webnovel

DILEMA KARENA CINTA

Aku sudah tidak kuat, aku ingin pergi meninggalkannya tapi, karena aku masih cinta ... aku ingin mempertahankannya. Aku tidak bisa menjadi sosok yang kuat hanya karena aku sering meneteskan air mata. Hatiku ini hanya untukmu .... Bisakah kau perlakukan aku seadil mungkin seperti kau memperlakukan yang lainnya .... Jika kamu sudah acuh padaku, aku benar-benar akan pergi .... Meninggalkan orang yang benar-benar aku cintai ....

ANABANTINGAN · Urban
Zu wenig Bewertungen
20 Chs

013

'Tempat ini ... tampaknya seperti tempat yang disediakan untuk seorang pasangan yang ingin mengukir kenangan romantisnya ....'

'Kira-kira kenapa dia mengajakku kemari?'

'Apa dia akan—'

Saat Fushimi berbalik dan tiba-tiba menatap Nana dengan serius, wajah mereka yang saling pandang dalam jarak yang begitu dekat membuat detak jantung Nana berdegup kencang, "Ada apa Fushimi?" tanya Nana memastikan dalam situasi kegugupan ini.

"Tolong jaga sikapmu saat kau memasuki tempat ini."

Fushimi berbicara dengan nada pelan seperti berbisik-bisik pada Nana dengan jarak yang begitu dekat agar orang orang lain di sekitarnya tidak dapat mendengarnya.

....

*Kira-kira ada apa hayooo?

Mereka berdua kemudian masuk dengan langkah kaki yang sama namun, Fushimi masuk terlebih dahulu ....

Beberapa pria yang berdiri di daun pintu itu menyambut kedatangan Fushimi dengan sedikit menundukkan kepalanya, tanda sikap yang hormat. Fushimi segera melangkah ke tempat duduk yang tersedia di sana tampaknya orang-orang yang berada di ruangan ini adalah orang-orang penting.

Tentu saja, karena hari ini adalah hari pernikahan kakaknya Fushimi.

Fushimi harus menghadiri pernikahan kakaknya tepat waktu, bahkan dia tidak mau terlambat, namun beberapa orang di sana tampak seperti mencurigai Fushimi dari tatapan mereka yang menyempitkan pandangannya yang tertuju pada lelaki tampan itu.

Seorang wanita paruh baya berjalan pelan menghampiri fushimi yang baru saja tiba dan duduk di kursi depan.

Sementara Nana, hanya berdiri di belakang tempat beberapa orang mengobrol namun, dia hanya melihat lelaki tampan yang sudah duduk di depan sana, dia merasa kesepian karena berbeda sendiri.

Fushimi tahu kalau wanita yang menolongnya itu tidak mungkin terbiasa dengan pesta pernikahan yang seperti ini. Dihadiri oleh orang-orang penting terlebih lagi sebagian besar adalah rekan-rekan dari perusahaannya pasti semuanya orang kaya, pikir Nana.

Dia masih tegang berada di tengah kerumunan itu seorang diri.

"...."

Sungguh wanita yang polos.

****

Kembali scene di mana wanita paruh baya itu menghampiri Fushimi yang sedang duduk di kursi bagian depan.

"Oh, Fushimi!" seru wanita paruh baya itu menyapanya, "Rupanya kau datang juga ke pesta pernikahan kakakmu."

*Woiyajelasdong!

"Oh, tentu saja aku datang karena aku adalah adiknya." Jawab Fushimi dengan santai.

"Oh, ya, ya~ kukira kamu sibuk terus." Wanita paruh baya itu meresponsnya saat ingin membuat alasan atau jawaban untuk menyangkalnya.

"Aku baru-baru ini memang meninggalkan kantor tapi, aku tidak sibuk di luar kok walaupun aku jarang pulang." Jawabnya dengan nada datar.

Atmosfer di sana terasa berat, itu yang dipikirkan wanita yang berdiri di belakang sana. Kira-kira siapa wanita paruh baya yang ada di dekat Fushimi? Apa itu ibunya?

Tapi, melihat ekspresi Fushimi yang memasang wajah begitu datar itu membuat Nana curiga, pasti dia sedang tertekan.

Kemudian, datang seorang wanita yang sekiranya seumuran dengan Fushimi, dia memiliki wajah bulat rambut nya berponi dan pendek sebahu. Wanita yang menghampirinya kali ini tampak glamour membawa segelas minuman berwarna merah di tangan kanannya. Sepertinya ... dia ingin mengajak Fushimi untuk minum bersama.

Wanita paruh baya itu segera meninggalkan Fushimi begitu dia melihat wanita yang membawa minuman ini mendekati Fushimi, dia tampak tidak ingin mengganggu kedekatan mereka ....

