webnovel

Pelelangan

"Membatalkan pertunangan..?"

*sigh*

Zen berdiri diikuti oleh adiknya, lalu berkata: "Baguslah, dengan ini aku tidak perlu lagi khawatir tentang latihanku"

"Apa?!"

Sontak Ivy dan ayahnya, laki-laki kipas, dan ayah Zen terkejut.

"Hei cacat! Beraninya kamu bersikap begitu!?"

Zen berhenti lalu melihat ke belakang dengan tatapan penuh aura membunuh, Ivy dan si laki-laki kipas yang menatap balik dirinya serontak merinding.

Zen berkata: "Memangnya kenapa kalau aku bersikap seperti ini? Siapa kamu beraninya memerintah dan merendahkanku? Kamu tidak lain hanyalah tem- kenalan masa kecilku, tidak lebih"

*grin*

Ivy terus menggertakan giginya karena geram, namun tetap tidak bisa menyerang Zen karena aura membunuh yang sangat kuat.

Zen dan adiknya kembali berjalan masuk ke rumahnya meninggalkan mereka di halaman rumah, ayahnya mengejarnya setelah meminta maaf kepada ayah Ivy karena ketidaksopanan anaknya.

Ayah Ivy berjalan mendekati Ivy lalu bertanya: "Apa maksudnya dia berkata kamu akan mengganggu latihannya? Bukannya meridiannya sudah dilumpuhkan, dia sudah tidak bisa berkultivasi lagi"

"Aku juga tidak tahu ayah"

Si laki-laki kipas akhirnya angkat bicara, "Mungkin dia hanya menggertak saja, ayah mertua tidak perlu khawatir. Tapi, meskipun kalau itu benar, aku pasti akan membuatnya lumpuh lagi kalau ada kesempatan untuk bertarung dengannya"

Ayah Ivy melihat ke arah si laki-laki kipas untuk sekejap lalu berbalik dan meninggalkan kediaman Zen.

"Ayo kembali Ivy, Ivan"

"Baik ayah!", "Baik ayah mertua.."

....

"Nak tunggu!"

Zen menoleh ke belakang melihat ayahnya.

"Ada apa?"

Ayahnya berhenti sebentar untuk bernafas.

"Apa maksudmu dengan latihanmu? Apa kamu sudah bisa berkultivasi lagi?"

"Itu benar, meridianku sudah pulih, aku sudah bisa mulai latihan lagi sekarang"

Zen mengeluarkan energi qi-nya sebentar, ayahnya terkejut.

"Tahap awal lapisan ke-4?!"

Hanya dengan energi qi yang dikeluarkan sedikit oleh Zen, ayahnya langsung bisa tahu di tahap apa kultivasi Zen yang sekarang.

Ayahnya tersenyum lalu tertawa bahagia, dia mendekati Zen dan menepuk pundak anaknya.

"Hahaha ini baru anakku! Meskipun meridianmu baru pulih tapi kamu sudah mencapai lapisan ke-4 dari tahap awal!"

Mendengar keributan suara tawa suaminya, ibu Zen memeriksa apa yang sedang terjadi.

"Kai, ada apa? Sepertinya kamu terlihat sangat bahagia sekarang"

"Ah istriku, Risa. Kabar gembira, Zen sudah pulih, dia sudah bisa berkultivasi lagi sekarang!"

Ibu Zen, Risa, melihat ke Zen seakan menanyakan "Apakah itu benar?". Zen mengangguk sebagai responnya memberikan konfirmasi.

Dia langsung memeluk Zen dan Nina dengan penuh kasih sayang, dia berkata: "Syukurlah, kamu sudah pulih anakku Zen. Dan Nina, bersyukurlah karena kakakmu adalah seorang jenius, kalian berdua harus saling menjaga satu sama lain, mengerti?"

"Kami mengerti, bu"

Ayahnya hanya menatap mereka dengan lega. Setelah mereka berpelukan, ayah Zen memberikan sesuatu kepada Zen.

"Ambil ini"

"Apa ini?"

Sebuah kartu berlapis perak yang halus, berbentuk persegi panjang persis mirip kartu atm. Ayahnya memberikan kartu itu kepada Zen sambil berkata: "Ini adalah kartu yang berisi perak di dalamnya, ini persis seperti kantung untuk mengantongi perak dan emas tapi lebih simpel. Di dalam kartu ini berisi 2 juta perak, gunakanlah ini dan pergi ke pelelangan untuk membeli pil pengikat jiwa, jika masih ada sisa belilah barang yang kamu suka"

"2 Juta perak?! Itu banyak sekali, terima kasih ayah!"

Ayahnya tersenyum padanya, kemudian mengalihkan pandangannya ke adiknya.

"Nina, kamu temani kakakmu ke pelelangan ya"

"Mmm" Nina mengangguk.

"Oh, sebelum itu ada sesuatu yang aku ingin katakan dan harus kamu lakukan Zen"

"?" Zen bertanya-tanya dan kebingungan, ayahnya melihat Zen dengan sangat fokus sampai akhirnya memberikan jempol "Yosh! Kamu akan cocok!".

