Plague masih berbaring , dan menatap langit langit masih memikirkan mimpi yang ia lihat , sementara jeanne terdiam di samping pintu nya kamar plague , tanpa tidak disadari , jeanne telah melihat muka plague dan saking plague galau serta kebingungan ia lupa bahwa di saat dia tidur dia tidak mengenakan topengnya
" .....sebentar , Plague tidak pakai topeng?! " Jeanne kaget karena menyadari bahwa pada saat berbincang di kamar plague ia tak mengenakan topeng sama sekali
" Haaah , cerobohnya aku , membiarkan identitas ku sendiri terkuak " plague pun menyadari juga bahwa ia tak mengenakan topengnya saat berbincang dengan jeanne
Sementara itu , raphael yang baru pulang dari raids solo nya dikarena kan ada beberapa permintaan dan misi yang di berikan oleh ketua , seperti penyelidikan mengenai black beast dan group revers dari nomads serta mencari water complexes atau alat untuk mensterilkan air supaya bersih dan sehat untuk di minum , raphael pulang hanya untuk mengambil peluru dan melanjutkan perjalanannya karena ada beberapa hal yang harus dia selesaikan
" .....hey rizal , aku ingin 100 peluru pistol , aku masih ada misi dan beberapa hal yang harus ku selesaikan " raphael meminta peluru dari rizal di tempat arsenal atau tempat menyimpan senjata dan resource raids dan peralatan raids untuk raids selanjutnya
" Siap , peluru buat senjata apa ni man? " Tanya rizal
" Buat senjata g2 combat kaliber 9 mm , senjata buatan negara mu zal " ujar raphael
" Ohh senjata yang di produksi oleh kampung ku , ok ok bentar kayanya kita ada deh kaliber 9 mm " Rizal mencari peluru yang di inginkan oleh raphael di locker
" Ah ini dia , peluru nya .....oh ya , tumben sekali kau melakukan raids sendirian raph , biasanya bareng doi " rizal memberi peluru yang di inginkan oleh raphael , rizal kepo kenapa kok raphael kali ini raids sendirian
" Aku , punya urusan yang harus ku selesaikan , aku tidak bisa memberi tahu mu , maaf zal " raphael tidak ingin menjawab pertanyaan rizal
" Ok ok , santai aja , btw hati hati lur awas mati ya , diluar sana banyak mutant dan faust " ucap rizal
" Tenang zal , aku gak akan mati semudah itu , baiklah aku pamit dulu dah bro " raph pun pergi kembali menuju wasteland
Disaat raphael pergi menuju gerbang , raphael melihat jeanne berjalan menuju arah kamar plague seakan plague memanggil nya , yang tentu itu membuat raphael kepo , kenapa jeanne masuk kamarnya plague , raphael pun pergi ke lantai atas untuk melihat apa yang dilakukan oleh jeanne , takutnya ngapain kan? Bahaya bisa bisa brojol tuyu- eh , engga engga .....ok lanjut story , disaat raphael mau menghampiri kamar plague , tiba tiba ketua memanggil raphael
" Oy !! , Raphael kemari lah " ujar ketua
" Ah iya pak ketua " Raphael pun turun dan tidak jadi untuk menguping apa sih yang jeanne lakukan di kamar plague
Sementara itu , jeanne dan plague sedang berbincang dengan hawa yang cukup canggung karena mereka berdua tanpa sadar melakukan hal ceroboh , lebih tepatnya Plague lah yang ceroboh karena membiarkan mukanya terlihat oleh jeanne
" Jadi ....uh , kamu melihat muka ku, jeanne? " Tanya plague
" I- iya , aku melihat nya " ujar jeanne
" Hah baiklah , bila begitu aku tidak perlu memakai topeng lagi bila berbincang berdua dengan mu di kamar ku " plague pun membuka topengnya
" H-he hey , kok di buka topengnya jangan dong ini terlalu terbur- " jeanne pun memotong perkataan nya karena cukup terpukau dengan muka nya plague , muka yang cukup tampan
