" hey hey , orang itu keknya menarik deh " ujar bocah cewe yang menggunakan pakaian badut
" Iya betul tuh , orang itu sangat lah menarik , dari cara bertarung nya dengan pistol nya , sangat expert , wahh aku tertarik untuk mencoba menyiksanya! Wuahahaha!!" Ucap pria yang berdiri membungkuk dan menggunakan pakaian badut
" Hey hey kalian ini berisik kita fokus terlebih dahulu untuk menangkap dia , setelah selesai baru kita bisa menyiksanya betul tidak , ketua~ m? " Tegas wanita yang terlihat seperti kakak kakak yang cantik dan mature
" Ehhhh?.....kalian ini , haaah baiklah baiklah semuanya bersemangat nih dengan target kita kali ini , baiklah bagus ,kita ikuti dia setelah menangkapnya ...tahan nafsu kalian , bila gagal kalian tau kan apa yang terjadi dengan kita " jawab ketua itu yang jongkok melihat raphael berjalan menuju gerbang keluar
" Baiklah kami tau kok ketua , kami tak akan mengecewakan mu kok hihihi " jawab bocah cewe itu
" Ya , ya lagi pula kalo kita gagal bakal mati sih dan itu , itu , itu tuh menarik tau hahaha " ucap pria yang punya gaya berdiri yang aneh
" Cut it out guys , mari kita bergerak sesuai objektif dan perintah ketua " tegur wanita dewasa itu
The jokers pun bergerak dan mulai mengikuti kemana raphael pergi , karena tujuan mereka adalah menangkapnya di sebuah tempat yang bernama scrapyard yang kebetulan itu adalah tujuan selanjutnya raphael untuk menyelesaikan misi nya yaitu mengambil communicator dari squad yang hilang bila mati , atau membawa squad yang hilang itu untuk kembali pulang ke reverse di community city atau land of community , sementara raphael melanjutkan misi nya , plague dan jeanne membantu mba siti untuk mendata resource yang tersisa.
" Haah ini dia box yang mba minta " ucap jeanne
" Baik terimakasih , untuk box ini taruh disini saja , jeanne kamu tolong plague gih kasian dia menghitung barang barang nya sendirian , soal angkat angkat biar rizal yang urus " ujar mba siti yang sedang mendata resource lewat tablet yang ia pegang
" Baik mba " jeanne pun pergi menuju plague berada
Plague sedang menghitung makanan , peluru , dan juga obat obatan serta memilah milah nya agar tahu mana yang layak pakai atau makan supaya tidak ada yang keracunan bahkan terkena radiasi , jeanne pun datang menghampiri plague dan menyapa nya serta hendak membantu nya
" Yang ini , lalu ini hmm kayanya ada yang kurang " plague sedang memasukan masukan makanan kaleng yang layak makan
" Ini kamu lupa satu " jeanne pun membawa makanan kaleng yang ada di lantai lalu menaruhnya di box
" makasih jeanne , aku gak sadar kalo yang satu lagi ada di bawah " ucap plague
" Sama sama " balas jeanne
" Oh ya kamu kesini ada apa ? Bukannya kamu membantu angkat angkat box resource ? " Tanya plague
" Ah iya , aku cuma pengen bantuin aja " balas jeanne
" Baiklah kalo kamu pengen bantuin , aku urus soal obat, kamu soal makanan aja karena yang tersisa hanya obat dan makanan , peluru udah di urus sama rizal tadi " ucap plague
" Okay " jeanne pun memulai membantu plague
Jeanne pun mulai membantu bantu olague yang untuk menghitung dan memasukan makanan yang ada di lantai untuk di masukin ke box , disaat menghitung dan memasukan makanan ke dalam box jeanne teringat sesuatu .
" Hmm , hey profesor kamu ada merasa yang janggal atau gimana gitu? " Tanya jeanne
" Hmm , soal apa makanannya atau ... " Jawab plague
" bukan ini mengenai raphael , aku gak melihat dia dimana pun bahkan di area luar serta lorong gedung , kemana ya dia? " Tanya jeanne
" Ah Raphael , dia sedang mempunyai urusan di wasteland , katanya dia ingin mencari informasi mengenai sesuatu , aku dengar itu di saat ia mengambil peluru untuk pistol nya " jawab rizal
" Jadi begitu , dia ternyata sedang melakukan raids , tapi tah kenapa aku merasa agak khawatir dengan dia " ujar jeanne
" Ah tenang aja kok , kamu kan temen dia udah deket dan temenan lama malah kamu tau kan dia orangnya kek gimana " rizal menanggapi perasaan khawatir jeanne itu dengan biasa aja
" Aku tau dia mahir dalam menggunakan senjata jarak dekat terutama pistol tapi ..." Jeanne sangat percaya bahwa ke khawatiran nya adalah sebuah tanda tanda bahwa raphael akan terkena sebuah masalah yang bisa saja itu membunuh raphael
" Jika kekhawatiran mu membuat dirimu sangat lah panik dan tidak tenang hati , gimana kalau kita pergi menghampiri raphael berada , dengan begitu perasaan mu pasti akan lega " plague pun memberi saran untuk pergi dan menghampiri raphael
" Ide bagus! " ujar jeanne
" Hadeh , baiklah kalau begitu hey mba gimana nih? Harus kah aku katakan ke ketua? " Tanya rizal
" Gak papa , ketua pasti paham kok udah bilang aja " jawab mba siti
" Baiklah mba " rizal pun pergi menuju pak kazuma
Seperti biasa disaat rizal hendak menghampiri pak ketua kazuma , dia selalu merokok sembari membaca buku buku yang selamat dari kiamat virus , dab rizal pun mengatakan mengenai perasaan Jeanne
" Uh anu , pak " Rizal cukup ragu untuk mengatakan permintaan jeanne
" Ada apa zal? " Tanya pak ketua
" Anu , itu jeanne dia merasa khawatir dan juga dia punya feeling kalau raphael akan terkena sebuah masalah yang membuat nyawa nya terancam " ucap rizal
" Gitu , oh ok ok , baiklah kalau begitu saya biarkan mereka pergi ke wasteland " pak ketua setuju dan mengizinkan
" Eh?! , Yang bener pak? " Rizal pun kaget dengan keputusan pak ketua
" Bener , lagipula persahabatan yang cukup erat pasti memiliki perasaan yang kuat juga , biarkan mereka berdua pergi " ujar pak ketua
" Baiklah , kalau begitu saya sampaikan " rizal pun kembali ke gudang
" Kalian di izinkan tuh! , Kalian berdua boleh pergi ke wasteland " teriak rizal
" Syukurlah , ayo plague ! " Ujar jeanne
" Tenang tenang, tak usah buru buru , kita ke kamar dulu untuk mempersiapkan barang barang yang harus kita bawa " ucap plague
" Kamu gak perlu mengambil barang barang mu , aku akan mengambilkan senjata dan juga medkit dan obat obatan lainnya untuk kalian " rizal dengan sedia menyediakan senjata bagi mereka berdua
.
.
.
.
.
-bersambung-