"Apa?"

Beberapa menit kemudian...

"Ayah, ini..."

Wajah Zen terlihat jengkel, dan juga wajahnya terlihat berbeda, wajahnya terlihat seperti...

"KENAPA AKU HARUS BERDANDAN SEPERTI SEORANG GADIS?!"

"Pfft, haha. Kakak sangat imut dan cantik, cocok haha"

Zen didandani menjadi terlihat seperti seorang gadis, sekarang penampilannya sebelas dua belas dengan adiknya Nina. Dengan hanya perbedaan dari tinggi badan, Zen lebih tinggi dari pada adiknya. Dengan gaya rambut bun tinggi dikepang dengan lapisan pada sisi rambut, dan bunga yang indah yang mirip dengan kembang sakura yang ditambahkan pada sanggul. Terlihat sekali mirip dengan putri dari negeri sakura.

"Anak laki-laki mama ternyata sangat cantik bila didandani ya, hihi"

"Hmm hmm, kamu benar istriku. Zen memang seorang yang sangat jenius, mungkin dia masih memiliki beberapa bakat lainnya hahahaha"

"Waaa... Ini pencemaran harga diri huu"

Semua orang tertawa terkecuali Zen.

"Ahem, ada alasan kenapa aku menyuruhmu berdandan seperti itu. Pertama, karena seluruh kerajaan tahu bahwa kamu adalah orang yang cacat, dan pasti pemilik pelelangan tidak akan mau menjual pil pengikat jiwa tingkat emas padamu. Dan kedua, umm alasan pribadi" ayahnya memalingkan wajahnya.

"Huff, sudahlah tidak apa. Aku juga tidak keberatan kalau ini untuk latihanku"

.....

Di jalan kota, kota kerajaan Awan Biru..

Zen dan adiknya sedang berjalan menuju ke tempat pelelangan, mereka mengenakan jubah hitam untuk menyembunyikan identitas mereka.

"Ehem.. Nina, bagaimana suaraku?"

Nina menoleh ke kakaknya, "Bagus, sekarang jadi mirip suara perempuan"

"(Heh.. Pil pengubah suara sungguh berguna. Tapi efeknya hanya bertahan 3 jam, dan juga tidak boleh mengkonsumsi pil ini lebih dari dua kali dalam sehari)"

Mereka sudah sampai di depan tempat pelelangan.

Di depan mereka berdiri sebuah bangunan besar dengan pintu yang terbuat dari emas, di pintu tersebut terukir kepala naga yang terbuat dari emas juga.

"Dua pelanggan terhormat, selamat datang di pelelangan Petir Hitam"

Begitu mereka melewati pintu masuknya, beberapa penjaga menyambut mereka.

Salah satu pelayan bertanya: "Selamat datang di pelelangan Petir Hitam kami, apa tuan ingin menggunakan ruangan VIP?"

"Ya, kami mau menggunakan salah satu ruangan VIP"

Si pelayan terkejut setelah mendengar suara Zen.

"Ma-maaf nyonya, kukira anda adalah laki-laki"

"Tidak apa"

"Kalau begitu mohon ikuti saya"

Si pelayan bergegas mengantarkan mereka ke ruangan VIP nomor 14.

Ruangan yang bersih dan nyaman, fasilitas yang komplit untuk ruangan VIP dan pelayanan yang baik.

Zen dan Nina duduk di kursi sambil menunggu untuk pelelangannya dimulai.

Beberapa menit kemudian...

"Hmm, selamat datang di pelelangan Petir Hitam kami! Kami akan segera memulai pelelangannya"

Di panggung pelelangan terdapat 2 orang yang satu laki-laki tinggi berpakaian serba hitam dengan topeng putih dan satu lagi gadia pendek berpakaian serba putih dengan topeng hitam. Dan yang tadi bicara adalah orang yang berpakaian serba hitam.

Dia melanjutkan: "Untuk yang pembukaan, kami akan mulai dengan Pedang Darah"

Para pelanggan mulai antusias setelah melihat Pedang Darah.

"Pedang Darah ini adalah salah satu dari 10 harta pusaka yang ditempa dengan mencampurkan darah phoenix oleh penempa legendaris, Izor. Konon di pedang ini terdapat arwah yang dapat memasuki si pengguna dan mengendalikan mereka untuk membunuh untuk darah sebagai makanan dari pedang ini"

Pelanggan mulai khawatir dan ragu-ragu setelah mengetahui tentang pedang itu, tapi si pelayan meneruskan: "Tapi jangan khawatir, tahun lalu. Pelelangan kami menyewa sang master untuk menyucikan pedang ini, dan sekarang pedang ini tidak akan membahayakan si pengguna"

Pelanggan mulai berantusias lagi untuk membeli pedang itu.

"Kami akan mulai dari harga lima ratus ribu silver"

"Lima ratus lima puluh ribu silver!"