" Jadi bagaimana ? " Tanya plague
" Uh ....., Kamu ....lumayan cakep " dengan malu jeanne memuji plague
" Haaah , cerobohnya aku membiarkan muka ku terekspos semudah itu , aku sebagai anggota sekaligus generasi terakhir dari dr plague tidak boleh menunjukkan identitas muka kepada publik dengan mudah , karena kesalahan ku sendiri , terpaksa aku harus memperlihatkan nya , aku tau ini cukup terburu buru , tapi ya mau bagaimana lagi .... Sudah terlanjur toh di jaman ini gak ada hp dan kamera muka ku akan selalu tertutup dan menjadi rahasia publik " ucap plague dengan panjang lebar mengenai kecerobohannya dll
" ..... Jadi seperti ini toh muka mu , seperti anak muda lainnya umur berapa plague? " Jeanne melihat muka plague dan menanyakan berapa umurnya
" Umur ku 24 tahun " ucap plague
" Wow , cukup muda satu tahun lagi kamu mencapai umur yang pas untuk menikah yaitu 25 tahun " jeanne cukup kaget dengan umurnya Plague yang ternyata masih 24 gak tua amat sih dan gak terlalu muda juga , lebih tepatnya dewasa
" Aku tidak punya standar khusus untuk umur yang layak nikah , aku akan nikah maupun tidak nikah sesuai keinginan ku " ujar plague
" Iya aku setuju sih , mau umur berapa pun 25 , 35 ataupun 40 tahun itu biasa aja dan normal , bahkan bagus " ujar jeanne
" Ya , psikologi , kesiapan , dan hal lainnya itu di perlukan , bukan hanya nafsu seksual saja yang di dahulukan namun kewajiban dan tanggung jawab " ucap plague
" Yep aku setuju soal itu , oh ya aku belum kasih tau umur ku berapa , umur ku 25 tahun , kita beda satu tahun " jeanne pun memberi tahu umurnya
" Ah begitu lalu , bagaimana dengan umur nya raphael? " Tanya plague
" Umur nya raphael hmmm , dia berumur ...kalo gak salah sih ..... 27 tahun , dua tahun lebih tua dari ku " Jeanne memberi tahu umurnya Raphael dan ternyata umurnya raphael adalah 27 tahun
" Ah begitu , lalu kamu lahir dimana jeanne? " Tanya plague
" Aku , hmmm aku lahir di jakarta , ibu kota dari indonesia , meskipun namaku adalah nama orang luar negri tapi aku adalah orang indonesia , negara dengan penuh kelucuan " jeanne pun menyebut kan dimana ia lahir
" Dan , kamu prof kamu lahir di mana? Apakah di eropa? Atau di negara mana? " Tanya jeanne
" Aku .....tidak ingat sama sekali , namun menurut kakak ku aku adalah orang yang dilahirkan di eropa " ujar plague
" Jadi begitu , bagaimana kamu kok bisa lupa dimana kamu di lahiri ? " Tanya jeanne
" Aku , .....pun tidak tau , aku hanya ingat sedang berjalan di jalan yang sepi berkabut panjang dan tiap meter dari jalan itu ada tiang lampu , menerangi setiap langkah kaki di hujan yang cukup deras , dan pada akhirnya munculah kakak ku menjemput ku dan mengantar ku ke laboratorium , dimana aku tinggal , dan tumbuh menjadi profesor plague " plague mengatakan bahwa ia tak ingat dan menjelaskan bagaimana ia mendapatkan nama profesor plague
" Lalu , nama asli kamu apa ? " Tanya jeanne
" Aku , tidak punya nama asli , kakak ku menamai ku plague sesuai nama dari dr plague , karena ia kebingungan mau memberikan nama ku apa , akhirnya ia memberikan nama plague , plague berarti wabah , aku tanya mengapa nama ku plague , kakakku bilang kamu ini suatu saat pasti menjadi sebuah wabah , wabah yang menyelamatkan orang orang , berjuang sendiri dengan image yang menakutkan orang menyebutmu sebagai the grim reaper tapi kamu ini adalah the savior, sang penyelamat umat manusia , itulah yang ia ucapkan , cukup gak logis sih perkataannya karena di dunia ini tidak ada yang namanya wabah baik , yang ada adalah wabah yang berbahaya " plague pun menjelaskan asal usul dan apa sih nama asli dari plague
