"Jangan kau pikir kau bisa menyembunyikan perasaan mu dengan mudah padaku." Daniel menegur Lucas di dalam kamarnya sambil mendecak kan lidahnya. Bukan tanpa alasan kalau siang itu dia marah pada sepupunya tersebut.
Ketika dia melihat gosip di televisi saat ini, dia tak sabar ingin menimpuk kepala Lucas dengan vas bunga di atas meja demi membuat sepupunya itu sadar akan konsekuensi yang sudah dia lakukan.
Lucas di sisi lain bersikap acuh tak acuh dan hanya menganggap omelan Daniel tak lebih dari obrolan tak penting. "Itu hanya foto biasa, tapi paparazi terlalu melebih-lebihkan." Tukas pria itu dengan tampang ketidakpedulian.
"Kau bilang itu hanya foto biasa?!" Daniel bertanya dengan tatapan tak percaya. Seandainya saja pria angkuh di depannya itu bukan saudaranya, dia mana mau di suruh menjadi cerewet seperti ini. Nyatanya, alasan dari kecerewetannya selalu di sebabkan oleh Lucas.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com