"apa ada yang berubah dari kehidupanmu yang monoton itu?" Daisy penasaran, karena setiap pertemuan yang mereka lakukan pasti hanya kehidupan Chaewon yang tidak berubah.
Teralih dari percakapan mereka, Wendy tiba-tiba saja menyibak mantel Chaewon dan menunjuk-nujuk perutnya sambil berkata "apa kau sedang hamil?"
Semua mata tertuju pada perut Chaewon, mereka berseru kaget. Chaewon memberikan tanda menyuruh mereka untuk tenang, mereka melemparkan pandangan ke sekeliling kafe dengan tatapan minta maaf karena telah mengganggu ketenangan.
"kau benar-benar sedang hamil? Sejak kapan? Sudah berapa bulan?" selidik Daisy.
"3 jalan 4"
"itu sudah cukup lama, kenapa kau tidak memberitahu kami? Hal seperti ini harusnya kau bagikan bersama, siapa ayahnya? Kapan kau menikah?" Láticha turut memborbardirnya dengan pertanyaan.
"aku belum menikah.." jawab Chaewon dengan suara kecil karena ia merasa sedikit malu.
Mereka hanya memberikan tatapan simpati mendengar jawaban sahabat mereka itu, karena mereka tahu apa yang sesungguhnya Chaewon impi-impikan "lalu siapa ayah dari bayi ini?" Patricia angkat bicara.
"dia bos di tempatku bekerja" mereka semua membulatkan mata kaget dan menutup mulut mereka tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.
"kau tidak menceritakan kepada kami kalau kau pacaran dengan bosmu itu" ujar Wendy kecewa.
"aku tidak pacaran dengannya"
"lalu apa?" ujar mereka serempak
"jangan bilang one-night stand" timpal Láticha
"dulu kau bilang kau tidak ingin melakukan sex sampai kau menikah nanti, tapi lihatlah sekarang kau hamil sebelum pernikahan" Daisy mengeluarkan sarkasmenya.
"aku memang bilang seperti itu dan aku masih memegang teguh prinsip itu. Anak ini adalah hasil bayi tabung bukan sex"
Entah sudah kali keberapa mereka dibuat terkejut oleh Chaewon, hidupnya yang selalu monoton kini sangat menarik bagi sahabat-sahabatnya.
"tunggu..aku.." Daisy tidak bisa menyusun kata-kata yang teracak di otaknya, ia terlalu bingung dengan hal ini.
"ceritakan pada kami semuanya" pinta Patricia dan Chaewon pun memulai ceritanya dari awal.
"kenapa kau melakukannya?" sela Wendy
"ya, ada suatu waktu di mana aku menyesalinya tetapi aku benar-benar menyayangi anak ini"
"he even proposed to you" Daisy berujar, Chaewon tidak dapat membalas penyataan itu.
"apakah kau telah memberitahu orangtuamu?" Patricia terdengar khawatir, "belum..aku belum cukup berani memberitahu mereka"
"menurutku dia melakukan itu semua bukan karena hal aneh semacam mengidam, dia itu menyukaimu. Dia tidak suka saat orang lain mendekatimu, dia cemburu..demi neraka manapun Yoon Chaewon tolong pekalah" ujar Láticha.
"tenanglah Láticha, Chaewon itu masih baru dalam hal ini. Dia membutuhkan satu langkah dalam satu waktu" Patricia menenangkan
"aku tahu, tapi ini demi kebaikan dia juga pat. Sampai kapan ia terus menutup hatinya seperti ini"
"ticha benar pat. Yoon, bukalah hatimu sedikit saja..biarkan cinta itu menyelubungimu" Daisy menggenggam tangan Chaewon.
Wendy turut menyemangatinya dengan senyum dan berkata "cinta itu bukan teori, melainkan praktik. Jika kau bergantung pada teori maka kau tidak akan menemukannya karena teori tentang cinta itu berbeda-beda. Cinta itu subjektif, hanya orang yang merasakannya yang tahu. Bukalah hatimu, terimalah dia dan dirimu pun akan merasakan, pada saatnya nanti hatimu yang akan tahu."
