Selena duduk termenung seorang diri di balkon kamarnya. Ia tiba-tiba teringat dengan wajah Christine yang kembali dia lihat di layar televisi. Sejujurnya, dia sangat merindukan untuk bisa bertemu lagi dengan Christine.
Ia mengetahui jika sahabat kecilnya itu juga berada di kota yang sama dengannya. Namun karena dia merasa rendah diri, dia tidak punya keberanian untuk datang menyapa lebih dulu.
Dibandingkan dengan hidup sang sahabat yang bisa dikatakan sudah bahagia, dan membandingkannya dengan hidupnya sendiri saat ini, perbedaan itu seperti langit dan bumi. Sejauh itu jarak kasta mereka sekarang. Dan sepertinya, sejak dulu sekali, hanya dia saja yang berbeda dengan orang lain.
Bukannya dia ingin menyalahkan sang Maha Kuasa yang sudah menakdirkan hidupnya demikian susah, bukan, bukan seperti itu. Dia hanya merasa penuh penyesalan karena pada akhirnya, menjalani hidup yang begini saja dia sudah banyak mengeluh.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com