"Bosan!" teriak Nia memukul kasur. Napas gadis itu memburu, rambut hitamnya nampak kusut seperti diacak berkali-kali. Nia membenamkan wajahnya di bantal, berteriak sekencang mungkin untuk menghilangkan marah dan bosan di hati.
Seminggu telah berlalu. Seminggu pula Nia hanya duduk diam di kamar. Seperti orang yang dipenjara, tak bisa keluar sama sekali. Ujian tengah semester baru selesai hari ini. Dan Nia baru bisa mengikuti ujian tiga hari lagi.
Karena sekolah akan libur selama tiga hari, tradisi setiap selesai ujian. Katanya untuk menenangkan otak para siswa yang sudah berpikir keras, sekaligus memberi waktu untuk para guru memeriksa hasil jawaban murid-muridnya.
"Udah seminggu di kamar doang, paling keluar buat ke dapur atau taman di belakang," kesal Nia mengerucutkan bibir.
"Gara-gara kaki sialan ini yang belum sembuh," maki Nia memukul kakinya sendiri. Kemudian menggigit bibir, merutuki tindakan bodohnya barusan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com