webnovel

I'm Deadly Serious

Chaewon membuka pintu saat mendapati seseorang mengetuknya.

"untukku?" tanya Chaewon dengan nada sedikit riang saat seseorang menyodorkan sebuket bunga anemone putih.

"tidak. Untuk ibumu" balas Kyuhyun menjahili.

Chaewon tersenyum tipis "terima kasih".

Chaewon mempersilahkan Kyuhyun masuk dan menggiringnya ke ruang tamu. Chaewon memperkenalkan Kyuhyun kepada kedua orang tuanya. Tidak lupa Kyuhyun juga memberikan bingkisan kepada ayah Chaewon. Mereka pun berterima kasih kepada Kyuhyun untuk bingkisannya dan juga karena telah membantu mereka saat di New York tempo hari.

"aku akan menaruh bunga ini di vas, sebentar" pamit Chaewon.

Setelah kepergian putrinya, Ayah Chaewon membuka percakapan "ada persoalan apa sehingga membuat anda datang ke sini?"

"maksud dari kedatangan saya ke sini untuk meminta izin untuk menikahi Yoon Chaewon"

Tampak raut terkejut dari kedua orangtua Chaewon saat mendengarnya "boleh kami tahu alasannya, mengapa?"

"sebenarnya saya adalah ayah biologis dari anak yang dikandung oleh Chaewon, tetapi tidak melalui hubungan fisik, melainkan melalui inseminasi buatan."

"tetapi mengapa baru sekarang? Bukankah seharusnya kalian menikah terlebih dahulu sebelum melakukannya"

"sebelumnya saya juga sempat meminta Chaewon untuk menikah tapi dia menolaknya"

Seluruh pasang mata di ruangan tersebut tertuju pada Chaewon saat dirinya memasuki ruangan. Chaewon duduk di samping Kyuhyun setelah menaruh cangkir-cangkir teh di meja.

"maaf sebelumnya, boleh saya bertanya. Apa yang membuat anda berfikir untuk melakukan inseminasi buatan? Anda ini tampan, kaya dan masih muda, pasti banyak wanita yang dengan senang hati menjadi pasangan anda dan melakukannya secara normal?" timpal ibu Chaewon.

Kyuhyun mengulas senyum palsunya "itu masalah personal"

"kenapa Chaewon menutupi fakta bahwa andalah ayah dari anak yang dikandungnya?"

Chaewon menjawab "aku berpikir kalau itu adalah haknya untuk berbicara langsung"

"tetapi tidak dibenarkan jika kau menyembunyikan fakta bahwa dialah ayahnya" omel Ayah Chaewon.

Chaewon hanya diam tak membalas omelan itu.

Ayah Chaewon pun bertanya kepada Kyuhyun "kapan kalian akan menikah?"

"secepatnya, sepulangnya kami ke New York saya berencana akan mendaftarkan pernikahan kami"

Chaewon memberikan pandangan minta penjelasannya kepada Kyuhyun.

"Do you love her?" Ibu Chaewon selalu tahu apa yang penting dalam obrolan ini.

"I will" Jawab Kyuhyun penuh percaya diri.

.

Cukup dengan percakapan serius kini mereka menikmati makan siang

"apakah anda akan bermalam di sini?" tanya sang ibu.

Kyuhyun melirik Chaewon sejenak, namun Chaewon masih fokus dengan makanannya.

"ya, aku berniat untuk menghabiskan malam tahun baru di sini dan kembali ke New York besoknya bersama Chaewon"

Chaewon memberikan tatapan sekilas pada Kyuhyun 'kau dan aku harus bicara setelah ini'.

"oh, sebaiknya aku mulai menyiapkan kamar untuk anda setelah ini. Anda bisa menggunakan kamar kakak Chaewon"

"tidak perlu, mom. Dia sudah memesan hotel" sergah Chaewon.

"tidak, aku bisa-" ucapan Kyuhyun terputus karena Chaweon tiba-tiba menyenggol kakinya.