.
Sama seperti rutinitas sebelumnya, setelah memanjakan wanita dengan materi Kyuhyun akan mendapat balasan berupa tubuh mereka. Setelah makan malam di restoran mewah, Kyuhyun membawa wanita itu ke hotel.
Masih dengan bibir yang bertaut satu sama lain, tangan-tangan mereka dengan cekatan membuka pakaian masing-masing. Tidak lupa Kyuhyun memasangkan protection pada kejantanannya, dia sangat hati-hati dalam hal ini. Dia tidak ingin tiba-tiba suatu saat nanti wanita-wanita yang ditidurinya akan muncul dan berkata bahwa mereka hamil anaknya.
Satu wanita hamil saja sudah membuatnya tarik urat, bahkan merasakan wanita itu seutuhnya saja belum pernah. Kyuhyun sangat menyayangkan fakta tersebut, yang bisa dia lakukan hanyalah membayangkan. Berapa banyak malam yang ia habiskan merasa tersiksa akibat mimpi basahnya bersama Chaewon.
Setelah siap dengan persiapannya, Kyuhyun menyusul wanita itu ke atas tempat tidur dan memulai sesi bercinta mereka. Kata bercinta rasanya tidak tepat untuk menggambarkan aktivitas mereka saat ini, karena Kyuhyun tidak melakukannya atas dasar cinta melainkan nafsu.
Sekuat apapun dirinya menyuruh pikirannya untuk melupakan Chaewon, bayang wajah wanita itu selalu muncul setiap kali Kyuhyun memejamkan mata. Mungkin perkataan bahwa semakin kau ingin melupakan maka semakin kuatlah ingatan itu, benar adanya.
Tak ingin berdebat terus dengan pikirannya dan tidak menikmati kegiatan yang seharusnya merupakan kegiatan ternikmat di dunia, akhirnya Kyuhyun memutuskan untuk membiarkan pikirannya berlari liar asal hasratnya terpenuhi.
~
Semenjak pertengkarannya dengan Kyuhyun beberapa waktu yang lalu, Chaewon tidak lagi pernah melihat sosok Kyuhyun di kantor atau apartementnya. Bahkan sudah hampir sebulan, Kyuhyun tidak lagi memanggilnya untuk ke ruangannya dan Chaewon bersyukur akan hal tersebut. Ia juga tidak mungkin akan terus tinggal di apartement milik Kyuhyun, ia telah menemukan tempat tinggal baru dan akan pindah beberapa hari lagi.
Tetapi Chaewon merasa tidak enak bila dia pergi begitu saja tanpa melihat Kyuhyun. Setidaknya dirinya ingin berterima kasih atas tempat tinggal yang diberikan Kyuhyun, walau itu semua ulah Kyuhyun, Kyuhyun yang mengusirnya dari tempat tinggalnya yang dulu.
Chaewon menghentikan goresan penanya, kepalanya terasa nyeri, ia pun menyandarkan punggungnya ke kursi sambil memejamkan mata, menahan rasa sakit yang dirasa. Matanya kembali terbuka dan melihat jam dinding menunjukkan pukul tiga kurang sepuluh menit. Chaewon bangkit dari duduknya menuju ruang rapat yang akan dimulai pada pukul tiga dengan kru keuangan.
"ketua Yoon kami ingin membuat featured mengenai Presdir" ujar Rex salah satu staff keuangan.
Chaewon mengerutkan dahinya.
"pamor Presdir tidak bisa terelakkan lagi, baru saja Presdir mendapat predikat sebagai The Most Eligible Bachelor. Dengan ini pasti akan ada peningkatan permintaan. Para wanita pasti ingin mengetahui profil Presdir, karena belum ada yang pernah memuatnya" lanjut Rex.
"akan ku pikirkan" Chaewon menghela nafas.
"kalau anda menolak ide ini maka akan sangat disayangkan sekali, kami harus memotong budget kalian"
"bagaimana bisa anda memutuskan untuk memotong budget kami?"
"karena sponsor kami yang memberikan syarat tersebut"
Chaewon memijat dahinya yang pening.