"Enam ratus ribu silver!!"

Harga terus naik dari persaingan para pelanggan, sampai akhirnya mencapai harga satu juta lima ratus silver.

"Satu ketukan, apakah ada yang mau menawar lagi?"

"Dua ketukan!"

Saat pelelang akan mengetuk untuk ketiga kalinya, seseorang berteriak: "Dua juta silver!"

Para pelanggan terkejut dan langsung mencari asal suara itu berasal.

Itu berasal dari ruangan VIP nomor 3, disana adalah ruangan milik pangeran ketiga kerajaan Awan Biru.

"Ah itu pangeran ketiga.."

Pelanggan lain mulai mengeluh.

"Satu ketukan". "Dua ketukan, tidak ada yang mau menawar lagi?". "Tiga ketukan! Selamat untuk pangeran ketiga sudah memenangkan pelelangan Pedang Darah. Kami akan mengantarkan pedang ini ke ruangan anda"

"Selanjutnya adalah satu botol pil pengikat jiwa tingkat emas, satu botol berisi 5 pil di dalamnya. Pil ini dapat membantu proses kultivasi menjadi lebih cepat dua setengah kali lipat (2.5x)"

Woah!

Pelanggan sangat bersemangat untuk bersaing mendapatkan pil tersebut.

"Dua setengah kali lipat.. Itu setengahnya dari efek pil yang guru berikan padaku, hebat"

"Kakak, itu pil pengikat jiwa. Kakak harus dapatkan itu untuk perkembangan kultivasi kakak"

"Aku tahu"

Si pelelang gadis yang berpakaian serba putih melanjutkan: "Kami akan memulai dengan harga seratus ribu silver"

"Dua ratus ribu!"

"Dua ratus lima puluh ribu!"

"Empat ratus lima puluh ribu!"

"Tujuh ratus ribu!" penawaran ini membuat pelanggan lain berhenti menawar lebih tinggi lagi. Harga ini ditawar oleh Ivy, yang kebetulan juga ikut dalam pelelangan itu.

"Satu ketukan"

Zen melihat ke ruang VIP nomor 22 di seberangnya, melihat ke Ivy.

"Hmm, aku akan bermain denganmu"

"Dua ketukan"

"Ti-". "Delapan ratus ribu silver!" Teriak Zen.

"Huh?!" Ivy melihat ke ruangan VIP nomor 13 yang mana Zen dan adiknya menempati ruangan itu. "Gadis liar, beraninya dia bersaing denganku" Ivy menawar lagi, "Sembilan ratus ribu!"

"Satu juta seratus ribu"

"Huh siapa itu yang berani bersaing dengan tuan putri dari keluarga Dyamon?"

"Aku tidak tahu yang pasti dia mungkin seorang anak bangsawan juga"

"Bukan itu yang kukhawatirkan.. Aku khawatir orang yang bersaing dengan tuan putri Dyamon akan mendapat masalah besar"

"Oh kamu benar, keluarga Dyamon memiliki pengaruh yang besar di kerajaan kita"

"Gadis liar! Beraninya kamu bersaing denganku!" Ivy berteriak sangat keras.

"Oh gawat, tamat sudah riwayat gadis itu"

"Tunjukkan wajah dan sebutkan namamu, akan ku ingat kamu! Kamu pasti akan menyesal karena bersaing denganku"

Zen melepas tudung jubahnya yang menghalangi wajahnya.

"Namaku Angela, senang bertemu dengan anda nona Ivy dari keluarga Dyamon"

"Hmph!" Kau sudah tahu aku dari keluarga Dyamon dan tetap bersaing denganku, berani sekali! Lihat saja"

"Woah lihat gadis di ruang nomor 13 itu, dia sangat cantik"

"Woah, cantik sekali"

Bulu kuduk Zen tiba-tiba merinding.

"Uuuu, mendengar mereka mengatakan aku cantik membuatku merinding, aku harap ini akan segera selesai"

"Satu ketukan"

"Dua ketukan"

Ivy masih mau bersaing dengan Zen memperebutkan pil pengikat jiwa, tapi ayahnya menghentikannya.

"Tiga ketukan, selamat kepada nona Angela di kamar nomor 13. Kami akan mengantarkan barangnya ke kamar anda"

Zen mendapatkan pil pengikat jiwa dari pelelangan dengan harga satu juta seratus ribu silver. Sekarang sisa uangnya hanya sembila ratus ribu silver.

"Hanya tersisa sembilan ratus ribu, ini tidak akan cukup untuk barang istimewanya"

"Kakak benar, bagaimana kalau kita pulang sekarang?"

"Hmm"

Disaat Zen hendak bicara, ada suara yang bicara dalam pikirannya.

"『Jangan pergi dulu, aku merasakan aura yang sangat kuat dari kotak hitam besar itu』"

"『Oh, apa yang kamu rasakan guru?"』

"『Sesuatu seperti.. Hangat dan nyaman, sesuatu yang familiar.. Seekor bayi naga』"