Mereka bertukar tatap sesaat dan Kyuhyun pun tersenyum jahil "Aku bisa membatalkannya. Tidak baik menolak tawaran ibumu, bukan?"

Chaewon hanya melirik tajam ke arah Kyuhyun.

Setelah makan siang, Kyuhyun dan Chaewon pergi untuk berbelanja keperluan Kyuhyun. Seperti biasa, Chaewon memberikan Kyuhyun perlakuan dingin dan sekali lagi Kyuhyun yang memulai percakapan.

"kau marah?"

"untuk apa?"

"karena menggagalkan rencanamu"

Chaewon tak menjawab dan wajahnya masih terpaku keluar jendela mobil.

"lagipula, kenapa kau menentangku tidur di kamar kakakmu?"

"..."

"masih mengabaikanku?" Kyuhyun meraih tangan Chaewon dan menggenggamnya.

"mengingat perkataan ibumu mengenai apa yang membuatku berpikir untuk melakukan inseminasi buatan, bukankah banyak wanita yang dengan senang hati menawarkan tubuh mereka padaku? Aku juga bisa melakukannya secara normal. Seandainya aku mengikuti jalan pikir mereka, apa aku bisa tetap berakhir denganmu?"

Chaewon mengalihkan pandangannya dari pemandangan hamparan salju di luar sana dan memandang Kyuhyun "kita sudah sampai" ucapnya menghancurkan momen romantis yang coba dibangun oleh Kyuhyun.

Chaewon menarik tangannya dari genggaman Kyuhyun dan keluar terlebih dahulu lalu diikuti oleh Kyuhyun. Sekali lagi Kyuhyun menggenggam tangan Chaewon yang bebas itu dan merunduk untuk berbisik "kau tidak romantis"

Chaewon menangkup wajah Kyuhyun yang telah menjauh dari telinganya dan kembali mendekatkan wajah itu untuk kembali berbisik "aku tahu"

Setiap perlakuan tak terduga Chaewon terhadapnya selalu dapat membuatnya membatu untuk beberapa detik, dan dalam hitungan detik itu detak jantungnya juga menjadi dua kali lebih cepat. Chaewon tersenyum meremehkan mendapati reaksi itu "ayo"

.

"Pemilik mall ini adalah pria yang dikenalkan oleh ayahku pada makan malam kemarin. Jika dia melihat kau dan diriku seperti ini sekiranya apa yang akan ia pikirkan?" ucap Chaewon sambil melihat tangan mereka yang bergandengan.

"ah! Ya. Kau belum menceritakan tentang malam itu"

"kita makan seperti biasa, perkenalan satu sama lain dan kurasa aku tertarik. He's such a gentlemen"

Kyuhyun terhenti.

"aku tidak akan membiarkanmu menjadi milik orang lain. Aku tidak akan menyerahkanmu kepada siapapun. Aku tidak akan rela bila kau menjadi milik orang lain, kau hanya boleh menjadi milikku seorang dan akupun akan menjadi milikmu seorang" walau kalimat itu sepenuhnya menggambarkan keegoisan Kyuhyun, tapi tidak dipungkiri bahwa hati Chaewon sedikit tergerak karenanya.

"ucapan egois macam apa itu" ejeknya meninggalkan Kyuhyun.

Kyuhyun menyusul Chaewon, menahan lengannya sehingga langkah mereka kembali terhenti "I'm deadly serious" ucapnya dengan tatapan yang benar-benar serius dan menginginkan jawaban yang setimpal.

Chaewon menatap dalam ke mata coklat milik Kyuhyun, mencari secercah keraguan atas kalimatnya. Namun dia tidak menemukannya "fine" jawabnya setengah hati.

"tatap mataku dan jawablah dengan serius. Apa kau berjanji akan menjadi milikku seorang?"

"aku tidak bisa memberimu jawaban pasti. Buatlah aku jatuh cinta padamu, dan pada saat itu maka aku akan memberimu jawabannya"