Setelah kepergian wanita-wanita itu, Selena menghembuskan nafasnya keras. Dia berdiri, membungkukkan tubuhnya lalu mengambil masker dan topinya.
Selena mendekat ke arah cermin, membasuh wajahnya yang sedikit merah dengan air dingin.
Uhuk uhuk!
Selena menangkup mulutnya, dan suara batuk yang kering terdengar di dalam toilet yang sunyi tersebut, dia meludahkan darah di mulutnya saat bau amis dan rasa asin memenuhi inderanya.
Tidak sekalipun Selena mengernyit sakit meski kini tenggorokannya terasa panas dan tidak nyaman. Wajah cantiknya yang pucat tetap datar dengan cetakan tangan merah di pipinya yang tampak menakutkan.
Lalu dia mengikat rambut panjangnya yang acak-acakan kembali rapi, memakai topinya lagi, dan masker menutupi mulutnya yang sobek dan sedikit berdarah.
Seperti tidak terjadi apapun, dia pergi dari dalam toilet dengan kepala menunduk. Dia memutar jalan melewati lift, menghindari orang-orang yang ada di lantai departemen rawat inap dan menuruni tangga turun ke bawah.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com