sengaja memperlihatkan seluruh tubuhku yang hanya berbalut baju tidur tipis.Dia langsung salah tingkah.Keningnya berkeringat.Dia terus menghela nafas.
"Ini hari pertama aku kerja.Jangan buat aku ingin cepat pulang, Binar."
Aku tertawa mendengarnya.
"Sam makan siang dulu.Bareng yok."
Kudengar suara perempuan mengajak Sam bicara.Terdengar manja, ish.
"Duluan aja.Lagi nelfon."
Sam bicara sambil tersenyum.
"Aku tunggu di kantin ya.Jangan lama loh.Duluan ya Sam."
Sam memgangguk sambil tersenyum.Ish,benci banget aku lihat senyuman itu untuk orang lain.
Sam lalu kembali mengajakku bicara.Aku diam saja.
"Kok diam.Kenapa?"
"Udah sanaaaa.Cewek manjamu lagi nungguin tuh dikantin."
Dia malah tertawa menanggapiku.
"Resiko kamu punya suami ganteng.Harus kuat hati."
"Ah."
Kumatikan telfonnya.
Baru ganteng dikit ajaaaa sombongnya selangit.Ish