Ada perasaan hangat yang menerpa wajah Luci kala bibir Spider masih mengecup puncak kepalanya. Bukan karena deru napas Spider yang menerpa gadis itu, yang pasti bukan karena itu. 'Lalu karena apa aku merasakan panas di wajahku begini?' batin Luci dengan bingung. Dia melamun untuk waktu yang sangat lama sampai akhirnya Spider sudah selesai dengan kecupan di puncak kepala itu.
"Bee? Kau tidak apa-apa? Kenapa wajahmu merah?" kernyit Spider dengan khawatir. Lelaki itu menyisiri wajah Luci secara merata. Dia bahkan sudah memajukan wajah dengan jarak yang hampir bersentuhan.
Mata Luci membebelalak sekaligus rona malu yang menyebar di seluruh wajahnya. "Aku tidak apa-apa kok." Gadis itu melengos dan mengatur napasnya sendiri. Kedipan matanya menunjukkan betapa bingung dia saat ini. 'Aku ini kenapa? Kenapa jantungku berdetak kencang saat Ider mengecup puncak kepalaku? Bukankah aku selama ini mulai terbiasa dengan semua perhatiannya?' batin Luci tak habis pikir.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com