" Jadi begitu , iya betul sih kalau wabah itu tidak ada yang baik ,wabah hanya menyebabkan banyak nya kematian dan catastrophe " ujar jeanne
" Oh ya , kamu punya momen seru mu dengan kakak mu ? " Tanya jeanne
" Ah iya aku punya , baiklah ku ceritakan ya , setelah aku kamu ceritakan momen seru dan menarik mu dengan adik mu jeanne " ucap plague
Plague dan Jeanne pun berbincang dengan seru dan asik , chemistry pun telah terbangun di antara kedua orang itu sehingga membuat mereka berdua menjadi cukup dekat , dan kembali berteman serta jeanne pun memaafkan tragedi yang terjadi beberapa hari atau minggu lalu , mereka pun menghabiskan waktu dengan berbincang mengenai hal hal menyenangkan , hobi dan lain lain , tak kenal maka tak sayang kalau ingin sayang maka kenalan lah , dan berbincang , waktu telah berlalu hingga waktu menunjukkan jam 4 sore mereka puas tertawa dan berbagi cerita , dan jeanne pun harus pergi dari kamar plague karena ia harus pergi mandi karena sudah sore
" Seru sekali hari ini , aku bisa mengetahui lebih dekat lagi mengenai dirimu , aku ingin banget tau beberapa hal yang kamu miliki dan menjadi deket dengan kamu , ternyata kamu tidak buruk juga profesor plague , hehehe" jeanne masih ingin tau lebih dekat mengenai plague karena ia tertarik dengan plague
" Jadi kamu menyukai ku ,begitu? Hmmm hmm " ujar plague
" Eh ?! Eh?!! , Engga engga gitu, sebagai teman kan kita harus mengetahui seperti apa teman kita , dengan ini aku bisa tahu kalau kamu itu seperti apa " ujar jeanne
" Iya iya , tapi meskipun begitu , ada beberapa rahasia yang gak bisa di beri tahu dengan begitu saja , aku tak mau memberi tahu beberapa hal , agar pertemanan kita tetap erat " ucap plague
" Ah iya ada benarnya juga , ....ah sudah jam 4 sore , aku pergi dulu ya plague , sampai jumpa nanti ! " Jeanne pun pergi dari kamar plague
" ...hmm , sepertinya aku harus pergi mandi juga " plague pun pergi menuju kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya
Sementara itu raphael di wasteland , sedang mengurusi urusan nya dengan grup revers , dan juga group adventure yang mencari tempat untuk mereka singgahi atau tinggali , karena revers musuh mereka atau saingan mereka menjadi penghalang tujuan mereka , tapi di sisi lain raphael memiliki urusan lain yaitu , menemukan communicator teman lamanya , lalu mencari bunker Zx-97 dimana di bunker terdapat sebuah informasi mengenai , keberadaan orang tua nya raphael , tapi meskipun begitu raphael cukup sedih dengan kematian teman lamanya , yang sangat dekat dengan nya bahkan dia anggap dia sebagai kakaknya atau brother , tapi orang tuanya sangatlah penting , karena di saat umur nya raphael 24 tahun , Ia terpisah dengan kedua orang tua nya beserta adiknya , akibat The Slavers dan Brainiacs itulah mengapa dia mencari bunkers itu , karena , bunker itu adalah bekas markas dari the slavers sebelum di sekarang di biarkan begitu saja , dengan perjalanannya ia mencari jawaban mengenai pertanyaan yang ia tanyakan selama 3 tahun ini ,yaitu
" apakah orang tuaku , masih ada? atau tiada? " Dan jawaban itu akan ia temukan di bunker itu , dan sepertinya ada hal yang menarik yang akan di kuak oleh Plague , Jeanne dan juga Raphael.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
-bersambung-