Wanita itu sengaja menuangkan minuman berwarna merah yang ada di botol yang disediakan di tengah-tengah meja berbentuk bundar ke gelas yang disediakan di depan Fushimi.

Fushimi terlihat ogah-ogahan menerima segelas minuman darinya sementara wanita itu terlihat bersemangat dengan menatap kan gelasnya untuk bersulang dengan lelaki tampan ini.

Tapi, "Kenapa kau bersikap seperti ini padaku hanya di depan ibuku?" tanya lelaki tampan itu memastikan kalau wanita yang ada di dekatnya ini tidak punya niat jahat. Selama ini Fushimi merasa dirinya dan keluarganya sudah dipercaya oleh sikap manis manjanya wanita ini.

Setelah wanita itu merasa Fushimi sudah bersulang dengannya, dia segera meminum minuman berwarna merah itu perlahan.

*Minuman itu bernama Red Velvet ala ala Wine beraroma stroberi, rasanya memang manis tapi tidak menyegarkan.

Seteguk demi seteguk dia meminumnya namun, Fushimi hanya melihat wanita itu menikmatinya. Dia hanya diam, tanpa meminum segelas minumannya.

"Kenapa kau tidak meminumnya? Itu pemberian dariku." Tegas wanita itu menatap serius Fushimi.

"Aku sedang tidak ingin meminumnya denganmu," jawab Fushimi dengan muka datar, kemudian dia menoleh pada wanita yang ada di belakang sana yang masih diam tak berkutik yang sedari tadi melihatnya.

Dalam hatinya Fushimi berkata, "Anna Reihana ...."

Wanita di dekat Fushimi pun keheranan melihat lelaki tampan ini yang menoleh ke arah sana, 'Apa yang ada di sana?'

Beberapa jam sebelumnya, ketika di dalam mobil Fushimi memikirkan perkataan Nana yang ada di lift waktu itu, "Sudahlah tidak apa-apa, aku pikir jika aku tidak berfoto bersamamu sekarang, aku tidak akan punya kesempatan lagi ...." Kata-kata yang Nana ucapkan waktu itu cukup menyirat hati Fushimi, dia merasa seolah-olah momen itu adalah momen terakhir bersama orang-orang terdekatnya. Entah kenapa Fushimi menjadi jauh lebih nyaman sekarang apabila berada di dekat Nana padahal dia baru beberapa hari saja bertemu.

'Iya ya, kapan lagi aku punya kesempatan seperti itu? Yang wanita itu ucapkan ternyata ada benarnya juga.'

"...." Fushimi perlahan beranjak dari kursi tempat duduknya ....

"Kau mau ke mana?" wanita di dekatnya yang memiliki rambut panjang sebahu itu merasa dirinya dicampakkan oleh laki-laki yang telah diperhatikannya selama ini.

Fushimi memang orang yang dingin terhadapnya sekaligus orang lain. Mungkin Nana adalah orang yang beruntung jika pernah melihat Fushimi tersenyum walaupun hanya sekilas.

"Aku ingin minum, bersama wanita yang berdiri di sana itu." Jawab Fushimi dengan sungguh-sungguh.

"Siapa dia?" tanya wanita berambut sebahu itu dengan nada agak tegas.

"Dia ... asistenku yang baru, mungkin aku akan bekerja dengannya dalam waktu dekat." Jawaban itu cukup menyakitkan hati wanita ini dan Fushimi berjalan pelan menuju ke tempat Nana.

Wanita berambut sebahu itu tampak kesal, dia segera meninggalkan tempat duduk yang ada di dekat Fushimi.

Fushimi mengulurkan tangannya pada Nana, "Kemarilah, Anna ...." Pinta Fushimi yang sudah berganti tempat duduk.

Nana yang canggung dan tidak begitu banyak mengetahui seperti apa dunia Fushimi ini perlahan melangkah dengan penuh keyakinan.

"Ya, siap tuan." Jawab Nana dengan sopannya, dan Nana segera duduk di dekat Fushimi, dengan beberapa suguhan kue dan segelas minuman berwarna merah itu.

Sementara wanita yang tadinya ditinggalkan oleh Fushimi itu, begitu melihat kedekatannya dengan wanita lain yang tampak jauh lebih muda darinya, dia menjadi kesal. Dia menggerutu di dekat dinding sambil mengatur sebuah rencana untuk melakukan sesuatu pada wanita yang di dekat Fushimi itu (Nana) setelah acara pernikahan ini berakhir.

Dia menyeringai dengan senyum licik nya yang tertuju pada mereka berdua.

Namun Nana, seseorang yang memiliki tingkat kecurigaan paling tinggi ini perlahan menyadarinya dia merasakan dari jauh seseorang yang akan berbuat macam-macam ini (instingnya cukup tajam).

________

Kira-kira siapa wanita yang memiliki rambut sebahu itu, dan apa hubungannya dengan Fushimi?

To be Continued