Nyonya Besar keluar dari dalam mobil tanpa perlu dibukakan pintu. Seperti biasa pakaiannya selalu saja nyentrik yang saat ini mengenakan blouse warna merah darah beserta topi renda yang sangat mencolok. Kacamata hitam juga membingkai mata keriputnya, dengan tas warna merah yang kini dia jinjing dengan sangat berkelas.
"Selamat datang, Nek," sapa Luci dengan sangat sopan, yang sekarang ini sudah terbiasa dengan gaya berpakaian milik Nyonya Besar itu, bahkan ketika mendapati bibir dengan lipstick matte berwarna senada dengan blouse miliknya.
Dengan dagu mendongak Nyonya Besar berkata, "Senang aku mendapat sambutanmu, Lucia, tidak seperti seorang cucu yang terlihat tidak tau diri."
Evan mengepalkan tangannya. Hidungnya yang runcing kini kembang kempis.
Jauh di belakang, sopir mobil milik Nyonya Besar sudah bergegas untuk menuju ke garasi tamu di kediaman Evan, apalagi kala melihat wajah merah padam milik CEO itu. Daripada terlibat masalah lebih baik segera menyingkir.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com